Breaking News:

Kegawatdaruratan Kehamilan yang Tidak Segera Ditangani Dapat Memicu Komplikasi Seperti Berikut

Jika kegawatdaruratan kehamilan tidak segera ditangani, akan menimbulkan komplikasi dan akan berpengaruh pada kesehatan ibu dan kesehatan janinnya.

Penulis: Irma Rahmasari | Editor: Ahmad Nur Rosikin
Freepik.com
Ilustrasi seorang ibu hamil 

TRIBUNHEALTH.COM - Kegawatdaruratan kehamilan dapat terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan juga usia kehamilan lebih dari 20 minggu.

Baik pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau lebih dari 20 minggu, kegawatdaruratan kehamilan ditandai dengan adanya perdarahan pada ibu hamil.

Saat kegawatdaruratan kehamilan terjadi di usia kurang dari 20 minggu, biasanya disebabkan karena abortus inkomplit, abortus insipiens, kehamilan ektopik, dan kehamilan mola.

Baca juga: Mengenal Kegawatdaruratan Kehamilan, Dapat Terjadi pada Usia Kehamilan Kurang & Lebih dari 20 Minggu

ilustrasi kehamilan usia muda
ilustrasi kehamilan usia muda (klikdokter.com)

Sedangkan jika kegawatdaruratan kehamilan terjadi di usia kehamilan lebih dari 20 minggu, biasanya disebabkan karena adanya plasenta previa, solusio plasenta, dan naiknya tekanan darah pada ibu hamil.

Jika kegawatdaruratan kehamilan masuk pada usia lebih dari 20 minggu, gejala lain yang menyertainya adalah pusing, mata kabur, hingga terjadinya nyeri di ulu hati.

Kegawatdaruratan sendiri merupakan kondisi gawat dan darurat yang terjadi pada ibu hamil, kondisi ini harus segera diatasi, karena jika tidak segera diatasi dapat memicu berbagai komplikasi baik pada ibu ataupun janinnya.

Baca juga: Kenali Berbagai Gejala yang Dapat Terjadi Saat Ibu Hamil Mengalami Kegawatdaruratan Kehamilan

ilustrasi ibu hamil
ilustrasi ibu hamil (kompas.com)

Dilansir TribunHealth.com, dr. Nordiansyah Putra memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Lampung News Video pada 16 Juni 2022.

Menurut penuturana dr. Nordiansyah, jika kegawatdaruratan kehamilan tersebut tidak segera ditangani akan berpengaruh pada kondisi ibu dan janinnya.

Pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, kegawatdaruratan kehamilan ditandai dengan perdarahan.

Baca juga: Konsumsi Asam Folat hingga Susu untuk Promil, Bisa Mempercepat Kehamilan? Ini Kata Dokter Kandungan

Ilustrasi ibu hamil mengalami gejala kegawatdaruratan kehamilan
Ilustrasi ibu hamil mengalami gejala kegawatdaruratan kehamilan (m.tribunnews.com)

Jika perdarahan tersebut tidak segera ditangani, tentunya akan menyebabkan komplikasi pada pasiennya terutama pada ibunya berupa shock.

2 dari 3 halaman

Ketika shock tersebut tidak segera diatasi, kondisinya bisa lebih buruk seperti henti napas dan henti jantung.

"Itu risiko yang paling berbahaya yang dapat terjadi pada ibu hamil jika tidak segera ditangani."

Baca juga: Premarital Check Up Bukan Gagalkan Pernikahan, Ini Manfaat dan Waktu Tepat Lakukan Program Hamil

Ilustrasi ibu hamil yang sedang mencoba berinteraksi dengan janin
Ilustrasi ibu hamil yang sedang mencoba berinteraksi dengan janin (manado.tribunnews.com)

Pada usia lebih dari 20 minggu, kasus yang sering terjadi pada kegawatdaruratan kehamilan adalah plasenta previa, solusio plasenta, dan juga PEB atau preeklampsia berat.

Plasenta previa merupakan suatu kondisi dimana posisi letaknya plasenta salah, plasenta tidak ada diatas tetapi plasenta berada di bagian bawah sehingga menutupi jalan lahir, baik itu menutupi jalan lahir sebagian ataupun total.

Sedangkan solusio plasenta ialah suatu kondisi dimana plasenta lepas dari rahimnya sebelum waktu kelahiran dan menyebabkan perdarahan pada ibu hamil.

Baca juga: Slimming Treatment Tidak Disarankan untuk Ibu Hamil & Ibu Menyusui, Begini Ulasan dr. Meity Bachtiar

ilustrasi ibu hamil
ilustrasi ibu hamil (tribunnews.com)

"Kalau plasenta previa dilihat dulu bagaimana perdarahannya, jika perdarahannya aktif, jantung janinnya tidak stabil dan kurang kurang dari 120 atau lebih dari 160, itu pasti mengganggu kondisi dari janinnya," tutur dr. dr. Nordiansyah.

"Selain itu, jika perdarahannya aktif, pasti akan mengganggu tanda-tanda vital ibunya dan mengganggu kondisi ibunya."

"Untuk solusio plasenta itu juga termasuk kegawatdaruratan kehamilan, kalau seorang ibu hamil mengalami perdarahan aktif, nyeri perut, ini juga dapat mengganggu tanda-tanda vital, tensi bisa turun, nadi bisa turun."

"Kondisi seperti ini jika tidak segera ditangani akan mempengaruhi kondisi bayi, kondisi denyut bayi bisa tidak stabil, bisa di bawah 120 atau 160."

"Denyut bayi yang normal itu rangenya diantara 120-160."

Baca juga: dr. Maria Bagikan Tips agar Mendapatkan Kehamilan Anak Perempuan, Laki-laki, hingga Kehamilan Kembar

llustrasi ibu hamil
llustrasi ibu hamil (TribunCirebon.com)
3 dari 3 halaman

"Pada ibu hamil dengan kondisi PEB atau atau preeklampsia berat bisa menyebabkan kegawatdaruratan lebih lanjut yang dinamakan eklampsia."

Eklampsia merupakan kondisi lanjutan atau komplikasi dari preeklampsia, yaitu kondisi yang serius dimana tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kejang selama kehamilan.

"Ibu hamil dengan gejala PEB yaitu tensinya tinggi, protein positif 2, kemudian ada keluhan di ulu hati, mata kabur, kemudian saat diobservasi ibu hamil bisa mengalami kejang, itu masuk ke eklampsia."

"Itu yang terjadi jika kegawatdaruratan kehamilan tidak ditangani dan tidak diberikan terapi MgSO4," jelas dr. Nordiansyah.

Penjelasan ini disampaikan oleh dr. Nordiansyah Putra dalam tayangan YouTube Tribun Lampung News Video pada 16 Juni 2022.

Baca berita lain seputar kesehatan di sini

(Tribunhealth.com/IR)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comgigi kuningWarna gigiPenyebab gigi kuningkarang gigidrg. Nabilah AuliaBleaching Gigi
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved