TRIBUNHEALTH.COM - Kopi adalah minuman yang banyak digemari masyarakat.
Tak hanya oleh kalangan orangtua saja, kini kopi juga mulai banyak diminati masyarakat usia muda.
Karena cita rasanya yang menggugah selera, tak heran pada beberapa orang merasa harus minum kopi setiap hari dengan jumlah yang banyak.
Baca juga: Pakar Kesehatan Sebut Minum Kopi Dapat Turunkan Risiko Diabetes Tipe 2
Padahal telah diketahui bersama, seringkali setelah mengonsumsi kopi mencetuskan denyut jantung serasa lebih cepat.
Karena itu, beberapa orang menyebut minum kopi terlalu banyak dapat menyebabkan penyakit aritmia.
Bagaimana pandangan dokter mengenai hal tersebut?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV, dr. Yansen, Sp. JP (K) memberikan ulasannya.
Berdasarkan penjelasan Yansen, anggapan minum kopi sebabkan aritmia hanyalah mitos.
Faktanya, American college of cardiology sudah meneliti, bahwa minuman kopi adalah salah satu minuman paling sehat. Asal tanpa gula dan bahan-bahan tambahan.
Baca juga: 10 Cara Alami untuk Redakan Sakit Kepala, Lepas Kuncir Rambut hingga Minum Kopi
"Jadi ditambahi gula, krimer, lalu diminum dengan gorengan, sambil merokok, itu yang tidak sehat," jelasnya.
Lebih lanjut Yansen mengatakan, sensasi jantung berdebar akan mudah dijumpai pada seseorang yang tidak biasa minum kopi.
Namun jika sudah terbiasa, tidak ada masalah sebenarnya.
Sehingga kopi tidak pernah berhubungan dengan penyakit aritmia.
Deteksi Penyakit Jantung
Memiliki jantung yang sehat adalah keinginan setiap manusia.
Dengan jantung yang sehat, maka tanda segala fungsi jantung bekerja dengan baik.
Baca juga: 5 Gejala Penyakit Jantung yang Bisa Salah Dikira Flu, Termasuk Sakit Kepala dan Menggigil
Pentingnya menjaga kesehatan jantung perlu menjadi seruan bagi seluruh masyarakat.
Pasalnya, jika jantung bermasalah maka bisa memicu permasalahan yang mengakibatkan seluruh organ tubuh lainnya ikut terganggu.
Lalu bagaimana cara menjaga kesehatan jantung?
Berdasarkan penuturan Yansen, masyarakat perlu rutin melakukan pemeriksaan jantung.
Jangan sampai baru melakukan pemeriksaan setelah mendapati ada keluhan pada area jantung.
Ketentuan ini juga berlaku pada masyarakat usia muda.
Baca juga: Benarkah Gigi Pria Rapuh Sebelum Usia 30 Tahun Mengindikasikan Penyakit Jantung?
"Merasa masih sehat, hidup sehat dan tidak merokok serta minum alkohol, kita tetap harus check up."
"Kadang kala kita nggapernah tahu kalau ternyata ada penyakit," ucap Yansen.
Prosedur Pemeriksaan Jantung
Pemeriksaan dalam mendeteksi penyakit jantung yang pertama perlu dilakukan, adalah pasien perlu datang ke rumah sakit.
Apabila ditemukan keluhan jantung berdebar sebagai tanda gangguan aritmia maka dokter akan segera melakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan akan dirunut sebagai berikut:
1. Wawancara pasien
Dokter akan memastikan keluhan yang dialami pasien dengan melakukan tanya jawab.
Apabila ada keluhan jantung berdebar, perlu ditelusuri waktu keluhan tersebut timbul.
Baca juga: 5 Gejala Penyakit Jantung yang Bisa Salah Dikira Flu, Termasuk Sakit Kepala dan Menggigil
"Apakah lagi aktivitas, tidur, atau istirahat," sambungnya.
2. Pemeriksaaan sederhana
Selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan sederhana.
Yakni dengan melakukan cek tekanan darah dan nadi.
Dari cara ini akan diketahui benar tidaknya keluhan berdebar dan mendeteksi keluhan lain.
3. Pemeriksaan tambahan
Pemeriksaan tambahan yang dilakukan salah satunya adalah rekam jantung.
4. Minta pasien lari
Berikutnya ajak pasien untuk berlari kecil untuk memacu jantung berdebar.
Baca juga: Waspada Gangguan Irama Jantung yang Bisa Terjadi pada Usia Muda
Penjelasan dr. Yansen, Sp. JP (K). ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)