TRIBUNHEALTH.COM - Tentunya dalam kehidupan sehari-hari setiap orang memiliki cara sendiri-sendiri untuk menghadapi stress atau tekanan hidup.
Sering dijumpai seseorang yang lebih banyak makan ketika mengalami stress atau tekanan.
Orang yang mengalami stres tersebut merasa dirinya sering merasa lapar atau membutuhkan makanan untuk meredakan stressnya.
dr. Andri mengatakan bahwa rata-rata orang stress biasanya mengalami peningkatan hormon kortisol.
Hormon kortisol dihasilkan tubuh ketika menghadapi kondisi atau situasi tertentu, diantaranya saat mengalami tekanan psikis.

Baca juga: dr. Diana Suganda Bagikan Tips untuk Mengatasi Stress Eating, Atur Pola Makan hingga Konsumsi Kopi
Saat hormon mengalami peningkatan, maka tubuh akan merasa butuh makanan atau membutuhkan gula dan membutuhkan makanan berkalori tinggi.
Sehingga akhirnya otak mengatakan untuk selalu makan, padahal mungkin tubuh kita tidak butuh makan.
Stress dan banyak makan sekarang dikenal dengan istilah stress eating.
dr. Andri mengatakan, biasanya jika mengalami masalah jiwa berhubungan dengan perilaku, pikiran dan perasaan, salah satunya sdalah perilaku makan.
Ketika kita stress, kita mengalami kecenderungan tubuh mengatakan "ada kebutuhan energi" padahal belum tentu tubuh membutuhkan energi karena stress tidak beraktivitas.
Baca juga: dr. Dwi Septiadi: Jangan Menghindari Stress Karena Manusia Membutuhkan Stresor dengan Kadar Tepat
Terutama makanan manis, makanan gurih, tinggi garam, dan berkalori tinggi sehingga membuat seseorang merasa nyaman.
Mungkin dengan konsumsi makanan berkalori tinggi membuat seseorang merasa tenang sementara, dan meredakan stress.
Padahal sebenarnya makanan berkalori tinggi tidak meredakan stress.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Andri Sp.KJ. Seorang dokter spesialis kedokteran jiwa.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)