TRIBUNHEALTH.COM - Ejakulasi merupakan masalah seksual yang harus segera diatasi.
Masalah seksual satu ini bisa menganggu keintiman bersama pasangan.
Banyak metode yang bisa dilakukan si penderita dalam mengatasi ejakulasi dini.
Baca juga: Kurang Hormon Testosteron Menyebabkan Pria Ejakulasi Dini? Berikut Ulasan dr. Andi Sugiarto, Sp.RM
Namun dari berbagai metode yang ada, beberapa orang menyebut bahwa terapi ejakulasi dini bisa menggunakan buah atau makanan tertentu. Benarkah demikian?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video, dr. Dandy Tanuwidjaja, Sp. U memberikan ulasannya.
Menurut pernyataannya, secara spesifik buah atau makanan tertentu tidak bisa menyembuhkan ejakulasi dini.

Baca juga: Orangtua Jadi Pelaku Penyimpangan Seksual, Bisakah Menurun pada Anak? Ini Kata Medical Sexologist
Meskipun banyak informasi yang menyatakan bahwa sejumlah makanan atau bahan alami dipercaya bisa meningkatkan vitalitas.
Dandy menganggap bahwa jenis makanan tersebut hanya bersifat meningkatkan libido.
"Biasanya ke arah libido atau ereksi," ucap Dandy.
Aturan Penanganan Ejakulasi
Dalam penanganan ejakulasi dini perlu diperhatikan derajat keparahan pasien dan derajat durasi ejakulasi dini.
"Sudah berapa lama mengalami ejakulasi dini, bisa saja baru seminggu, maka kita coba berikan terapi perilaku," ungkap Dandy.

Selain terapi perilaku, juga melakukan pemulihan kondisi tubuh dan olahraga.
Selanjutnya, jika kondisinya cukup berat maka dokter baru akan memberikan obat tambahan.
Penanganan
Dalam penanganan ejakulasi dini, ada 3 jenis pengobatan. Yakni:
- Terapi perilaku
Baca juga: Fakta-fakta Delayed Ejaculation, Durasi Hubungan Seksual Lama karena Kesulitan Mencapai Ejakulasi
- Medikamentosa
- Konseling
Di antara 3 aspek di atas, terapi perilaku dan konseling sangat membutuhkan dukungan pasangan.
Jika memiliki pasangan yang cenderung menjatuhkan, maka pasien akan jatuh pada fase minder yang kerap disertai demam panggung.

"Demam panggung dalam artian, setiap akan melakukan hubungan seksual akan minder dahulu," terang Dandy.
Jika sudah terjadi demikian akan memperburuk kondisi ejakulasi dini.
Prinsip Penanganan Ejakulasi Dini
Prinsip dasar penanganan ejakulasi dini bersifat individualis.
Artinya tidak semua penanganan pada setiap pasangan akan dilakukan dengan cara yang sama.
Baca juga: Kenali 8 Jenis Penyimpangan Seksual yang Perlu Diwaspadai, Simak dr. Binsar Martin Sinaga FIAS
Karena itu dibutuhkan kerjasama yang baik antara pasien beserta pasangan dan dokter.
Langkah ini dilakukan untuk mencapai kesepakatan bersama terkait pengobatan yang sesuai dengan pasien.
"Kita harus sama-sama antara dokter, suami, dan istrinya untuk duduk bersama mendiskusikan kira-kira (penanganan) mana yang cocok. Selanjutnya kita arahkan ke sana," terang Dandy.

Kunci utama dalam mengatasi masalah ini adalah komunikasi.
"Komunikasi itu sangat penting dalam pengobatan ejakulasi dini," ucap Dandy.
Baca juga: dr. Binsar : Kesehatan Seksual Tidak 100 persen Fokus Terhadap Organ Reproduksi dan Hubungan Intim
Jika sudah melakukan komunikasi dengan baik pada pasangan, maka ajak pasangan untuk mendampingi pengobatan. Utamanya pada saat berkonsultasi dengan dokter.
Karena meskipun ejakulasi dini terjadi pada pria, namun mempengaruhi hubungan antar pasangan.
"Berhasil atau tidaknya terapi yang dilakukan sangat bergantung oleh komunikasi, pengertian, dan kerjasama dengan pasangan," jelas Dandy.
Pemeriksaan Ejakulasi Dini
Kondisi ini perlu dipastikan secara medis oleh dokter dengan serangkaian prosedur pemeriksaan.
Langkah pertama, dokter akan melakukan anamnesis kepada pasien (wawancara medis).
Baca juga: Berikut Dua Fungsi Hubungan Seksual yang Disampaikan Dokter Spesialis Andrologi
Untuk memastikan apakah kondisi pasien memenuhi kriteria ejakulasi dini.
Lalu ditelusuri faktor penyebab yang bisa mencetuskan terkena ejakulasi dini.
Hingga kini, faktor pemicu yang paling sering didapatkan adalah psikologis.

Selain itu perlu dipastikan terkait kondisi hubungan dengan pasangan dan apakah ejakulasi dini sudah menganggu kualitas hubungan.
Pemicu Ejakulasi Dini
Ejakulasi dini lebih banyak terjadi disebabkan oleh psikis.
Meskipun ada beberapa kondisi biologis yang bisa memicu ejakulasi dini.
Misalnya:
- Infeksi saluran kencing
Baca juga: Wanita Hamil Rentan Alami Infeksi Saluran Kemih, Berikut Tips Pencegahan dan Pemulihannya
- Obesitas
- Disfungsi ereksi.
Kriteria Ejakulasi Dini
Suatu kondisi dianggap sebagai ejakulasi dini apabila memenuhi sejumlah kriteria. Ialah:
1. Waktu
Ejakulasi terjadi sebelum penetrasi atau kurang dari 1 sampai 3 menit setelah penetrasi terjadi.
Pertimbangan waktu tersebut berdasarkan jenis ejakulasi dini dalam dunia medis yang disebut:
- Long live

Ejakulasi dialami setiap saat pria memulai aktivitas seksual.
"Jadi sejak muda tidak pernah mengalami ejakulasi yang normal," tambah Dandy.
- Quirt
Pada masa muda pernah mengalami ejakulasi yang normal, lalu suatu ketika mengalami ejakulasi dini.
Kondisi ini menjadi tolak ukur alasan waktu 1-3 menit menjadi landasan pengukuran waktu ejakulasi dini.
2. Pria Tidak Bisa Kontrol Ejakulasi
Sebenarnya pada diri seorang pria memiliki kemampuan untuk mengontrol ejakulasi.
Jadi ketika ada sensasi ejakulasi akan terjadi, normalnya setiap pria bisa mengontrol.
Baca juga: Mengenal Perawatan Vagina, Non Surgical Female Intimate Rejuvenation dari dr. Reshati Anggit Maulani
Jika tidak ada kemampuan untuk melakukan kontrol ini, maka masuk sebagai salah satu kriteria ejakulasi dini.
3. Mengganggu
Disebut sebagai ejakulasi dini bila kondisi ini mengganggu.
Dalam artian menganggu secara psikis, seperti minder, menghindari aktivitas seksual, dan mengalami ketidakharmonisan dengan pasangan.
"Jadi disebut sebagai ejakulasi dini jika memenuhi 3 kriteria tersebut," tandas Dandy.
Penjelasan dr. Dandy Tanuwidjaja, Sp.U dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)