lihat foto
TRIBUNHEALTH.COM - Seseorang yang mengidap diabetes pada tahap awal biasanya akan mengeluhkan gejala sakit kepala, badan lesu, dan tidak bertenaga.
Terdapat dua faktor penyebab gejala-gejala ini, yakni kadar gula darah yang terlalu tinggi atau kadar gula darah yang terlalu rendah.
Menurut pemaparan dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM) sejak pandemi Covid-19 banyak usia 20-30 tahun an mendatangi klinik yang mengeluhkan banyak melakukan aktivitas di depan laptop dan jarang melakukan olahraga atau aktivitas di luar rumah.
Pernyataan ini disampaikan oleh dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM) yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Jogja Official program Bincang Kesehatan edisi 15 November 2022.
Baca juga: Salah Satu Dampak Bahaya Asap Rokok adalah Menyebabkan Seseorang Mengalami Bronkitis
Baca juga: Rupanya Banyak Hal yang Bisa Menyebabkan Terjadinya Sariawan, Bahkan Bisa Disebabkan oleh Virus
Selain itu, akibat terlalu banyak di rumah menyebabkan beberapa orang sering mengonsumsi makanan yang dipesan melalui aplikasi.
Akibat kebiasaan ini, ternyata menyebabkan berat badannya menjadi naik tak terkecuali lingkar pinggangnya.
"Kalau teman-teman tidak punya timbangan, jangan salah. Gampang lihatnya untuk melihat faktor risiko kita itu pakai lingkar perut," terang dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM).
"Jadi beli aja meteran kaya meteran di mesin jahit itu kan murah cuman seribu itu kita ukur dua jari diatas pusar itu boleh," jelas dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM).
"Kalau teman-teman pada wanita lebih dari 80 cm itu udah harus warning. Itu usia dewasa," sambung dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM) dalam tayangan Bincang Kesehatan (15/11/2022).
"18 tahun keatas lebih dari 80 cm pada wanita, lebih dari 80 cm itu lebih waspada," tutur dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM).
Baca juga: Inilah Beberapa Dampak yang Bisa Terjadi Jika Menghirup Asap Rokok, Salah Satunya Kanker Paru-paru
Baca juga: Faktor Hormonal Menjadi Salah Satu Dugaan Penyebab Seseorang Mengalami Sariawan
"Kalau pada pria itu lebih dari 90 cm. Jadi kalau teman-teman sudah merasa lebih dari 90 cm segera turunin dan jangan sampai 110," imbuh dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM).
dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM) mengatakan jika ukuran lingkar perut ini berlaku untuk orang Indonesia.
Pasalnya cara ini adalah cara paling mudah apabila sobat sehat tidak memiliki timbangan.
"Lingkar perut ternyata berhubungan dan bermakna dengan penurunan faktor-faktor risiko kalau kita turun lingkar perutnya," pungkas dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM).
Hal ini juga berlaku untuk mengetahui apakah berisiko mengalami hipertensi.
"Sama, hipertensi atau gula darah lihat aja lingkar perutnya untuk faktor risikonya," tegas dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM).
Baca juga: Psikolog Jabarkan Pengertian Inner Child atau Sifat Kekanakan-kanakan, Begini Penjelasannya
Baca juga: Penderita Diabetes yang Mengontrol Kadar Gulanya Memiliki Angka Harapan Hidup yang Besar
"Gampanglah lingkar perut, beli murah dan ukur sendiri," lanjut dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM).
Baca juga: Diabetes Tidak Bisa Sembuh Tetapi Bisa Dikontrol dengan Baik, Ini Tips dari dr. Theressia Handayani
Penjelasan dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Jogja Official program Bincang Kesehatan edisi 15 November 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.
