TRIBUNHEALTH.COM - Kolesterol tinggi adalah salah satu kondisi tubuh yang harus diwaspadai.
Kolesterol adalah kumpulan lemak yang didistribusikan ke seluruh tubuh.
Lemak darah tersebut berputar dalam pembuluh darah dan dapat menyumbat dimanapun.
Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes, dr. Indra Wijaya memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Kompas Tv program Ayo Sehat.
Baca juga: Tak Hanya Makanan Tinggi Lemak, Kolesterol Tinggi juga Dapat Terjadi Karena Faktor Genetik
Baca juga: dr. Indra Wijaya Tak Sarankan Konsumsi Obat Warung untuk Atasi Kolesterol Tinggi, Berikut Alasannya
Pasalnya kolesterol tinggi yang tidak segera diobati dapat menyebabkan berbagai komplikasi.
dr. Indra Wijaya menjelaskan, jika lemak tersebut sampai menyumbat otak dapat menyebabkan stroke.
Kemudian jika lemak tersebut menyumbat di bagian jantung, dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.
Jika tersumbat di bagian hati dapat menyebabkan fatty liver atau perlemakan hati, dan ketika tersumbat di bagian pankreas dapat menyebabkan fatty pankreas.
Baca juga: Tak Sarankan Copy Resep untuk Kolesterol Tinggi, dr. Indra Sarankan Konsultasi Lagi saat Obat Habis
Baca juga: 3 Cara untuk Mengatasi Kolesterol Tinggi, Salah Satunya Jalankan Pola Hidup Sehat
Kolesterol tinggi memicu terjadinya diabetes melitus tipe 2
Pankreas merupakan salah satu organ yang memiliki peran penting dalam sistem pencernaan dan metabolisme.
Pankreas berfungsi untuk memproduksi enzim untuk menghancurkan dan mencerna makanan di dalam perut.
Selain itu, dr. Indra Wijaya menyebutkan jika pankreas adalah organ yang mengatur gula darah terkait dengan penyakit diabetes.
"Kalau pankreas diselimuti oleh banyak lemak akan menyebabkan terjadinya gangguan glukosa atau gula darah."
Baca juga: Kolesterol Tinggi Tak Hanya Dialami Badan Gemuk Saja, Badan Kurus juga Dapat Mengalaminya
Baca juga: dr. Indra Wijaya: Untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi Disesuaikan dengan Usia dan Riwayat Pasien
"Kondisi ini yang akhirnya menyebabkan kencing manis atau diabetes melitus tipe 2."
"Jadi ada kaitannya antara kolesterol tinggi dengan diabetes," jelas dr. Indra Wijaya.
Diabtes melitus tipe 2 merupakan penykait yang dapat terjadi akibat kolesterol tinggi.
Diabetes dapat mempengaruhi kadar kolesterol, bahkan jika gula darah terkontrol dengan baik, orang-orang dengan diabetes cenderung memiliki trigliserida tinggi dan mengalami penurunan HDL.
Baca juga: Sederet Fakta Menarik Mengenai Kolesterol pada Anak Muda, Bisa Diantisipasi dengan Tips Berikut
Kolesterol tinggi juga dapat menyerang anak-anak
Kolesterol tinggi tidak hanya menyerang orangtua saja, namun anak-anak juga dapat mengalaminya.
Menurut penuturan dr. Indra Wijaya, kolesterol yang terjadi pada anak-anak tidak terlalu bergejala seperti pada orang dewasa ataupun orangtua.
Namun di dalam guideline kedokteran atau terapi kedokteran, membutuhkan data skrining untuk pasien khusus, tidak untuk semua anak.
Biasanya data khusus tersebut ditujukan pada anak-anak yang mengalami kegemukan atau obesitas dan juga anak dengan riwayat keluarga stroke atau jantung pada usia dini.
Baca juga: Dianggap Bisa Turunkan Kolesterol, Bolehkan Oatmeal Dimakan dengan Gula dan Susu?
Baca juga: Apa Pengganti Ikan yang Bisa Dimanfaatkan untuk Menghindari Kolesterol Berlebih?
"Biasanya mereka memiliki skrining dan batas cut off terapi pada anak-anak dan tentunya dimiliki oleh dokter anak."
"Tentunya hal tersebut harus melalui konsultasi dokter terkait penyakit dengan nama sindrom metabolik."
"Sindrom metabolik itu kolesterol tinggi, kegemukan, darah tinggi, dan sebagainya."
"Jadi pada kasus anak-anak, jika mereka memerlukan juga harus dilakukan skrining dan terapi," terang dr. Indra Wijaya.
Baca juga: Sering Dianggap Buruk, Ini Fakta tentang Kolesterol dan Fungsinya Bagi Tubuh
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes, dr. Indra Wijaya dalam tayangan YouTube Kompas Tv program Ayo Sehat pada 7 Mei 2022.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)