TRIBUNHEALTH.COM - Sobat sehat pasti pernah mengalami sariawan meskipun hanya sekali seumur hidup.
Sariawan adalah luka atau peradangan di bibir dan di dalam mulut.
Pasalnya sebagian ahli yang mengaitkan terjadinya sariawan karena faktor hormonal terutama terjadi pada perempuan dan biasanya terjadi sesaat sebelum menstruasi atau setelah menstruasi.
"Kejadiannya fenomenanya seperti itu, meskipun hal ini belum divalidasi. Artinya pernah dilakukan percobaan dengan menggantikan hormon estrogen yang berkurang pada perempuan atau berlebihan pada saat menjelang haid atau setelah haid," kata drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D.
Baca juga: Orang Tua Perlu Memberi Larangan dan Edukasi Ketika Menjumpai Anaknya Mengisap Jari
Baca juga: Penderita Diabetes yang Mengontrol Kadar Gulanya Memiliki Angka Harapan Hidup yang Besar
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Gigi Spesialis Penyakit Mulut, drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk.
Namun rupanya tidak ada efek perbaikan terhadap ilustrasinya, akan tetapi faktor hormonal menjadi salah satu dugaan.
drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D mengatakan jika berdasarkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa terjadinya recurrent aphthous stomatitis bisa disebabkan karena kelainan autoimun.
Perlu diingat bahwa jaringan lunak di dalam rongga mulut berfungsi sebagai barrier atau penahan maupun proteksi.
Sama halnya dengan kulit jika dilihat bagian terluar disebut epitelium, maka di dalam rongga mulut juga seperti itu.
Apabila membahas dari sisi autoimun, setiap orang tentu memiliki lapisan epitelium.
Baca juga: Diabetes Tidak Bisa Sembuh Tetapi Bisa Dikontrol dengan Baik, Ini Tips dari dr. Theressia Handayani
Baca juga: Berbagai Hal Sebabkan Gigi Maju yang Jarang Diketahui, Simak Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP
Namun pada orang-orang yang menderita recurrent aphthous stomatitis biasanya sangat rapuh dan tidak akan sekuat dengan orang yang tidak memiliki penyakit recurrent aphthous stomatitis.
"Jadi begitu ada gangguan sedikit, sikat gigi yang biasanya dengan kekuatan yang tidak terlalu keras, tetapi bagi orang yang memiliki recurrent aphthous stomatitis mereka cenderung mudah mengalami perlukaan atau sariawan," kata drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D.
Hal ini karena kekuatan ikat dari jaringan epiteliumnya itu tidak sebaik dengan orang yang tidak menderita recurrent aphthous stomatitis.
Ini biasa disebut oleh para dokter gigi sebagai salah satu faktor imun.
"Jadi bukan hanya disebabkan sikat gigi, mereka yang makan makanan yang keras akan membuat perlukaan, mereka berbicara tergigit sedikit akan membuat perlukaan," ulas drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D.
Baca juga: Cegah Sakit, Perlukah Konsumsi Vitamin saat Musim Pancaroba? dr. Muhammad Fiarry Fikaris Menjawab
Baca juga: Perlu Tahu, Ini Jenis Vitamin yang Harus Banyak Dikonsumsi Guna Cegah Sakit di Musim Pancaroba
"Jadi terdapat perbedaan sifat lapisan epitelium dengan orang yang tidak memiliki penyakit ini," ungkap drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D.
Baca juga: Apa Penyebab Kanker Darah atau Leukimia pada Anak? Simak dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked Ped
Penjelasan Dokter Gigi Spesialis Penyakit Mulut, drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 19 Februari 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.