Breaking News:

Mitos atau Fakta - Terpapar Zat Pemicu Bisa Kurangi Afek Alergi? Ini Kata dr. Prasna Pramita, Sp. PD

Berikut ini simak penjelasan dokter mengenai reaksi alergi yang perlu diketahui

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Melia Istighfaroh
bali.tribunnews.com
Ilustrasi konsultasi dokter untuk penanganan alergi 

TRIBUNHEALTH.COM - Mengalami alergi tentu akan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Terlebih lagi jika alergi pada suatu makanan atau cuaca.

Tidak jarang dalam menghindari pemicu alergi ini sulit dilakukan.

Baca juga: Batuk Akut Bisa Disebabkan Sederet Hal Berikut: Covid-19, ISPA, hingga Rhinitis Alergi

Akhirnya reaksi alergi timbul begitu saja dengan cepat.

Namun sebenarnya, bila dibiarkan terpapar zat pemicu alergi terus-menerus akankah mengurangi efek alergi?

Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Alergi dan Imunologi, dr. Prasna Pramita memberikan ulasannya.

Ilustrasi kulit gatal karena alergi
Ilustrasi kulit gatal karena alergi (kompas.com)

Berdasarkan pernyataannya, hal sering terpapar dengan zat pemicu alergi tidak akan mengurangi efek alerginya.

Justru akan memicu reaksi alergi terus-menerus timbul.

Meski demikian, tidak menutup kemungkinan bisa membentuk antibodi.

Baca juga: Iritasi Saraf, Pulpitis, hingga Alergi Dapat Sebabkan Gigi Sensitif setelah Dilakukan Penambalan

"Contohnya jika alergi terhadap udang, bila terus mencoba melawannya dengan mengonsumsi udang maka ada 2 kemungkinan."

2 dari 4 halaman

"Yakni akan terbentuk antibodinya sehingga tidak ada apa-apa atau akan berat alergi yang dialami," kata Prasna.

Sehingga bila semakin terus terpapar, maka akan semakin berat alergi yang terjadi.

Reaksi Pasca Alergi

Ilustrasi dermatitis kontak alergi karena metal pada masker
Ilustrasi dermatitis kontak alergi karena metal pada masker (tribunnews.com)

Alergi adalah suatu kondisi yang merujuk pada sistem kekebalan tubuh yang bereaksi dengan bahan-bahan alergen.

Bahan-bahan alergen ini sebenarnya tidak berbahaya.

Baca juga: Kulit Gatal Disertai Sensasi Terbakar tapi Tak Ada Luka? Waspada, Bisa Jadi Tanda Kerusakan Saraf

Namun karena tubuh terus terpapar dengan bahan alergen tersebut, akhirnya memunculkan masalah atau reaksi alergi.

Reaksi yang bisa timbul pasca terkena alergi antara lain:

- Merah-merah di kulit

- Batuk

Ilustrasi seseorang yang mengalami batuk
Ilustrasi seseorang yang mengalami batuk (kompas.com)

- Pilek

3 dari 4 halaman

- Mual

Baca juga: dr. Fiarry Fikaris Menjelaskan Cara Mengatasi Mual saat Makan Bagi Penderita Asam Lambung

- Muntah

- Sesak napas

Penanganan Alergi

Ketika mengalami alergi, masyarakat bisa mengonsumsi obat anti alergi.

Ilustrasi udang picu alergi
Ilustrasi udang picu alergi (Pixabay)

Obat anti alergi tersebut sangat mudah ditemui di pasaran.

Obat anti alergi ini bisa dikonsumsi hingga 3 sampai 5 hari.

Baca juga: Orang dengan Kondisi Berikut Tak Disarankan Konsumsi Pepaya, Berisiko Alami Alergi

"Coba saja nggak papa-papa minum dulu obat anti alergi, seperti 1 tablet sampai beberapa hari," imbau Prasna.

Namun jika sudah melewati batas ketentuan, seperti 5 hari lamanya, maka segera cari pertolongan ke dokter.

Jangan menunda untuk melakukan pemeriksaan dengan dokter.

Ilustrasi konsultasi dengan dokter
Ilustrasi konsultasi dengan dokter (Pexels.com)
4 dari 4 halaman

Karena jika terlambat, bisa saja kulit sudah mengalami kondisi yang lebih parah akibat sering digaruk karena merasakan gatal.

Baca juga: Kenapa Alergi Setiap Orang Berbeda-Beda? Simak Penjelasan dari dr. Prasna Pramita

"Kalau tidur suka menggaruk, terkadang itu sering dilupakan akhirnya menimbulkan luka."

"Luka ini jadi berbekas dan sulit disembuhkan kalau sudah dewasa, berbeda dengan anak-anak," ungkap Prasna.

Tubuh yang Rentan Terkena Alergi

Alergi bisa terjadi karena berbagai macam faktor penyebab.

Namun biasanya, alergi timbul hanya pada area tertentu saja.

Ilustrasi alergi serbuk sari bunga
Ilustrasi alergi serbuk sari bunga (Pexels)

Menurut pemaparan Prasna, area tubuh yang sering terkena alergi terbagi menjadi 2 jenis, yakni area lokal dan sistemik.

Pada area lokal terdapat pada kulit, sementara sistemik pada dalam tubuh.

Baca juga: 4 Aktivitas yang Bisa Menjadi Media Penularan Pilek, Perpegangan Tangan hingga Berbagi Minum

Bila area sistemik yang terkena, maka bisa memunculkan batuk, pilek, bersin-bersin, mual atau muntah, hingga sesak napas dan perut tidak nyaman.

Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Alergi dan Imunologi, dr. Prasna Pramita ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comGejala AlergiPenyebab Alergipencetus alergialergi makanandr Prasna PramitaMitos atau Fakta
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved