TRIBUNHEALTH.COM - Sebagian besar masyarakat mengetahui tindakan bedah plastik hanya untuk tujuan rekonstruksi.
Padahal tindakan bedah plastik memiliki dua ranah kerja utama, yaitu bedah plastik rekonstruksi dan bedah plastik estetik.
"Orang-orang tahunya kalau estetik itu mungkin nyarinya di klinik. Mungkin ya lebih nyaman juga, tapi bukan berarti di rumah sakit tidak bisa gitu untuk dikerjakan," ujar Dokter Spesialis Bedah Plastik dan Rekontruksi Estetik, dr. Sandy Sofian Sapandi, Sp.BP-RE.
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Bedah Plastik dan Rekontruksi Estetik, dr. Sandy Sofian Sapandi, Sp.BP-RE yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunjabar Video program Tribun Health edisi 20 Juli 2022.
Baca juga: Penggunaan Behel Hanya untuk Tujuan Gaya-gayaan Saja Bisa Menimbulkan Dampak Reaksi Alergi
Baca juga: Berbagai Cara yang Bisa Dilakukan Guna Cegah Stunting, Salah Satunya Konsumsi Tablet Tambah Darah
"Justru di rumah sakit itu ya ada plus minusnya lah masing-masing di rumah sakit, di klinik. Mungkin di rumah sakit ya ada lengkap ya fasilitasnya," imbuh Dokter Spesialis Bedah Plastik dan Rekontruksi Estetik, dr. Sandy Sofian Sapandi, Sp.BP-RE.
"Kita mau konsul kemana-mana itu untuk persiapan operasi misalnya gitu bisa. Mau rawat inap juga bisa, jadi ada keunggulan-keunggulan sendiri yang tidak dimiliki oleh klinik dan sebaliknya juga," sambung Dokter Spesialis Bedah Plastik dan Rekontruksi Estetik, dr. Sandy Sofian Sapandi, Sp.BP-RE.
Umumnya sebagian besar orang menganggap jika tindakan ini lebih nyaman jika dilakukan di klinik kecantikan.
Daya tahan pasca bedah plastik
Ketahanan tampilan pasca operasi bedah plastik tergantung dari kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh pasien.
"Misalnya yang mungkin akan tahan lama kalau kita pakai implant gitu. Implant yang dari luar silikon, misalnya untuk menambahkan payudara atau untuk misalnya di dagu atau di hidung. Itu ya dia (implant) akan ada di sana terus, tidak akan diserap-serap," jelas Dokter Spesialis Bedah Plastik dan Rekontruksi Estetik, dr. Sandy Sofian Sapandi, Sp.BP-RE.
Baca juga: Curigai Tanda Katarak dengan Melihat Tingkat Kecerahan Layar Gadget, Simak Kata Dokter Berikut
Baca juga: Tips Paling Efektif yang Bisa Dilakukan Orangtua agar Anak Rajin Sikat Gigi menurut drg. Riona Ulfah
"Tapi ada yang bisa kita pakai bahan dari badan kita sendiri, contohnya dari tulang rawan, dari tulang rawan telinga, itu akan ada persentase yang diserapnya," ulas Dokter Spesialis Bedah Plastik dan Rekontruksi Estetik, dr. Sandy Sofian Sapandi, Sp.BP-RE dalam tayangan Tribun Health (20/07/2022).
"Cuman ya memang kita minimalisasi lah, jangan sampai setelah dilakukan operasi ya balik lagi," tegas Dokter Spesialis Bedah Plastik dan Rekontruksi Estetik, dr. Sandy Sofian Sapandi, Sp.BP-RE.
Menurut dr. Sandy Sofian Sapandi, Sp.BP-RE hal lainnya tergantung dari gaya hidup seseorang.
Pada prosedur-prosedur yang bertujuan untuk membentuk tubuh atau body contouring seperti sedot lemak dan mengecilkan perut sangat tergantung dari kebiasaan pasien dalam menjaga gaya hidup.
Dimana pasien bisa melakukan diet yang seimbang dan menjaga berat badannya agar stabil sehingga hasil bedah plastik yang dilakukan akan bertahan lama dibandingkan terjadinya kenaikan berat badan yang naik turun.
"Bukan hal yang permanen, tapi pasti akan berpengaruh juga," tegas Dokter Spesialis Bedah Plastik dan Rekontruksi Estetik, dr. Sandy Sofian Sapandi, Sp.BP-RE.
Hal ini berlaku pada tindakan bedah plastik terkait body contouring.
Baca juga: Dampak yang Terjadi Ketika Salah Mengkonsumsi Antibiotik, Salah Satunya Resistensi Antibiotik
Baca juga: Alami Keluhan Jerawat Punggung? Simak Beberapa Penyebab yang Disampaikan dr. Ratu Suzanna Oswarie
Sementara tindakan bedah plastik yang bertujuan untuk proses rejuvination seperti memudakan kembali proses penuaan akan kembali lagi pada proses alami penuaan.
"Jadi kita kaya balikan pada 10 atau 20 tahun yang lalu tapi kemudian yaudah dia jalan lagi kalau misalnya ya dengan proses penuaan, perawatan kulit, dengan dietnya, olahraga itu dia akan pengaruh juga ke arah situ," lanjut Dokter Spesialis Bedah Plastik dan Rekontruksi Estetik, dr. Sandy Sofian Sapandi, Sp.BP-RE.
Baca juga: Dokter Sebut Peningkatan Kadar Hormon pada Ibu Hamil Menjadi Penyebab Hiperemesis Gravidarum
Penjelasan Dokter Spesialis Bedah Plastik dan Rekontruksi Estetik, dr. Sandy Sofian Sapandi, Sp.BP-RE dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunjabar Video program Tribun Health edisi 20 Juli 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.