TRIBUNHEALTH.COM - Berikut ini simak penjelasan dr. Dandy Tanuwidjaja, Sp.U mengenai prosedur pemeriksaan ejakulasi dini.
Ejakulasi dini diartikan sebagai kondisi ketika seorang pria mengeluarkan sperma terlalu cepat saat berhubungan intim.
Kondisi ini perlu dipastikan secara medis oleh dokter dengan serangkaian prosedur pemeriksaan.
Baca juga: 8 Penyebab Ejakulasi Terasa Menyakitkan, Termasuk Masalah Saraf dan Infeksi Menular Seksual
Langkah pertama, dokter akan melakukan anamnesis kepada pasien (wawancara medis).
Untuk memastikan apakah kondisi pasien memenuhi kriteria ejakulasi dini.
Lalu ditelusuri faktor penyebab yang bisa mencetuskan terkena ejakulasi dini.
Hingga kini, faktor pemicu yang paling sering didapatkan adalah psikologis.
Selain itu perlu dipastikan terkait kondisi hubungan dengan pasangan dan apakah ejakulasi dini sudah menganggu kualitas hubungan.
Dandy menghimbau, sebaiknya pada saat berkonsultasi dengan dokter pasangan pria tersebut, yakni sang istri harus ikut mendampingi.
Baca juga: Manfaat Pakai Kaus Kaki pada Malam Hari, Bikin Cepat Tidur dan Tingkatkan Kualitas Hubungan Seksual
"Sayangnya seringkali yang datang ke saya hanya prianya," ucap Dandy dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
Padahal meskipun ejakulasi dini terjadi pada pria, namun mempengaruhi hubungan antar pasangan.
Disamping itu, terapi penaganan juga sangat membutuhkan dukungan pasangan.
"Berhasil atau tidaknya terapi yang dilakukan sangat bergantung oleh komunikasi, pengertian, dan kerjasama dengan pasangan," jelas Dandy.
Konsultasi dengan Dokter Urologi
Masih banyak masyarakat yang belum mengerti dokter dalam bidang apa yang paling tepat untuk menanganinya.
Dandy mengucapkan, pasien dengan kondisi demikian bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi.
Baca juga: Penelitian Ungkap Long Covid Pengaruhi Kehidupan Seksual, Sebabkan Pria Kesulitan Ejakulasi
Karena urologi adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang membahas lebih detail mengenai sistem urinarius (ginjal), saluran kemih hingga sistem reproduksi pria.
Walaupun memang pada beberapa kasus penanganannya membutuhkan tim.
"Mungkin ke psikolog atau psikiater, bisa juga ke ahli hormon bila ada gangguan hormonal," ucap Dandy.
Namun biasanya pertama kali dokter yang menangani kasus seperti ini ialah dokter spesialis urologi.
Ejakulasi Dini Hambat Kehamilan
Berdasarkan penuturan Dandy, ejakulasi dini bisa memungkinkan menghambat kehamilan.
Jika kasus ejakulasi dini yang dialami cukup parah, alias sebelum penetrasi sudah mengeluarkan air mani, maka jelas tidak akan ada pembuahan.
Baca juga: Medical Sexologist Sebut Penyimpangan Seksual Bisa Melibatkan Obyek Hidup dan Mati
Maka itu sudah pasti susah akan mengalami kehamilan pada sang istri.
Namun pada kasus penetrasi yang sudah terjadi lalu ejakulasi terjadi di dalam vagina maka bisa saja terjadi kehamilan.
Pemicu Ejakulasi Dini
Ejakulasi dini lebih banyak terjadi disebabkan oleh psikis.
Meskipun ada beberapa kondisi biologis yang bisa memicu ejakulasi dini.
Misalnya:
Baca juga: Hindari Risiko Kencing Berdarah dengan Melakukan Kebiasaan Ini, Simak Anjuran Ahli Urologi
- Infeksi saluran kencing
- Obesitas
- Disfungsi ereksi.
Kriteria Ejakulasi Dini
Suatu kondisi dianggap sebagai ejakulasi dini apabila memenuhi sejumlah kriteria. Ialah:
1. Waktu
Ejakulasi terjadi sebelum penetrasi atau kurang dari 1 sampai 3 menit setelah penetrasi terjadi.
Baca juga: 4 Gejala Kanker Ovarium yang Terlihat Sepele, Kembung hingga Nyeri saat Berhubungan Seksual
Pertimbangan waktu tersebut berdasarkan jenis ejakulasi dini dalam dunia medis yang disebut:
- Long live
Ejakulasi dialami setiap saat pria memulai aktivitas seksual.
"Jadi sejak muda tidak pernah mengalami ejakulasi yang normal," tambah Dandy.
- Quirt
Pada masa muda pernah mengalami ejakulasi yang normal, lalu suatu ketika mengalami ejakulasi dini.
Kondisi ini menjadi tolak ukur alasan waktu 1-3 menit menjadi landasan pengukuran waktu ejakulasi dini.
2. Pria Tidak Bisa Kontrol Ejakulasi
Sebenarnya pada diri seorang pria memiliki kemampuan untuk mengontrol ejakulasi.
Jadi ketika ada sensasi ejakulasi akan terjadi, normalnya setiap pria bisa mengontrol.
Jika tidak ada kemampuan untuk melakukan kontrol ini, maka masuk sebagai salah satu kriteria ejakulasi dini.
3. Mengganggu
Disebut sebagai ejakulasi dini bila kondisi ini mengganggu.
Dalam artian menganggu secara psikis, seperti minder, menghindari aktivitas seksual, dan mengalami ketidakharmonisan dengan pasangan.
Baca juga: dr. Binsar : Kesehatan Seksual Tidak 100 persen Fokus Terhadap Organ Reproduksi dan Hubungan Intim
"Jadi disebut sebagai ejakulasi dini jika memenuhi 3 kriteria tersebut," tandas Dandy.
Perbedaan Ejakulasi Dini dan Disfungsi Ereksi
Dandy mengatakan pada kasus ejakulasi dini, ereksi tidak mengalami masalah.
Yakni dalam artian penis bisa ereksi dengan maksimal namun air mani keluar lebih cepat dibanding yang diharapkan oleh pasien dan pasangannya.
Sedangkan pada disfungsi ereksi, pria tidak bisa melakukan ereksi.
"Ereksinya tidak maksimal atau tidak keras," ucapnya.
Penjelasan dr. Dandy Tanuwidjaja, Sp.U dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)