TRIBUNHEALTH.COM - Menjaga kesehatan gigi sangat penting dilakukan.
Jangan sampai mengalami rasa sakit pada gigi akibat adanya masalah yang terjadi pada area tersebut.
Bila sudah mengalami sakit gigi, seringkali seseorang akan merasa tidak nyaman dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Seperti aktivitas makan, minum ataupun berbicara.
Baca juga: Dokter Bedah Mulut Sebut Risiko jika Gigi Impaksi Tak Segera Ditangani, Salah Satunya Tumbuh Kista
Jika hal di atas sudah terjadi, biasanya seseorang baru tergerak untuk datang ke dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan.
Padahal pemeriksaan gigi tidak hanya semata-mata untuk mengatasi permasalahan pada gigi.

Melainkan juga memantau kondisi kesehatan gigi sehingga bila ada masalah bisa cepat dideteksi dan diatasi.
Baca juga: drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K) Terangkan Masing-masing Tingkatan Perawatan Orthodonti
"Jadi sebenarnya ada penyakit yang bisa dihentikan dengan pemeriksaan lebih awal."
"Sehingga jangan menunggu sesuatu itu sakit," kata drg. Andi Tajrin, MKes, Sp.BM (K) dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunnews.
Waspada Gigi Tumbuh Tidak Lengkap
Tajrin menghimbau masyarakat untuk waspada jika gigi tak segera tumbuh dengan lengkap.
Umumnya gigi akan secara lengkap tumbuh berjumlah 32.

Jumlah ini semestinya sudah dimiliki setiap orang saat memasuki usia 16 hingga 17 tahun.
Namun bila ditemukan jumlah gigi tidak seperti seharusnya, maka Tajrin menghimbau untuk waspada.
Biasanya paling banyak dicurigai adalah pertumbuhan gigi geraham paling akhir, baik atas maupun bawah yang tak segera tumbuh.
Baca juga: Segera Atasi Radang Gusi jika Tak Ingin Timbulkan Masalah pada Rahang, Ini Penjelasan Dokter Gigi
Tidak hanya sebatas pada gigi geraham saja, baiknya untuk memperhatikan pertumbuhan gigi taring.
Bila gigi taring tidak tumbuh, disebut Tajrin, bisa berisiko sebabkan impaksi dan masalah kesehatan secara menyeluruh.

Oleh karena itu penting untuk mengantisipasinya dan segera melakukan tindakan lebih lanjut dengan melakukan pemeriksaan dini oleh diri sendiri.
"Setelah itu konsultasi ke dokter dan biasanya dokter akan menyarankan melakukan tindakan odontektomi," ucap Tajrin.
Baca juga: drg. Ahmad A. Adam Beberkan Beberapa Penyebab Bau Mulut, Bisa Disebabkan Karena Kebiasan Merokok
Menurutnya, gigi impaksi bisa menjadi benda asing bila tak segera diberi tindakan.
Artinya gigi yang dimiliki akan menyebabkan suatu masalah apabila tidak dilakukan odontektomi.
Karena itu gigi berada pada posisi yang tidak normal.

Sehingga banyak hal yang akan terjadi, antara lain:
1. Infeksi
2. Gigi rapuh atau berlubang
Baca juga: drg. Anastasia Sebut Pasien Perlu Mengenali Ciri Khas dan Pemicu Kejadian Gigi Sensitif
3. Inflamasi terus-menerus
4. Risiko sebabkan kista dan tumor
Maka dari itu penting sekali jika alami impaksi harus segera diberikan terapi.
Kenali Tindakan Odontektomi
Odontektomi biasa disebut juga sebagai tindakan pencabutan pada gigi bungsu, gigi yang tidak tumbuh normal atau gigi yang terbenam di dalam tulang.

Sekitar 80 persen gigi yang diodontektomi itu ada di gigi bungsu sebenarnya.
Namun demikian, pada beberapa gigi seperti gigi taring atau gigi seri baik pada rahang atas atau bawah juga bisa tumbuh dengan tidak normal.
Maka untuk menanganinya dibutuhkan prosedur odontektomi.
Baca juga: drg. Zita Aprilia Ungkap Masalah Kesehatan Gigi Anak dan Waktu yang Tepat Mengenalkan Dokter Gigi
Dalam dunia kedokteran gigi, odontektomi disebut sebagai tindakan pencabutan khusus.
Karena tindakan odontektomi membutuhkan teknik yang lebih kompleks daripada pencabutan gigi biasa.
Sementara pada pencabutan gigi yang normal tanpa melalui tindakan operasi minor.

"Nah kalau odontektomi melalui prosedur operasi minor," sambung Andi.
Operasi minor yang dimaksud adalah adanya sedikit pembukaan jaringan lunak atau gusi dan tulang.
Baca juga: Alami Sakit Bagian Pinggang Ketika Hamil, Termasuk Gangguan Tulang Belakang atau Efek Kehamilan?
Terkadang odontektomi dilakukan dengan membagi gigi menjadi beberapa bagian. Sehingga tidak dilakukan pencabutan secara utuh.
Penjelasan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial, drg. Andi Tajrin, MKes, Sp.BM (K) dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunnews.
.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)