TRIBUNHEALTH.COM - Anak yang susah makan memang seringkali membuat khawatir para orang tua.
Pada saat menghadapi anak yang susah makan, orang tua perlu mengenali terlebih dahulu apa penyebabnya.
Setiap penyebab tentu memiliki pendekatan atau cara mengatasi yang berbeda-beda.
Dokter Spesialis Anak Konsultan, Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp.A (K) menjelaskan jika ada beberapa penyebab anak susah makan, yaitu:
1. Anak belum merasa lapar
2. Jenis makanan tidak disukai anak
3. Adanya penyakit
Baca juga: Terkena Kutu Rambut? Coba Basmi dengan Berbagai Obat Alami Berikut, dari Zaitun hingga Minyak Kelapa

Baca juga: Kondisi yang Tak Dianjurkan Dokter Jalani Bleaching Gigi, Simak Ketentuan drg. R. Ngt. Anastasia
Untuk memastikan penyebabnya, tentu saja dokter perlu melakukan evaluasi dan pemeriksaan untuk menegakkan penyebabnya.
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan, Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp.A (K) yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk.
Pasalnya suhu dan variasi makanan juga memengaruhi ketertarikan anak dalam mengonsumsi makanan.
Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp.A (K) membenarkan jika hal ini sangat memengaruhi.
Ini disebabkan karena anak sudah mulai menggemari makanan-makanan tertentu.
"Kalau bayi saja mungkin nasi tim kan kalau bayi saja, MPASInya (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) kan bubur susu atau nasi timnya. Laitu menyajikannya kalau nasi tim ya harus tepat," ucap Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp.A (K).
"Kalau misalkan ibunya pengen memberikan hati ayam ya hatinya jangan diublek jadi satu dengan timnya. Nanti dia amis anak nggak mau. Orang tua saja nggak mau apalagi bayi-bayi," sambung Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp.A (K) dalam tayangan Healthy Talk (21/05/2022).
"Jadi harus pinter-pinter menyajikannya. Kalau misalkan nasi tim ya buat nasi tim sendiri, ada ceker ayam , bayam, wortel kemudian lauknya hatinya disendirikan atau taruh mangkuk sendiri," timpal Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp.A (K).
Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan ketika Kulit Alergi Pasca Suntik Putih Sembarangan, Simak Imbauan Dokter

Baca juga: Jangan Bingung, Ini Beda Ejakulasi Dini dengan Disfungsi Ereksi menurut dr. Dandy Tanuwidjaja, SpU
"Nah, kalau mau ndulang (menyuapi) baru ambil sedikit kemudian dimasukkan ke timnya baru di suapkan ke mulut bayinya begitu supaya rasanya masih segar dan enak, begitu," tambah Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp.A (K).
Ada beberapa orang tua yang mengatakan jika anak terlalu banyak minum susu membuatnya untuk tidak mau makan.
Mengenai hal ini, Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp.A (K) menyebutkan jika pemberian susu pada anak itu terdapat aturan.
Menurutnya, sampai anak berusia 6 bulan hanya diberikan ASI atau susu saja, biasanya ini dikenal dengan istilah ASI eksklusif.
"Jadi mulai lahir sampai 6 bulan diberi ASI saja," tutur Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp.A (K).
Menurutnya setelah 6 bulan, barulah anak bisa diberikan MPASI.
Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp.A (K) memaparkan jika MPASI pertama yang diberikan kepada anak adalah bubur susu.
Apabila sudah diberikan bubur susu, otomatis jatah pemberian bubur susu mengambil dari salah satu waktu untuk pemberian ASI.
Dengan begitu pemberian ASI kepada anak menjadi berkurang.
Baca juga: Perhatikan Gejala Ejakulasi Dini yang Tak Boleh Diabaikan, Simak dr. Dandy Tanuwidjaja, Sp.U

Baca juga: Alami Sembelit dan Anemia? Dokter Imbau Segera Lakukan Pemeriksaan, Curiga Tanda Kanker Usus
"Kalau diberikan bubur susunya sekali ya berkurang sekali (berkurang 1 kali pemberian ASI), kalau bubur susunya sudah dua kali, memberinya ASI juga berkurang dua kali dan seterusnya," imbuh Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp.A (K).
Baca juga: dr. Hasan Menerangkan Jika Penderita Batu Empedu Tak Menunjukkan Gejala Kecuali Menimbulkan Masalah
Penjelasan Dokter Spesialis Anak Konsultan, Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp.A (K) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 21 Mei 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.