TRIBUNHEALTH.COM - Bleaching gigi merupakan proses pemutihan gigi secara kimiawi.
Meskipun bleaching juga dapat dilakukan di rumah, tetap saja harus dengan pengawasan dokter gigi.
Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati menerangkan jika ada salah satu risiko yang bisa dialami akibat bleaching gigi, yaitu terjadinya erosi.
Menurutnya, material keras gigi bisa mengalami kerusakan.
"Alih-alih memberikan perubahan perbaikan secara estetik yang terjadi malah kerusakan dan akhirnya harus menggunakan veneer," terang Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.
Baca juga: Serangan Jantung adalah Nyeri Dada Mendadak ketika Seseorang Sedang Tidak Melakukan Apapun
Baca juga: Berapa Minggu Sekali Ibu Hamil Dianjurkan Melakukan Kontrol Kehamilan? dr. Hafi Nurinasari Menjawab
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Sapa Dokter edisi 19 Agustus 2022.
Biasanya perawatan veneer memerlukan biaya yang lebih tinggi dibanding perawatan bleaching gigi atau pemutihan gigi.
"Saya pernah membuat satu patokan terkait pasta gigi, saya menyarankan jangan sampai di dalam pasta gigi itu ada tulisan kandungan ingredients material pemutih gigi," jelas Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.
"Itu sebetulnya begini, target penyikatan gigi itu sebenarnya bukan membuat gigi yang asli menjadi lebih putih dari normalnya bukan. Tetapi membersihkan dan menyehatkan," tutur Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.
"Artinya, kalau yang dimaksudkan oleh produsen tadi adalah memutihkan dalam konotasi membersihkan boleh-boleh saja," imbuh Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.
Baca juga: Berikut Masalah Utama yang Mungkin Dihadapi dalam Persalinan Prematur Menurut dr. Hafi Nurinasari
Baca juga: Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Benarkan Persalinan Prematur Bisa Disebabkan Faktor Genetik
Akan tetapi jika yang dilakukan adalah upaya whitening atau bleaching, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati tidak sependapat dengan hal ini.
Hal ini karena apabila dilakukan tanpa pengawasan dokter gigi maka bisa memicu kejadian erosi.
Bukannya membersihkan gigi, namun justru merusak material jaringan keras gigi.
Bahkan pasta gigi yang mengandung material abrasi terlalu tinggi tidak dianjurkan untuk digunakan.
Termasuk pemakaian sikat gigi yang terlalu keras dan menggosok gigi yang terlalu keras, sangat tidak direkomendasikan oleh dokter gigi.
"Sama dengan pemakaian material bleaching maupun whitening," timpal Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.
Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati mengatakan jika material hidrogen peroksida dan karbamid peroksida ada di dalam pasta gigi, sebaiknya tidak digunakan setiap hari.
Baca juga: Usia Anak Sudah Mendapatkan Vaksin Hepatitis Apakah Masih Berpotensi Mengalami Hepatitis?
Baca juga: dr. Bayushi Eka Putra, Sp.JP., FIHA Tegaskan jika Bantuan Hidup Dasar Sangat Penting Dipelajari
Apalagi jika konsentrasi yang terkandung tinggi maka harus dengan pengawasan dokter gigi.
Berdasarkan penuturan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati idealnya di dalam pasta gigi tidak mengandung material hidrogen peroksida dan karbamid peroksida.
Baca juga: Apa Penyebab Mata Masih Terlihat Kuning pada Pasien dengan Riwayat Hepatitis A?
Penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Sapa Dokter edisi 19 Agustus 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.