Breaking News:

Mengurangi Asupan Makan Bukan berarti Tidak Makan Samasekali, Ini Cara Mengatur Pola Makan

Masih banyak masyarakat yang belum memahami langkah diet dengan benar. Beberapa diantaranya bahkan tidak mengatur pola makan dengan baik.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
wow.tribunnews.com
ilustrasi diet dengan mengatur pola makan 

TRIBUNHEALTH.COM - Seringkali masyarakat awam yang melakukan diet dengan cara yang tidak benar.

Bagi seseorang yang sedang diet, dalam sehari tetap 3 kali makan tetapi porsinya diatur.

Misalnya untuk makan pagi atau sarapan, porsinya lebih sedikit.

Sedangkan saat makan siang, porsi makanan lebih banyak sedikti.

Dan untuk makan malam biasakan konsumsi buah-buahan dengan kalori yang sedikit tetapi mnegenyangkan, misalkan buah pir dan apel.

Sangat disarankan untuk mengurangi konsumsi karbohidrat saat malam hari.

Apabila konsumsi karbohidrat pada malam hari kemudian langsung tidur, maka kalori tidak akan dibakar dan membentuk lemak.

ilustrasi diet dengan mengatur pola makan
ilustrasi diet dengan mengatur pola makan (wow.tribunnews.com)

Baca juga: Diet Keto Masih Kontroversial, Penelitian Sebut Bisa Sebabkan Masalah Kardiovaskuler dan Liver

Lemak tersebut nantinya akan menumpuk pada pembuluh darah.

Sehingga pembuluh darah tertutup dan menyebabkan penyakit jantung, serangan jantung, dan penyakit stroke.

Kegemukan terjadi karena banyak makan dan sedikit aktivitas.

2 dari 4 halaman

Kegemukan atau obesitas merupakan pintu gerbang dari diabetes, hipertensi, penyakit stroke dan sebagainya.

Tetapi banyak orang yang tidak aware terhadap masalah berat badan.

Lingkar perut leboh dari 90cm pada laki-laki dan lebih dari 80cm pada perempuan sudah menandakan obesitas central.

Sedangkan obesitas semua dilihat dari indeks massa tubuh, normalnya 18-25.

Baca juga: Seringkali Diabaikan, Berikut Pola Makan Sehat saat Pandemi yang Dianjurkan Ahli Gizi

Beberapa orang mengatakan bahwa obesitas disebabkan karena faktor keturunan.

dr. Iswandi Darwis menyampaikan, obesitas bisa dikarenakan adanya faktor keturunan.

Jika seorang ibu yang gemuk, maka anak pun bisa menjadi gemuk karena adanya faktor keturunan.

Penggunaan kalori pada tubuh kita bergantung dengan enzim dan metabolisme tubuh, yang mana kegiatan tersebut bergantung secara genetika.

Yang perlu dilakukan adalah porsi makan dikurangi dan aktivitas ditambah.

Aktvitas yang harus dilakukan adalah olahraga.

3 dari 4 halaman

Terdapat 2 janis olahraga, yakni :

- Kardio

Kardio merupakan olahraga yang melatih kebugaran.

Baca juga: Dampak yang Terjadi pada Tubuh Jika Diet Tanpa Mengonsumsi Karbohidrat

Jika naik turun tangga hanya sekali sudah terasangos-ngosan, maka tubuh menandakan tidak bugar.

Ketika tubuh tidak bugar, maka perlu dilatih dengan bersepeda dan lari-lari kecil.

Awal-awal bersepeda disarankan untuk tidak langsung jarak jauh, karena tubuh tidak akan kuat dan harus dilakukan secara bertahap.

- Aerobic

Aerobic merupakan olahraga yang membentuk kebugaran tubuh.

Sedangkan olahraga yang membentuk otot adalah barbel.

Mengangkat barbel adalah olahraga body shaping atau membentuk badan.

Baca juga: Perlunya Mengontrol Pola Makan karena Hasil Slimming Treatment Berkaitan dengan Komitmen Pasien

4 dari 4 halaman

dr. Iswandi Darwin menyampaikan bahwa kedua olahraga tersebut sangat penting dan akan menggunakan energi lebih banyak, sehingga lemak yang ada didalam tubuh akan dibakar.

Penyakit jantung dan stroke kebanyakan diderita oleh orang-orang perkotaan karena rata-rata bekerja dikantor dan kurang olahraga.

Kebanyakan masyarakat tidak aware dengan kesehatannya, dan datang ke dokter ketika sudah sakit seperti diabetes, hipertensi, sakit jantung bahkan stroke.

Padahal lifestyle yang sehat adalah obat yang sangat murah.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung bersama dengan dr. Iswandi Darwis, Sp.PD. Seorang dokter spesialis penyakit dalam dari RSUD Dr. H. Abdul Moeloek.

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.compola makanNutrisidietKarbohidrat Sitoplasma
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved