TRIBUNHEALTH.COM - dr. Indra Marki, Sp.PD-KGEH menjelaskan cara mendeteksi penyakit batu empedu.
Menurut pemaparannya, cara teraman untuk mendeteksi penyakit batu empedu ialah menggunakan ultrasonografi (USG).
Meski dikatakan sebagai alat deteksi paling aman, namun pemeriksaan USG ini hanya memiliki tingkat keefektifitasan berkisar 40 persen.
Baca juga: Sumbatan Empedu Bisa Menyebabkan Organ Pankreas Mengalami Peradangan, Begini Kata dr. Hasan
Bahkan terkadang jika ukuran batunya terlalu kecil, maka tidak dapat terdeteksi oleh USG ini.
Namun tak perlu risau, ada pemeriksaan lain yang menghasilkan hasil lebih jelas. Adalah pemeriksaan CT Scan.
Sementara untuk melihat kondisi di saluran empedu dapat dilakukan dengan MRI (Magnetic resonance imaging).

"Terkadang CT Scan juga bisa, tetapi besar posisinya agak sulit," tambah Indra dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
Jenis Batu Empedu
Penyakit batu empedu memiliki dua jenis yakni batu kolesterol dan batu pigmen.
Baca juga: Kolesterol yang Tinggi Bisa Mengendap Menjadi Batu Empedu, Berikut Beberapa Faktor yang Memengaruhi
Sekitar 80 sampai 90 persen kasus batu empedu, terjadi diakibatkan oleh batu kolesterol.
Penyakit batu empedu jenis batu kolesterol cenderung disebabkan oleh beragam faktor risiko.
Di antaranya:

- Makan berlemak secara berlebihan
- Kegemukan
- Berusia lebih dari 40 tahun
Baca juga: Selain Berbadan Gemuk, Kolesterol Tinggi Juga Bisa Terjadi pada Seseorang yang Berbadan Kurus
- Perempuan.
Sementara pada batu pigmen, lebih dipengaruhi oleh faktor infeksi, seperti anemia hemolitik.
Gejala
Gejala yang paling umum dijumpai pada penyakit batu empedu, berada di bawah rusuk kanan atas terasa melilit atau nyeri (hilang timbul) dan menjalar ke punggung.

Gejala ini bisa timbul apabila telah terjadi sumbatan di kantung empedu.
Jika tidak, sebenarnya sebanyak 80 persen kasus penyakit batu empedu tidak menunjukkan gejala.
Baca juga: Apakah Batu Empedu Bisa Terjadi karena Faktor Genetik? Simak Penjelasan Dokter Berikut
Penjelasan dr. Indra Marki, Sp.PD-KGEH ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
(Tribunhealth/Ranum Kumala Dewi)