Breaking News:

Berbagai Cara yang Bisa Dilakukan Guna Cegah Stunting, Salah Satunya Konsumsi Tablet Tambah Darah

penanganan stunting di Indonesia harus dilaksanakan secara inklusif melalui intervensi yang tepat.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Melia Istighfaroh
bandung.kompas.com
Ilustrasi deteksi stunting 

TRIBUNHEALTH.COM - Menteri Kesehatan Budi G Sadikin mengatakan bahwa penanganan stunting di Indonesia harus dilaksanakan secara inklusif melalui intervensi yang tepat.

Apalagi mengingat Indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030, dimana kualitas SDM akan sangat menentukan produktivitas dan tingkat ekonomi.

"Sebagian besar stunting terjadi pada saat sebelum lahir. Maka intervensinya harus tepat,” ujar Menkes Budi dilansir Tribunhealth.com dari situs resmi sehatnegeriku.kemkes.go.id.

Baca juga: dr. Kartikaningsih, Sp.A Jelaskan Stunting dalam Masalah Tumbuh Kembang Anak

Menurut SSGBI 2019, 27.67 persen anak Indonesia mengalami stunting atau sekitar 1 dari 4 anak.

Meskipun angka ini sudah turun dari 37.2 persen pada tahun 2013, namun tentu kondisi saat ini masih membutuhkan percepatan terlebih mengingat amanah Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 agar stunting bisa diturunkan ke angka 14 persen pada 2024.

Upaya pencegahan dan penurunan angka stunting merupakan pekerjaan besar yang membutuhkan intervensi dari mulai remaja / usia produktif, ibu hamil, hingga balita. Sehingga dibutuhkan gerakan nasional yang bersifat inklusif, lanjut Menkes Budi.

Ilustrasi stunting
Ilustrasi stunting (tribunnews.com)

Intervensi pertama melalui aksi bergizi. Intervensi ini dimulai sejak anak perempuan di usia sekolah SMP dan SMA melalui program pengukuran HB dan pemberian tablet tambah darah, bertujuan untuk mencegah kekurangan zat besi.

Terdapat 3 paket intervensi, antara lain pemberian tablet tambah darah mingguan bagi remaja putri, aktivitas fisik, dan mengonsumsi makanan gizi seimbang.

Intervensi ini dilakukan untuk memastikan remaja putri sebelum hamil tidak kekurangan zat besi dan gizi.

Baca juga: Benarkah Asupan Gizi yang Kurang selama Janin di Dalam Kandungan Memengaruhi Bentuk Rahang?

Intervensi kedua dilakukan melalui pemeriksaan kehamilan kepada Ibu Hamil. Melalui program ini dilakukan pengukuran pemantauan perkembangan janin melalui USG, pemberian tablet tambah darah, serta pemberian makanan tambahan pada ibu hamil.

2 dari 3 halaman

"Gizi dan zat besi pada ibu hamil harus tercukupi. Pemantauan perkembangan janin dengan pemeriksaan ibu hamil minimal 6 kali selama 9 bulan," ungkap Menkes.

Ilustrasi makanan sehat untuk ibu hamil
Ilustrasi makanan sehat untuk ibu hamil (kompas.com)

Intervensi selanjutnya mengaktifkan posyandu untuk pemeriksaan bayi baru lahir hingga balita serta mengaktifkan bulan vaksinasi rutin.

Untuk melaksanakan intervensi tersebut, hingga tahun depan Kemenkes tengah berproses untuk penyedian USG Digital untuk seluruh puskesmas di Indonesia, pemenuhan alat ukur Haemoglobin untuk sekolah SMP, SMA, serta Madrasah Aliah dan Tsanawiyah, mengaktifkan kembali Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Penyediaan Tablet Tambah Darah.

Baca juga: 5 Langkah Mengatasi Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil, Terapkan Diet Sehat dan Kontrol Gula Darah

Pada momentum yang sama, menkes berterima kasih atas prakarsa berbagai pihak dalam membantu menurunkan stunting di Indonesia, termasuk telemonitoring yang digagas oleh jajaran Universitas Indonesia.

Upaya ini lanjut Menkes sejalan dengan transformasi kesehatan, khususnya pilar 1 layanan primer, pilar 2 layanan rujukan dan pilar 6 teknologi kesehatan.

Sehingga dimungkinkan untuk dilakukan pemantauan pemeriksaan kesehatan mulai dari tele-obgyn USG, tele-consultation serta tele-antropometri dengan daerah melalui melalui pemanfaatan teknologi komunikasi internet.

Ilustrasi stunting
Ilustrasi stunting (tribunnews.com)

Melalui hasil pemeriksaan pasien yang ada dapat langsung terbaca oleh sistem informasi teknologi di RSUI dan fasilitas kesehatan lainnya, sehingga dapat segera dilakukan tindakan bagi penangan pasien meskipun pasien berada di wilayah lain.

Program ini juga mengedepankan peran tokoh wanita, dokter, bidan desa, kader, dan tenaga kesehatan untuk mendukung implementasi penurunan stunting.

Baca juga: Ahli Gizi Ungkap Upaya yang Bisa Dilakukan Orang Tua Agar Anak Terhindar dari Stunting dan Obesitas

Direktur Utama RS Universitas Indonesia (RSUI) dr. Astuti Giantini, Sp. PK (K), MPH mengatakan layanan telemonitoring akan dilakukan di daerah Badui Dalam

“Ini adalah suatu terobosan bagaimana orang-orang atau masyarakat yang di area terpencil itu bisa kita pantau kesehatannya oleh dokter di perkotaan atau di tempat lain,” ujar dr. Astuti.

3 dari 3 halaman

(TRIBUNHEALTH)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comstuntingMenkesMenteri Kesehatan
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved