TRIBUNHEALTH.COM - Asma adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran pernapasan dan ditandai dengan sesak napas.
Sesak napas terjadi akibat adanya peradangan atau penyempitan pada saluran pernapasan.
Tak hanya sesak napas saja, gejala lain dari asma adalah sering batuk, dada terasa sakit, hingga napas berbunyi.
Menurut dr. Sukarti, asma tak hanya terjadi pada orang dewasa saja, namun juga dapat menyerang remaja dan bahkan anak-anak.
Dilansir TribunHealth.com, dr. Hj. Sukarti, Sp.P., M.Kes memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Lampung News Video.
Baca juga: dr. Sukarti Bagikan 4 Tips untuk Mencegah Terjadinya Kekambuhan pada Asma, Begini Ulasannya

Baca juga: Asma Dapat Terjadi karena Faktor Genetik dan Faktor Lingkungan, Simak Ulasan dr. Sukarti Berikut
dr. Sukarti menuturkan, ketika asma menyerang anak di bawah usia 5 tahun, peran orangtua sangatlah penting.
Pasalnya anak di bawah usia 5 tahun belum semua paham akan penggunaan obat dan minum obat.
Disinilah peran penting orangtua dibutuhkan dalam terapi asma untuk anak.
Salah satu obat yang sering digunakan untuk menangani asma adalah obat yang dapat di inhalasi atau dihirup.
dr. Sukarti menyebutkan, jenis obat inhaler tersebut dapat digunakan oleh penderita asma usia di bawah 5 tahun, namun biasanya harus menggunakan spacer.
Spacer ialah suatu alat yang terhubung antara alat inhaler dengan mulut pasien.
Alat tersebut berfungsi untuk memberikan jarak, sehingga obatnya dapat masuk ke saluran napas.
Baca juga: Gejala Asma Tidak Boleh Diremehkan, Berikut Ini dr. Sukarti Paparkan 4 Gejala Khas dari Asma

Baca juga: Kenali Tiga Faktor yang Mendasari Munculnya Asma pada Seseorang, Berikut Ulasan dr. Sukarti
Asma tergolong penyakit berbahaya
Menurut dr. Sukarti, sebenarnya asma adalah penyakit yang berbahaya jika asma tersebut tidak terkontrol dengan baik.
Jika seseorang menderita asma, saat terjadi serangan, gejala yang muncul akan berbeda-beda antara satu orang dengan lainnya.
Gejala yang muncul dapat berupa gejala ringan, gejala sedang, gejala berat, dan bahkan sampai mengancam jiwa.
dr. Sukarti himbau bagi penderita asma sebaiknya melakukan kontrol secara teratur ke dokter.
Pasalnya penderita asma membutuhkan pengobatan teratur untuk tercapainya asma yang terkontrol dengan baik.
dr. Sukarti menyampaikan, biasanya dokter paru akan memberikan selembar kertas bernama asma kontrol tes.
Baca juga: Inilah Dampak Fatal yang Bisa Terjadi jika Penderita Asma Sering Terpapar Polusi Udara

Baca juga: Benarkah Penggunaan Masker Bisa Memfiltrasi Polusi Udara? Begini Kata dr. Hendrastutik Apriningsih
Asma kontrol tes tersebut digunakan oleh penderita asma untuk menilai asmanya sendiri, apakah asma tersebut terkontrol dengan baik atau tidak.
Asma terkontrol dibedakan menjadi tiga, yaitu asma terkontrol sempurna, asma terkontrol sebagian, dan asma tidak terkontrol sama ekali.
"Dengan berobat teratur diharapkan mencapai asma yang terkontrol dan paham faktor pencetusnya apa."
"Jadi harus bisa meminimalisir pencetus dan menghindari faktor pencetus tersebut."
"Serta konsultasikan juga kapan penggunaan obat dapat dihentikan."
"Hilangkan stigma bahwa penggunaan obat inhaler membuat ketergantungan."
"Pemberian obat inhaler dengan dosis kecil langsung pada tempatnya ke saluran napas dan efek sampingnya pun kecil daripada menggunakan obat yang oral," jelas dr. Sukarti.
Baca juga: 6 Hal yang Perlu Dilakukan saat Terkena Serangan Asma, Tetap Tenang dan Jangan Panik
Penjelasan ini disampaikan oleh dr. Hj. Sukarti, Sp.P., M.Kes dalam tayangan YouTube Tribun Lampung News Video.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)