TRIBUNHEALTH.COM - dr. Upick A. Miskad, PhD., Sp.PA(K) menjelaskan faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Kanker payudara dikenal sebagai penyakit yang cukup berbahaya.
Penyakit kanker payudara kini telah banyak dialami oleh wanita Indonesia.
Baca juga: Cegah Kanker Payudara, Menkes Serukan Deteksi Dini dengan Mammogram di Seluruh Kabupaten/Kota
Diketahui ada banyak faktor pencetus terjadinya kanker payudara.
Dari semua faktor penyebab yang ada, kanker payudara lebih banyak dikaitkan dengan faktor genetik dan gaya hidup.
Namun terlepas dari hal tersebut, terdapat faktor risiko yang perlu diwaspadai.

Faktor risiko ini memudahkan seseorang mengalami kanker payudara.
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur, sejumlah faktor risiko kanker payudara yang perlu dipahami, antara lain:
1. Usia
Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mudah terkea kanker.
Baca juga: Berikut Ini Makanan yang Baik dan Buruk untuk Kanker Payudara, Daging Merah Tak Boleh Dikonsumsi?
Mayoritas pasien yang mengalami kanker payudara berusia di atas 50 tahun.
2. Tidak menyusui
Seorang perempuan yang tidak menyusui dianggap lebih rentan terkena kanker payudara.
3. Lebih cepat haid

Datang bulan lebih cepat juga bisa menjadi indikasi seseorang mudah terkena kanker payudara.
4. Lebih lama selesai haid
Sama halnya dengan waktu haid yang lebih lama, juga akan bisa berisiko menyebabkan seseorang terkena kanker payudara.
Keadaan demikian menunjukkan bahwa adanya paparan hormon yang lebih lama.
Baca juga: Dokter Sarankan untuk Konsumsi Makanan Sehat dan Tinggi Antioksidan untuk Meminimalisir Nyeri Haid
5. Terpapar radiasi
Seorang wanita yang terpapar radiasi memudahkan untuk terkena kanker payudara.
6. Ada keluarga yang menderita
Keadaan ini berkaitan dengan faktor genetik.
Deteksi Dini
Jika tumor payudara sudah memasuki kategori ganas, maka bisa berisiko tinggi mengakibatkan kematian.

Untuk mengantisipasinya, dibutuhkan deteksi dini lebih cepat.
Dengan melakukan deteksini dini, Upick mengatakan bisa meningkatkan harapan hidup.
"Jika kita bisa mendeteksi lebih awal, maka kemungkinan harapan hidup bisa sampai 95 persen dengan minimal 5 tahun," ucap Upick.
Baca juga: Penyintas Kanker Payudara Diimbau Jalani Pengobatan Secara Medis dan Selalu Optimis Bisa Sembuh
Berbeda jika baru diketahui setelah memasuki stadium lanjut, maka harapan hidup hanya berkisar 20 persen dengan minimal 5 tahun.
Dengan demikian, Upick berharap bila masyarakat mulai mencurigai tanda tumor payudara dan datang ke dokter, baru memasuki stadium awal. Bukan lagi pada stadium akhir.
Tanda Tumor dan Kanker Payudara
Bila mengalami tumor jinak, maka akan merasakan sejumlah gejala:
- Benjolan tumbuh lambat

- Benjolan masih mudah digerakkan
- Benjolan bertekstur kenyal
- Benjolan memiliki permukaan yang rata
Baca juga: Tak Hanya Benjolan, Gejala Kanker Payudara Termasuk Puting Terbalik dan Keluarnya Cairan Selain ASI
Sementara bila sudah memasuki kategori tumor ganas (kanker payudara), maka gejala yang timbul:
- Benjolan tumbuh cepat
- Benjolan bertekstur keras
- Benjolan sulit digerakkan

- Memungkinkan benjolan berpindah tempat
- Bisa berujung kematian.
Hal di atas sangat penting dipahami, karena bila bisa mendeteksi lebih awal, maka bisa mengetahui stadium penyakit yang dialami.
Perbedaan Kanker dan Tumor Payudara.
Tumor adalah kondisi yang diartikan sebagai suatu benjolan yang tumbuh tidak pada tempatnya.
Bila membahas tumor payudara, artinya terdapat benjolan pada payudara yang tidak biasa.
Baca juga: Hati-hati, Penggunaan KB Bisa Meningkatkan Risiko Terjadinya Kanker Payudara
Tumor memiliki 2 kategori, yakni tumor jinak dan ganas.
Apabila merujuk pada tumor payudara dengan kategori ganas, maka disebut sebagai kanker payudara.
"Tentunya memiliki tanda masing-masing," ujar Upick.
Penjelasan dr. Upick A. Miskad, PhD., Sp.PA(K) ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)