TRIBUNHEALTH.COM - Masalah pada tahapan tumbuh kembang pada anak tergolong banyak, salah satunya adalah stunting.
Stunting sebenarnya lebih ke arah tinggi badan.
Apabila tinggi badan anak sudah sesuai dengan usia dan turun sampai di bawah grafik -2, pada grafik WHO baru dikatakan sebagai stunting.
dr. Kartikaningsih menyampaikaan bahwa banyak ibu-ibu yang mengira anak mereka mengalami stunting, tetapi ketika diploting tinggi anak masih di garis hijau pada grafik.
Memang berat badan anak tergolong kecil, dan tidak selalu anak dengan kondisi kurus sama dengan stunting.
Bisa dikatakan stunting harus memenuhi kriteria tinggi badan dibawah -2.
Baca juga: Apa Penyebab Anak Lebih Suka Mengisap Jari? Ini Kata drg. Wiwik Elnangti Wijaya Sp.KGA
Apabila tinggi badan anak tidak memenuhi kriteria di bawah -2, tidak bisa disebut dengan stunting.
dr. Kartikaningsih mengatakan, beberapa anak-anak memang terlihat kurus tetapi tinggi.
Memang model anak tersebut kurus dan tinggi tidak berarti mengalami stunting.
Masih banyak masyarakat awam yang menganggap bahwa anak dengan tubuh yang kurus dianggap mengalami stunting dan memerlukan gizi penting.
dr. Kartikaningsih menegaskan, yang perlu diperhatikan ialah tinggi badan dan juga berat badan per tinggi perlu diperhatikan.
Apabila berat badan per umur, variasinya tergolong sangat luas.
Baca juga: NHS Sarankan 4 Peregangan Berikut untuk Kurangi Rasa Sakit Arthritis
Beberapa anak memiliki kondisi yang sering dikenal dengan "Kutilang" atau kurus, tinggi, langsing yang memang kondisi fisik anak tersebut seperti itu.
Jika postur tubuh orangtua tergolong kecil-kecil, maka bisa saja postur tubuh anak juga kecil sama dengan orangtua.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan dr. Kartikaningsih, Sp.A. Seorang dokter spesialis anak dari RS St. Carolus Summarecon Serpong. Sabtu (23/10/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)