TRIBUNHEALTH.COM - Pemasangan implan gigi bertujuan untuk memperbaiki fungsi bicara dan fungsi estetika.
Bahan dari implan berfungsi sebagai pengganti akar, di mana akar ini sebagai pendukung gigi tiruan di atasnya.
Secara kegunaan, antara implan gigi dan gigi tiruan ialah sama yakni menggantikan gigi yang hilang.
Pada implan gigi, apakah ada macam-macam bahan yang digunakan?
drg. Hendra Nur menyampaikan, secara klasifikasi implan bisa dibagi menjadi 3 garis besar :
- Tergantung dari bahan implan
Bahan implan ada yang dari titanium, ceramic, dan komposit.
Baca juga: drg. Hendra Nur Sp.Pros Paparkan Prosedur Pemasangan Implan Gigi
- Tergantung dari pemasangan
Pemasangan implan ada yang dimasukkan ke dalam tulang, di atas tulang dan ada yang menembus tulang.
- Tergantung jenis perawatan
Di atas implan bisa dipasangkan gigi tiruan permanen ataupun gigi tiruan yang dilepas.
Pada gigi tiruan permanen, bisa saja jaketnya dipilih dari bahan PFM (porcelain fused to metal), zirconia, ceramic.
Semua jaket dari implan gigi bagus, pasien bisa menggunakan PFM atau zirconia ataupun ceramic tidak masalah.
Baca juga: Kondisi Apa Saja yang Dianjurkan untuk Melakukan Pemasangan Implan Gigi?
Yang penting kemampuan pasien dari segi biaya dan untuk ketahanan tergantung dari pasien dalam pemeliharaan.
Tahan lama atau tidaknya jenis mahkota gigi tergantung pasien, bukan dari jenis bahan yang digunakan.
drg. Hendra Nur menyampaikan bahwa implan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni :
- Ketebalan tulang atau kesehatan tulang penyangga
Apabila ketebalan dan kesehatan tulang buruk, maka bisa terjadi kemungkinan implan lepas ataupun peradangan.
- Skill dokter
- Bahan yang digunakan
Baca juga: Mana yang Lebih Baik Antara Implan Gigi dan Gigi Tiruan? Berikut Ulasan drg. Hendra Nur Sp.Pros
Apakah bahan yang digunakan bisa diterima oleh tubuh dan cepat terjadi integrasi memang harus dipikirkan oleh dokter.
- Kemampuan pasien untuk menjaga kebersihan mulut, terutama bagian implan gigi.
drg. Hendra Nur mengatakan, di beberapa literatur implan bisa bertahan hingga 15 tahun.
Tentu saja tidak bisa dibandingkan satu dengan yang lain, apabila pasien yang ditangani ternyata tidak bisa menjaga kebersihan mulut hingga akhirnya terjadi peradangan.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan drg. Hendra Nur, Sp.Pros. Seorang dokter gigi spesialis prostodonsia dari RSAU dr. Siswanto Lanud Adi Soemarmo.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)