TRIBUNHEALTH.COM - Antibiotik merupakan jenis obat yang digunakan untuk mengobati ketika mengalami infeksi bakteri.
Beberapa pasien yang tidak memerlukan antibiotik, terkadang justru mengkonsumsi obat tersebut.
Salah satu contohnya adalah ketika demam, banyak yang mengkonsumsi antibiotik.
Namun hal tersebut tidak dibenarkan oleh dr. Robert Sinto, ia menegaskan bahwa demam obatnya adalah paracetamol bukanlah antibiotik.
Baca juga: dr. Robert Paparkan Mengenai Boleh Tidaknya Copy Resep hingga Cara Penyimpanan Obat dengan Benar

Baca juga: Tak Boleh Sembarangan Beli Obat, Berikut Kenali Golongan Obat yang Dapat Dibeli Bebas dan Tidak
Pasalnya masih banyak orang yang beranggapan bahwa semua jenis penyakit dapat diobati dengan mengkonsumsi antibiotik.
Masih banyak orang yang salah pengertian tentang penggunaan antibiotik, ketika antibiotik tersebut salah digunakan dapat memberikan efek samping pada tubuh.
Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik & Infeksi, dr. Robert Sinto, Sp.PD memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Ayo Sehat Kompas Tv.
dr. Robert Sinto memaparkan beberapa dampak yang mungkin terjadi ketika seseorang salah dalam penggunaan antibiotik.
Baca juga: Kesalahan yang Sering Ditemui Saat Minum Obat, Salah Satunya Tidak Paham Dosis yang Tepat

Baca juga: Masih Banyak yang Salah Menggunakan Antibiotik, dr. Robert Jelaskan Penggunaan Antibiotik yang Benar
1. Muncul efek samping tanpa pemanfaatan
dr. Robert Sinto menyebutkan, ketika tidak diperlukan dan antibiotik dikonsumsi, maka akan muncul efek samping tanpa pemanfaatan.
Efek samping yang terjadi bisa dimulai dari yang teringan sampai yang terberat.
Efek samping terberat misalnya terjadi kasus alergi yang dapat berakhir dengan kematian.
"Jadi kalau memang tidak ada indikasinya, tidak penting diberikan dan kemudian dia minum antibiotik tersebut, maka kita hanya akan menghadapkan diri pada risiko efek samping tanpa ada manfaatnya."
Baca juga: Angka Kematian Tinggi Akibat Penggunaan Antibiotik yang Salah, Wamenkes Soroti Pendekatan One Health

Baca juga: dr. Alia Rahman Jelaskan Alasan Tidak Boleh Terlalu Sering Memberikan Antibiotik kepada Anak
2. Kebal terhadap obat atau antibiotik tersebut
Untuk antibiotik sendiri ada ke khususannya, jika antibiotik tidak digunakan secara tepat maka suatu saat akan berhadapan dengan makhluk hidup mikroorganisme yang kebal terhadap antibiotik yang pernah dikonsumsi.
"Jadi itu ke khususan dari antibiotik yang tidak dimiliki oleh obat-obatan yang lain," jelas dr. Robert.
Resistensi terhadap antibiotik
Menurut penuturan dr. Robert Sinto, resistensi pengertian awamnya adalah kebal.
Artinya bahwa kuman yang ada sebagai penyebab penyakit itu menjadi kebal terhadap antibiotik yang pernah kuman itu kenal.
dr. Robert Sinto memberikan gambaran singkat, tubuh kita sebenarnya penuh dengan kuman.
Kuman-kuman tersebut hidup dengan sejahtera berdampingan satu sama lain dan tidak ada yang mendominasi.
Namun ketika seseorang yang tidak membutuhkan antibiotik, kemudian dia minum antibiotik, maka yang terjadi adalah antibiotik tersebut akan menghabisi sebagian besar dari kuman yang ada di dalam usus yang normal.
Baca juga: Apakah Obat Diare (Antibiotik) Bisa Beli Tanpa Resep Dokter? Ini Kata dr. Aritantri Darmayani Sp.PD

Baca juga: Antibiotik Bukanlah Obat dari Segala Obat, Begini Ulasan dr. Alia Kusuma Rachman
Selebihnya yang tertinggal adalah satu atau dua kuman yang menjadi raja.
Kemudian kuman tersebut berkembangbiak menjadi banyak dan kuman akan menjadi masalah baru karena tidak dapat dibunuh oleh antibiotik yang umum.
Tetapi kuman menjadi tidak memiliki kompetitor di dalam usus kita.
Dan disitulah cerita awal bagaimana terjadinya kuman-kuman yang kebal terhadap antibiotik.
Oleh karena itu, pentingnya memahami penggunaan antibiotik.
Pastikan mengkonsumsi antibiotik sesuai dengan resep dan arahan yang diberikan oleh dokter agar tidak menimbulkan efek samping pada tubuh dan tidak terjadi resistensi antibiotik.
Baca juga: Setelah Pandemi, Ada Risiko Resistensi Antibiotik yang Bisa Sebabkan 10 Juta Kematian pada 2050
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik & Infeksi, dr. Robert Sinto, Sp.PD dalam tayangan YouTube Ayo Sehat Kompas Tv pada 13 April 2021.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)