TRIBUNHEALTH.COM - Penebalan dinding rahim adalah suatu kondisi kesehatan yang bisa menyerang wanita.
Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal sebagai hiperplasia endometrium.
Untuk mengobati penebalan dinding rahim, dokter bisa menggunakan metode dan pertimbangan yang berbeda pada tiap pasien, mulai dari obat oral hingga tindaknan operasi.
Sebelumnya, dokter pun perlu melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis dan untuk memastikan ada atau tidaknya kanker.
Pada dasarnya dinding rahim memang akan menebal saat ovulasi untuk mempersiapkan kehamilan.
Baca juga: Normal Terjadi Sesak Napas pada Awal Kehamilan, Dipicu Faktor Hormonal hingga Pertumbuhan Rahim
Namun endometrium akan kembali meluruh dalam proses menstruasi ketika tidak terjadi pembuahan.
Namun, jika ada ketidakseimbangan hormon, endometrium bisa menebal dan tumbuh terlalu banyak.
Pada jenis tertentu, penebalan edometrium ini bisa memicu terjadinya sel kanker, dilansir TribunHealth.com dari WebMD.
Pemeriksaan yang dibutuhkan

Baca juga: dr. Ni Komang Yeni Sebut Pernikahan Dini Menyebabkan Wanita Rentan Mengalami Kanker Mulut Rahim
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mempertimbangkan riwayat kesehatan.
Mereka mungkin bertanya tentang gejala dan riwayat menstruasi, seperti usia mulai menstruasi dan menopause.
Banyak kondisi yang berbeda dapat menyebabkan perdarahan yang tidak biasa, sehingga dokter mungkin melakukan beberapa tes diagnostik ini:
Baca juga: Apakah Setiap RS Terdapat Dokter Spesialis yang Khusus Tangani Pasien Turun Rahim? Ini Kata Dokter
USG
Dokter mungkin melakukan USG transvaginal untuk melihat apakah lapisan tebal.
Mereka akan memasukkan perangkat kecil ke dalam vagina.
Perangkat ini menggunakan gelombang suara, yang diubah menjadi gambar rahim
Jika endometrium tebal, itu mungkin berarti pasien menderita hiperplasia endometrium.

Biopsi
Mungkin juga perlu menjalani biopsi.
Dokter akan mengambil sampel jaringan dari lapisan rahim.
Sampel akan diuji di laboratorium untuk melihat apakah itu kanker atau bukan.
Baca juga: Sebelum Terkena Kanker Serviks, Leher Rahim Bisa Alami Perubahan Ini, Bisa Terdeteksi dalam Skrining
Histeroskopi
Histeroskop adalah tabung tipis, terang, dan fleksibel.
Dokter akan menggunakannya untuk melihat ke dalam rahim jika ada kelainan.
Mereka juga dapat melakukan biopsi atau pelebaran dan kuretase (D&C).
Selama pelebaran dan kuretase, dokter akan membuka (melebarkan) serviks, yang merupakan pembukaan rahim.
Mereka kemudian akan menggunakan alat tipis yang disebut kuret untuk mengangkat jaringan dari rahim .
Pengobatan

Sebagian besar kasus hiperplasia endometrium dapat diobati.
Perawatan yang umum adalah progestin, progesteron buatan manusia.
Dokter mungkin meresepkan progestin dalam beberapa cara berbeda:
- Oral
- Melalui suntikan
- Dalam krim vagina
- Dalam alat kontrasepsi (IUD)
Mungkin perawatan diperlukan selama setidaknya selama enam bulan.
Seseorang berada pada risiko kambuh yang lebih tinggi jika mengalami obesitas atau diobati dengan progestin oral, dan mungkin memerlukan janji tindak lanjut setiap tahun.
Histerektomi

Dokter mungkin merekomendasikan operasi untuk mengangkat rahim (histerektomi) jika:
- Selama perawatan, hiperplasia endometrium atipikal berkembang
- Setelah 12 bulan pengobatan, tidak ada perbaikan
- Mengalami kekambuhan atau memburuknya kondisi
- Pendarahanm tidak berhenti
- Setelah histerektomi dilakukan, pasien tidak akan bisa hamil lagi.
Karena itu, sangat penting untuk mempertimbangkan dampak baik dan buruk setiap pengobatan kepada dokter.
Baca berita tentang kesehatan umum lainnya di sini.
(TribunHealth.com/Nur)