TRIBUNHEALTH.COM - Masuk angin adalah tanda tubuh sedang mengalami masalah kesehatan.
Untuk meredakan keluhan ini, biasanya seseorang akan segera mengonsumsi obat atau minuman tertentu.
Seringkali masuk angin terjadi akibat cuaca atau kelelahan.
Baca juga: Tengkuk Belakang Terasa Kaku dan Nyeri Pinggang Berlebih, Mungkinkah Berkaitan dengan Asam Lambung?
Namun disamping itu, ada yang menyebut bahwa masuk angin bisa dipicu karena terlalu sering mengunyah permen karet. Benarkah demikian?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Pontianak memberikan ulasannya.
Menurutnya anggapan permen karet picu masuk angin benar adanya.

Hal ini disebabkan lantaran permen karet banyak mengandung gula.
Bahkan disamping itu, bila memiliki asam lambung, justru bisa membuat keluhan asam lambung menjadi kambuh.
Berbeda jika sedang stres, maka mengunyah permen karet bisa mengendalikan stres yang dialami.
Baca juga: Stres Sebabkan Sindrom Dispepsia Organik, Dokter Imbau Lakukan Pencegahan dengan Cara Berikut
"Permen karet bisa menghilangkan stres akibat tegang, tetapi sayangnya orang ga sadar kalau makan terlalu banyak juga tidak baik karena ada masalah gulanya," ujarnya.
Permen Karet Herbal
Berdasarkan pernyataannya, permen karet bisa mengurangi kasus dispepsia fungsional atau GERD.
Namun permen karet ini berbeda dengan jenis permen yang biasa di temui di pasaran.
Permen karet yang dimaksud ialah yang mengandung bahan herbal.

Mekanisme terkait hal ini masih terus dipelajari.
Hal ini harus menjadi catatan, bahwa hanya permen karet yang mengandung herbal sajalah (bukan gula) yang bisa mengurangi asam lambung.
Baca juga: 5 Manfaat Mengunyah Permen Karet, Bisa Redakan Stres hingga Dukung Program Berhenti Merokok
"Jadi bukan permen karet yang banyak mengandung gula itu, karena justru bisa memperburuk keluhan," katanya.
Disebut sebagai Sindrom Dispepsia
Asam lambung dikenal sebagai penyakit yang umum dialami masyarakat.
Padahal sebenarnya asam lambung adalah kondisi yang normal di dalam tubuh.
Karena masuknya makanan di dalam lambung akan dihancurkan oleh asam lambung.

Untuk itu penyebutan penyakit asam lambung dianggap kurang tepat.
"Jadi kalau orang bilang penyakit asam lambung, sebenarnya kurang tepat."
"Karena asam lambung memang ada di tubuh untuk menghancurkan makanan," kata Erick.
Baca juga: Waspada Kanker Lambung, pada Stadium 0 Biasanya Terjadi Tanpa Adanya Gejala
Daripada menyebutkan kondisi asam lambung, lebih baik istilahnya diganti dengan sindrom dispepsia.
Sindrom dispepsia ini ditandai dengan:
- Nyeri ulu hati
- Perut kembung

- Mual
Jenis Sindrom Dispepsia
Dalam kategorinya, sindrom dispepsia dibagi menjadi 2 jenis. Yakni:
1. Fungsional
Baca juga: Terapkan Prinsip Lambung Sehat, Otak Sehat, Ikuti Panduan Dokter Gizi dan Spesialis Kesehatan Jiwa
Hal ini menandakan bahwa sindrom dispepsia tidak disebabkan oleh adanya masalah pada organ.
Melainkan karena faktor luar, seperti stres, cemas, kebiasaan makan yang kurang baik, dan kebiasaan konsumsi obat-obatan tertentu.
2. Organik

Berbanding terbalik dengan fungsional, sindrom dispepsia organik ini menandakan bahwa telah ada masalah pada organ.
Kondisi yang dimaksud dalam jenis ini, adalah GERD.
Baca juga: dr. Andi Siswandi Sp.B Paparkan Gejala-gejala Kanker Lambung yang Jarang Disadari
Penjelasan dr. Erick Herrianto Dwiputra ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Pontianak.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)