TRIBUNHEALTH.COM - Tahukah sobat sehat jika terdapat kebiasaan buruk yang dapat memengaruhi kesehatan gigi dan mulut seseorang?
Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP menjelaskan jika ada dua jenis kebiasaan buruk yang memberikan dampak pada kesehatan gigi dan mulut seseorang, yaitu kebiasaan yang disadari dan kebiasaan yang tidak disadari.
Kebiasaan buruk yang tidak disadari
1. Menggertakkan gigi (bruxism)
Bruxism merupakan kebiasaan menggertakan dan menggesekkan gigi yang dilakukan secara tidak sadar.
Pasalnya kebiasaan ini bisa dialami oleh siapa saja, baik anak-anak hingga orang dewasa.
Baca juga: Apa Benar Orang yang Sedang Sakit Juga Dianjurkan Melakukan Diet? Begini Tanggapan Ahli Gizi

Baca juga: Mitos atau Fakta - Anak Laki-laki Cenderung Lamban Bicara daripada Perempuan? Ini Jawaban Psikolog
Apabila kebiasaan ini tidak ditangani maka penderita bruxism dapat berpotensi mengalami kerusakan berat pada giginya.
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 03 Desember 2022.
2. Bernafas melalui mulut
"Ini kadang juga menjadi kebiasaan yang kadang kita tidak sadari ya. Mungkin lagi pilek atau lagi flu, hidung tersumbat, biasa kita melakukan pernafasan lewat mulut," tutur Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP.
"Ini juga berdampak pada kesehatan gigi dan mulut, misalnya terjadi penyempitan pada rahang, menyebabkan gigi maju ke depan dan sebagainya," jelas Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP.
Baca juga: Sangat Berbahaya, drg. Eagi Galuh Paparkan 6 Dampak Buruk dari Karang Gigi yang Tidak Dibersihkan

Baca juga: Tak Hanya Karena Penumpukan Sisa Makanan, Karang Gigi juga Dapat Terjadi Karena Faktor Berikut
"Inilah kebiasaan-kebiasaan buruk yang perlu menjadi perhatian yang intinya adalah perilaku atau kebiasaan yang mengakibatkan pada kesehatan gigi dan mulut itu adalah perilaku-perilaku atau tindakan yang memberikan misalnya tekanan lebih daripada kemampuan gigi atau mengasah gigi," terang Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP.
3. Mengasah atau mengikir gigi
Hal ini juga merupakan kebiasaan buruk yang mungkin menjadi sebuah kebiasaan atau adat istiadat di salah satu suku yang ada di Indonesia.
Misalnya seperti tindakan meratakan gigi atau mengikir gigi.
"Perlu kita ketahui, bukan saya menyalahi atau apa. Tetapi ini menjadi bahan evaluasi yang perlu dipertanyakan," ucap Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP.
"Mengasah gigi itukan berarti mengambil lapisan. Lapisan gigi terdiri atas dua lapisan pelindung sebelum mengenai rongga mulut atau rongga saraf, yaitu lapisan enamel yang paling luar yang warna putih," pungkas Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP.
"Setelah lapisan enamel itu ada lapisan dentin. Dua lapisan pelindungan gigi ini apabila ini semakin lama semakin terkikis, itu akan mendekati daripada namanya rongga saraf. Otomatis apabila lapisan enamel hilang masuk ke lapisan dentin," lanjut Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP.
Baca juga: Behel Gaya, Apakah Berpengaruh pada Kesehatan Gigi? drg. H. Rahmat Juliadi, M.H.Kes Menjawab

Baca juga: Pijat Punggung dengan Kaki, Amankan Dilakukan? Ini Kata dr. Isrun Masari. Sp.An., FIPM. CIPS
Akibatnya seseorang bisa merasakan ngilu ketika konsumsi minum dingin atau makanan yang asam.
Menurut penjelasan drg. Munawir, lapisan enamel adalah lapisan gigi yang paling keras.
Apabila enamel atau lapisan keras ini hilang dan masuk ke lapisan dentin yang lebih lunak, maka sangat rawan seseorang mengalami sakit gigi akibat terbukanya rongga pulpa tersebut.
Baca juga: Cara Berdamai dengan Rasa Sakit setelah Pasang Behel Gigi, Ikuti Tips dari drg. H. Rahmat Juliadi
Penjelasan Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 03 Desember 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.