TRIBUNHEALTH.COM - dr. Yanne Cholida menyebutkan jika bipolar rata-rata lebih banyak diderita oleh perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
Pasalnya perempuan memiliki stres atau emosi yang jauh lebih banyak daripada laki-laki.
Selain itu, perempuan banyak yang mengalami perubahan mood atau mood swing karena berkaitan dengan banyaknya hormon, salah satunya seperti hormon menstruasi.
Bipolar sendiri merupakan suatu gangguan mental yang berhubungan dengan adanya perubahan suasana hati yang drastis.
Perubahan suasana hati tersebut ialah dari manik berubah menjadi depresi ataupun sebaliknya dari depresi menjadi manik secara tiba-tiba.
Baca juga: Bagaimana Cara Keluarga Menghadapi Seseorang yang Menderita Bipolar? Begini Ulasan dr. Yanne

Dilansir TribunHealth.com, Praktisi Kesehatan Mental dan Titik Meridian Tubuh, dr. Yanne Cholida, ACp,CHt,CI,CET memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Jabar.
Menurut dr. Yanne, pada awal pandemi penderita bipolar meningkat cukup banyak dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Hal ini juga dipengaruhi karena banyaknya orang yang melakukan self diagnosis yang menyebut dirinya menderita bipolar.
Kendati demikian, bipolar tidak dapat diputuskan dengan self diagnosis dan diagnosis tersebut harus diputuskan oleh kedokteran jiwa.
"Jadi bipolar tidak bisa didiagnosis sendiri ya, harus tetap ada spesialisasi yang menyarankan dan memutuskan jika kita menderita bipolar," terang dr. Yanne.
"Pada awal panderita bipolar cukup meningkat, namun untuk sekarang ini sudah lebih tenang."
Baca juga: dr. Yanne Cholida Jelaskan Prosedur Hipnoterapi untuk Penderita Bipolar

dr. Yanne menuturkan, perubahan suasanaa hati yang dialami oleh penderita bipolar juga dipengaruhi oleh sugesti yang muncul pada dirinya sendiri.
Apa yang dilihat, apa yang didengar, apa yang dirasakan, semua itu dapat masuk ke pikiran bawah sadar, sehingga akan mempengaruhi suasana hati.
"Misalnya ketika kita mendengarkan sesuatu, melihat sesuatu yang menyedihkan dan kita bisa terhanyut di dalamnya," tutur dr. Yanne.
"Oleh karena itu, salah satu upaya untuk menangani bipolar ialah dengan melakukan hipnoterapi."
"Hipnoterasi dengan teknik hipnosis ini dapat mengendalikan perubahan suasana hati dari pasien hingga mengenali gejala yang muncul yang akhirnya dapat dikendalikan karena gejala yang ia alami sudah diketahui."
Baca juga: Benarkah Hipnoterapi Dapat Mengendalikan Bipolar? Begini Penjelasan dr. Yanne Cholida

Tak hanya hipnoterapi saja, memberikan sugesti yang baik pada diri sendiri ketika manik atau depresi muncul juga dapat membantu untuk mengendalikan diri.
Tentunya sugesti yang diberikan harus bersifat positif dan membangun, agar perasaan manik dan depresi tersebut dapat diterima dan diubah menjadi hal yang lebih positif.
dr. Yanne mencontohkan kata-kata sugesti yang dapat dilakukan oleh seseorang yang sedang mengalami manik dan depresi seperti, "mulai hari ini, detik ini, saya siap menjadi penderita bipolar yang koperatif yang sesuai dengan kemampuan saya."
"Mulai hari ini, detik ini saya dapat menerima perasaan sedih ini, trauma ini dengan baik dan saya dapat mengendalikan keinginan saya dengan normal dan bisa mengendalikan diri dengan baik."
"Kata-kata seperti ini harus ditanamkan dengan baik, sehingga penderita bipolar dapat menerima dirinya dan perasaan manik, depresi dapat menjadi hal yang positif," jelas dr. Yanne.
Baca juga: Kenali Gejala-gejala Bipolar Menurut Psikiater dr. Andriesti Herdaetham, SpKJ

Perita bipolar harus menerima keadaanya dan tidak boleh menghindarinya, dengan begitu pengendalian diri dapat dilakukan dengan baik.
dr. Yanne menyarankan kepada para orangtua untuk mengenalkan berbagai macam perasaan kepada anak sejak dini, seperti rasa marah, rasa sedih, rasa kesal, hingga rasa kecewa.
Diharapkan ketika anak mulai tumbuh dapat menerima perasaan yang muncul pada dirinya, terutama jika memiliki riwayat bipolar, karena bipolar berhubungan dengan suasana hati.
Penjelasan ini disampaikan oleh Praktisi Kesehatan Mental dan Titik Meridian Tubuh, dr. Yanne Cholida, ACp,CHt,CI,CET dalam tayangan YouTube Tribun Jabar pada 25 Mei 2022.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)