TRIBUNHEALTH.COM - Kondisi kesehatan tulang tentu harus kita jaga dengan baik, bukan hanya pada usia lanjut saja tetapi juga pada usia muda.
Menjaga kesehatan tulang dengan konsumsi makanan maupun mimuman yang sehat.
Terutama mengonsumsi suplemen dan mengonsumsi susu.
dr. Adib Khumaidi, Sp.OT menyampaikan bahwa konsumsi susu harus menjadi habbit atau kebiasaan yang bagus.
Jika berbicara dari sisi gizi, maka yang menyebabkan obesitas adalah karbohidrat, sehingga karbohidrat harus diturunkan.
Selain itu yang paling penting adalah olah raga dan beraktivitas.
Kekuatan otot dan sendi harus selalu dibuat bergerak sejak dini.
Baca juga: Banyakkah Kasus Kelainan Tulang Belakang Sejak Lahir? Simak Ulasan Dokter Berikut
Tak hanya mnegonsumsi suus, tetapi juga diimbangi dengan berolah raga dan dipengaruhi faktor gaya hidup yang bisa memperkuat tulang.
Cara mengantisipasi osteoporosis dengan minum susu, konsumsi vitamin D3, olahraga dan sinar matahari pagi.
Kalsium akan mudah terbentuk jika penggunaannya dibantu oleh vitamin lainnya seperti vitamin D3.
Vitamin D3 akan bisa terbentuk jika ada sinar matahari.
Selain itu juga akan memicu penguatan tulang jika ada exercise.
Semua hal tersebut harus dilakukan dan tidak hanya sekedar minum susu saja tetapi tidak berolahraga.
Baca juga: Benarkah Perempuan Mudah Terkena Osteoporosis? Ini Kata dr. Adib Khumaidi Sp.Ort
dr. Adib Khumaidi mengatakan, seringkali disampaikan pada lansia bahwa jam 7 atau jam 8 pagi keluar rumah dan melakukan gerak pada jam-jam tersebut.
Karena sinar Ultraviolet (UV) paling bagus adalah pada jam 7 sampai jam 8 pagi.
Osteoporosis ialah berkurangnya kepadatan tulang, sehingga menjadi keropos bahkan mudah patah.
Ada yang menagatakan bahwa wanita lebih mudah mengalami osteoporosis.
Secara epidemiologis dan secara data evidence based juga menyatakan bahwa resiko osteoporosis 3x lebih tinggi pada perempuan daripada laki-laki.
Tentunya banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah faktor hormonal seperti menopause.
Baca juga: Apakah Makanan Bisa Membantu Sembuh dari Osteoporosis? Simak Ulasan dr. Adib Khumaidi, Sp.OT
Pada saat proses menopause dan perempuan sudah menopause, maka akan mengalami penurunan hormon esterogen.
Saat perempuan mengalami penurunan hormon esterogen, sebenarnya membawa resiko mengalami osteoporosis.
dr. Adib Khumaidi menyampaikan, semua perempuan akan beresiko mengalami osteoporosis.
Berbicara tentang osteoporosis, artinya ialah pengeroposan.
Artinya, tulang dengan kepadatan tulangnya yang kemudian mengalami proses pengeroposan, sehingga pori-pori dalam tulang melebar dan rentan patah.
Sedangkan pengapuran lebih ke arah sendi atau sering disebut dengan Osteoarthritis.
Baca juga: Apa Maksud Masalah Kosmetik pada Kelainan Tulang? Berikut Uasan dr. Nilla Mayasari M.Kes Sp.KFR-K
dr. Adib Khumaidi juga mengatakan, pengapuran juga sama resikonya lebih tinggi pada perempuan tetapi lebih banyak dipengaruhi bukan hanya pada menopause saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor berat badan.
Selain berat badan, gaya hidup seorang perempuan yang aktivitasnya sering naik turun tangga maupun pekerjaan yang berdiri lama sehingga osteoarthritis atau pengapuran lebih sering terjadi pada sensi-sendi yang menumpu badan.
Osteoporosis terbagi menjadi dua, yakni :
- Osteoporosis primer
Pasteoporosis primer disebabkan karena menopause yang terjadi pada wanita-wanita lansia.
- Osteoporosis sekunder
Pada osteoporosis sekunder bisa disebabkan karena gangguan metabolisme tulang yang bisa disebabkan oleh faktor genetik atau genital sejak lahir.
Baca juga: 4 Tips Jaga Kesehatan Tulang, Tak Cukup Hanya dengan Minum Susu Setiap Hari
Biasanya terjadi mulai dari anak-anak hingga remaja.
Tanda-tanda akan mengalami osteoporosis pada anak dan remaja sebagai berikut ;
- Mudah nyeri sendi
- Nyeri tulang
- Pegal-pegal
- Mudah patah tulang
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Adib Khumaidi, Sp.OT. Seorang dokter spesialis ortopedi dan traumatologi.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)