TRIBUNHEALTH.COM - Menginang atau menyirih adalah sebuah kebiasaan mengunyah sirih dan ramuan lainnya seperti kapur, gambir, pinang dan tembakau, yang kemudian diwariskan secara turun temurun dari generasi terdahulu hingga sekarang.
Menginang atau menyirih tidak hanya populer di Papua Nugini ataupun di pulau Jawa saja, beberapa kawasan di Indonesia seperti Sumatera Utara tepatnya di pegunungan Karo, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, dan Nias juga melakukan kebiasaan menginang atau sering juga disebut menyirih.
Manfaat kebiasaan menyirih atau menginang
Sebagian orang mengatakan jika kebiasaan menginang atau menyirih bermanfaat untuk kesehatan gigi dan mulut.
Menanggapi hal ini, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati mengatakan jika terdapat beberapa hal yang bermanfaat dan ada beberapa hal yang tidak bermanfaat.
Baca juga: Begini Penanganan Pasien Demensia, Mulai dari Terapi Obat, Terapi Non Obat hingga Tindakan Operatif

Hal ini disampaikan oleh Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews program Sapa Dokter edisi 18 Februari 2022.
Baca juga: dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N Beberkan Cara Merangsang Daya Ingat Pasien Demensia dengan Baik
Kandungan dalam daun sirih bisa menghentikan pendarahan dan mengencangkan gusi dengan cara mengerutkan jaringan sel yang ada.
Akan tetapi jika mengunyahnya setiap hari justru bisa membuat rongga mulut kering sehingga memicu munculnya sariawan.
"Kulit pinangnya bermanfaat. Sebetulnya kalsium yang dari hancuran atau bubuk kulit itu cukup baik. Tetapi kan yang digunakan terlalu banyak sehingga terbakar," terang Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.
Jika hanya sebatas mengunyah kulit dari buah pinang, kemungkinan baik untuk kesehatan gigi karena berfungsi untuk membersihkan.
Sehingga fungsi pembersihannya bisa tercapai.
"Tetapi kan dalam ritual menginang sejauh yang pernah saya lihat baik di Papua maupun di Jawa, yang pernah saya lihat secara langsung maksudnya ya," sambungnya.
"Itu kan ada sekian rangkaian tindakan dan sekian banyak material yang digunakan bukan, nah tidak semua material yang dipilih itu adalah material yang men-support upaya pembersihan gigi dan mulut sesuai dengan kaidah kedokteran gigi dan kesehatan secara umum," tuturnya.
Baca juga: Apakah Kondisi Skizofrenia dan Gila Itu Sama? Begini Kata Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi

Baca juga: dr. Citra Anggraeny, M. Biomed (AAM) Sebut Eksfoliasi Kulit Wajah Secara Rutin Bisa Mengobati Bopeng
"Tidak semuanya (bermanfaat). Sama dengan siwak saja, bahwa itu kan luar biasa ya manfaatnya dan terlebih itu alami sehingga relatif aman ya," ungkap Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.
Akan tetapi jika cara penggunaannya keliru, misalnya dalam penggunaan terlalu keras maka justru bisa menyebabkan resesi gingiva atau gusi termasuk terjadi abrasi pada gigi.
Di mana gigi akan tampak memanjang dan gusi akan terluka.
Apabila terjadi dalam waktu lama dan berulang, dengan berjalannya waktu gusi akan hancur.
"Mengalami proses resesi gingiva (gusi), kemudian bukan hanya gusinya. Tetapi termasuk giginya mengalami kerusakan," lanjutnya.
"Gigi mengalami kondisi terkikis atau abrasi," ulas Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati dalam tayangan Sapa Dokter (18/02/2022).
Gangguan yang terjadi pada gigi dan gusi bukan disebabkan karena siwaknya, namun disebabkan karena teknik penggunaannya yang tidak benar.
Baca juga: Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi Benarkan Jika Skizofrenia Bisa Merusak Pola Pikir Penderitanya

Baca juga: Waspada, Tidak Menjaga Pola Makan dan Kurang Minum Air Putih Bisa Memicu Terjadinya Stretch Mark
Sehingga drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati mengimbau sebelum menggunakan siwak dalam pembersihan gigi dan mulut sebaiknya mencari tahu dan memahami bagaimana cara penggunaannya dengan tepat.
"Setelah ini saya harapkan lebih paham ya, alat nya sudah benar. Caranya juga harus benar, tekniknya juga harus benar," tuturnya.
Baca juga: Kenali Penyebab Hiperhidrosis hingga Pengobatannya, Berikut Penjelasan dr. Yulia Asmarani, Sp.DV
Penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews program Sapa Dokter edisi 18 Februari 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.