TRIBUNHEALTH.COM - Hampir setiap orang pasti pernah mengalami stres, baik stres karena pekerjaan, stres aktivitas dan stres karena lingkungan .
dr. Chelwy menyampaikan, sebenarnya burnout mirip dengan stres karena penyebabnya ialah stres kronis.
Hanya saja bedanya burnout berhubungan dengan work related.
Gejala dari stres dan burnout tergolong sama, misalnya :
- Nyeri kepala
- Nyeri otot pada pundak
- Mengalami masalah pada pencernaan
Misalnya maag, sering mencret atau sakit perut.

Baca juga: dr. Chelwy Joycestio Jelaskan Mengenai Burnout Syndrome yang Diakibatkan oleh stres Kronis
Perlu diketahui bahwa pencernaan bisa dipengaruhi oleh faktor psikologis.
dr. Chelwy menyampaikan, ada seseorang yang terlalu stres sampai mengalami muntah-muntau atau mencret.
Burnout sindrome sebenarnya adalah tanda dan gejala yang diakibatkan oleh stres knonik.
stres kronik ialah stres yang berlangsung sudah lama dan tidak ditangani ataupun diobati.
Tanpa disadari stres akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari kita.
dr. Chelwy menyampaikan, burnout ini intinya terjadi dilingkungan kerja.
Bisa terjadi burnout karena masalah-masalah yang memang terjadi pada lingkungan kerja.
Baca juga: Ketahui Perbedaan Rasa Lapar dan stres Eating, Berikut Ulasan dr. Diana Suganda Sp.GK
Secara sederhana, terdapat 3 penyebabnya yakni :
- Lingkungan kerja
Misalkan tekanan dari atasan, rekan kerja yang tidak sportif, kerjaan banyak dan monoton.
- Life style atau pola hidup
Kebiasaan kerja, pulang dan tidur setiap hari secara berulang akan menyebabkan burnout.
- Pengaruh dari personality
Peronality misalnya seseorang tersebut tipe perfeksionis, jika ada sedikit kesalahan seseorang tersebut merasa tidak terima.
Hal tersebutlah yang membuat seseorang merasa stres sendiri atau burnout.
Baca juga: Adakah Hubungan stres dengan Sering Makan? Berikut Penjelasan dr. Andri Sp.KJ
Dilihat dari penyebabnya, sangat didominasi oleh usia-usia produktif.
Di masa pandemi beberapa pekerja ada yang diharuskan WFH.
Seseorang yang WFH bukan berarti tidak bekerja.
Meskipun WFH di lingkungan rumah, apalagi ditambah dengan mengurus anak, melakukan pekerjaan rumah tangga lain dan lingkungan rumah yang sangat tidak nyaman untuk bekerja.
Lingkungan rumah yang tidak nyaman untuk bekerja misalnya daerah yang ramai ternyata juga sangat mempengaruhi terjadinya burnout.
Sebenarnya WFH pun bukan berarti sangat nyaman, dan bukan berarti WFH pekerjaannya berkurang ada yang justru bertambah lebih banyak.
Selain itu ketika WFH pun sarana prasarana juga tidak memadai.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Pontianak bersama dengan dr. Chelwy Joycestio.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)