TRIBUNHEALTH.COM - Rupanya penyakit stroke tidak selalu terjadi pada usia tua, stroke juga bisa terjadi pada usia muda.
Penyakit stroke adalah kondisi ketika suplai darah ke otak terganggu atau berkurang, yang mengakibatkan jaringan otak tidak mendapatkan oksigen.
Stroke termasuk penyakit serius yang bisa menyebabkan kecacatan dan membahayakan nyawa penderitanya.
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Saraf, dr. Lilir Amalini dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KompasTV program Ayo Sehat.
Ketahui fakta menarik penyakit stroke
"Hasil penelitian menerangkan atau berasosiasi tidur dengan kejadian stroke," ujar dr. Lilir Amalini.
Baca juga: Kenali Penyebab dan Gejala Radang Usus Buntu yang Disampaikan oleh Dokter Spesialis Bedah

Baca juga: Aturan Waktu yang Tepat untuk Melakukan Pembersihan Telinga, Simak Ulasan dr. Debby Septiana Sp.THT
"Dimana tidur kurang dari 7 jam diasosiasikan dengan peningkatan kejadian stroke perdarahan hampir sebanyak dari 21 persen, kurang dari 7 jam sehari," sambung dr. Lilir Amalini.
"Tapi menariknya lagi nih, tidur lebih dari 9 jam sehari juga meningkatkan risiko terjadinya penyakit stroke sumbatan serta kelainan jantung dan pembuluh darah," timpalnya.
"Jadi memang tidur itu harus pas, jadi nggak boleh kurang, juga nggak boleh kelebihan, 7-8 jamper hari," pungkas dr. Lilir Amalini.
Lantas apakah boleh jika melanjutkan tidur yang kurang setelah beberapa saat terbangun?
"Kalau misalnya cuman beberapa waktu saja, itu nggakpapa. Jadi istilahnya kaya nyaur tidur ya ibaratnya," ulas dr. Lilir Amalini.
"Itu kalau dalam waktu yang nggak panjang, cuman sesekali nggakpapa. Tapi tentunya kalau tidur kurang dari 7 jam akan mengakibatkan risiko-risiko penyakit stroke, jantung dan pembuluh darah itu semua meningkat," imbuhnya.
"Nyaur boleh aja, tapi tentu tidak dalam waktu yang lama," tutur dr. Lilir Amalini.
Baca juga: dr. Ekawaty Yasinta Larope Sp.A(K) Ungkap Penyebab Alergi pada Anak dan Cara Pencegahannya

Baca juga: drg. Lina Nurdianty Ungkap Beberapa Gejala Gigi Berlubang yang Bisa Diamati Seperti Perubahan Warna
Ketahui cara deteksi dini penyakit stroke pada usia muda
dr. Lilir Amalini menerangkan jika sebenarnya penyakit stroke adalah penyakit yang datangnya secara tiba-tiba atau mendadak, dimana kejadian yang tiba-tiba pada pembuluh darah otak seseorang.
"Tapi memang ada sekitar 15-25 persen dari penderita stroke itu merasakan gejalanya 7 hari sampai 1 bulan sebelumnya," sambung Dokter Spesialis Saraf, dr. Lilir Amalini.
Menurutnya, kondisi ini dinamakan Transient ischaemic attack alias TIA.
Transient ischaemic attack (TIA) alias stroke ringan merupakan serangan yang terjadi saat pasokan darah ke otak mengalami gangguan sesaat.
Serangan ini biasanya berlangsung lebih singkat dari stroke, yakni selama beberapa menit hingga beberapa jam dan pengidap akan pulih dalam waktu satu hari.
"Jadi semacam mini stroke," pungkas dr. Lilir Amalini.
"Jadi gejalanya itu mirip banget sama stroke. Jadi bisa mulutnya mencong (miring), terus lemah sebelah, susah bicara, linglung, kesemutan," timpalnya.
Baca juga: dr. Ammarilis Murastami: Alergi Kulit Bisa Terjadi Apabila Seseorang Mengalami Suatu Kerentanan

Baca juga: dr. Ammarilis Murastami, Sp.KK Sebut Jika Alergi Kulit adalah Suatu Proses Peradangan
"Tapi bedanya dia itu dalam beberapa menit biasanya kurang dari 1 jam itu sudah hilang gejalanya atau ya pokoknya kurang dari 24 jam," sambung dr. Lilir Amalini.
"Mangkanya orang sering kecolongan disitu, seharusnya apabila sudah terkena tadi yang TIA harus dicari tuh penyebabnya biar nggak berkembang jadi stroke," lanjut dr. Lilir Amalini.
Baca juga: Benarkah Pengikisan Gigi sebelum Gigi Palsu Dipasang Sebabkan Rasa Ngilu? drg. Ikbal Menjawab
Penjelasan Dokter Spesialis Saraf, dr. Lilir Amalini dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KompasTV program Ayo Sehat edisi 10 Juni 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.