TRIBUNHEALTH.COM - Masalah kolesterol tidak hanya diderita oleh orang dewasa saja, melainkan juga pada anak-anak.
Pada anak-anak yang menderita kolesterol sifatnya sangat individual.
Selain itu tanda kolesterol pada anak juga tidak terlihat, berbeda halnya dengan orang dewasa.
Baca juga: Kolesterol Tinggi Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Gejalanya Termasuk Nyeri Leher dan Punggung
Maka dari itu, mungkinkah penanganan kolesterol pada anak-anak dan orang dewasa akan berbeda?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes, Indra Wijaya memberikan tanggapannya.
Berdasarkan penjelasannya, protokol terapi pada pasien yang menderita kolesterol pada setiap usia berbeda-beda.

"Ada protokol untuk anak-anak, remaja, dewasa muda, dan orangtua," ujarnya.
Sehingga tidak semua usia harus menurunkan kolesterol menjadi normal.
Lantaran tubuh juga memerlukan kolesterol. Terbukti pada otak telah terkandung 99 % lemak.
Baca juga: Meski Lemak Berperan Penting dalam Pertumbuhan, Orangtua Harus Menentukan Takaran yang Tepat
Sehubungan dengan hal tersebut, maka harus berhati-hati dalam melihat lab darah.
Karena tidak semua penderita kolesterol harus diterapi sampai normal, ada batas yang akan diketahui oleh dokter untuk memberikan obat.
"Jadi risk benefitnya ditimbang tiap usia, sembari melihat riwayat keluarga yang bisa berisiko tinggi mengalami Kolesterol.

Dokter akan mengevaluasi, terutama makanan yang dikonsumsi anak.
Sehingga tidak semua anak mendapatkan penanganan terapi.
Berbeda dengan orang dewasa yang kebanyakan menderita kolesterol tinggi diterapi.
Baca juga: Mengenal Hiperkolesterolemia Familia, Kondisi Genetik yang Picu Kolesterol Tinggi
Pada anak-anak yang menderita kolesterol tinggi dan membutuhkan terapi, penanganan pertama yang biasanya akan diberikan adalan berprinsip dengan perubahan pola hidup.
"Jadi terapinya perubahan pola hidup dulu biasanya, setelah itu dokter akan evaluasi," ucap Indra.
Jika perubahan pola hidup telah dilakukan namun dalam kurun waktu 2 hingga 3 bulan tidak ada perbaikan, maka dokter akan mempertimbangkan pemberian obat kolesterol pada sang anak.
Persentase Anak Alami Masalah Kolesterol

Jika diukur secara persentase, maka kemungkinan anak menderita kolesterol dinayatakan cukup tinggi.
Oleh karena itu dibutuhkan screening yang dapat dilakukan bersama dokter spesialis anak.
Pentingnya dilakukan screening, lantaran peningkatan kolesterol pada anak justru tidak bergejala.
Baca juga: Naik Tidaknya Kolesterol setelah Makan Berkaitan dengan Metabolisme Masing-masing Individu
Berbeda dengan orang dewasa yang bisa menunjukkan gejala peningkatan kolesterol.
Maka dalam dunia kedokteran, dibutuhkan screening khusus pada seorang anak dengan keadaan tertentu yang bisa dicurigai mengalami masalah kolesterol.
Biasanya anak-anak yang berisiko mengalami kolesterol tinggi ialah:

- Anak obesitas
- Memiliki riwayat orangtua yang menderita stroke dan jantung usia dini.
Biasanya screening ini akan dilakukan oleh dokter spesialis anak.
Baca juga: Aneurisma Otak Bisa Sebabkan Stroke, Penting untuk Turunkan Tekanan Darah Tinggi
"Jadi ada anak-anak yang diterapi, tentunya konsultasi dengan dokter spesialis anak terkait penyakit sindroma metabolik yang ditandai kolesterol tinggi dan kegemukan," papar Indra.
Sehingga dapat disimpulkan bahawa screning dan terapi pada anak untuk mengatasi permasalahan kolesterol hanya diberikan jika memang diperlukan.
Pentingnya Medical Check Up
Medical check up sangat penting dilakukan, terlebih jika memiliki riwayat kolesterol tinggi.
Lantaran banyak kejadian penderita kolesterol sudah sembuh namun merasa kolesterol naik dan kembali minum obat tanpa mengetahui kondisi kesehatan secera sepenuhnya.

Padahal yang bisa menentukan perlu tidaknya seseorang mengonsumsi obak kolesterol hanyalah dokter.
Sehingga tidak semua obat kolesterol yang telah dikonsumsi harus dilanjutkan.
"Bisa jadi cuma pegal otot doang, padahal kolesterolnya sudah normal."
"Namun malah masi mengonsumsi obat padahal sudah normal," ucap Indra.
Baca juga: Meski Sudah Konsumsi Statin, Pengidap Kolesterol Tinggi Tetap Wajib Atur Pola Makan
Maka dari itu dibutuhkan Medical check up secara berkala.
Biasanya waktu Medical check up yang dianjurkan oleh dokter adalah setiap 3 bulan.
Waspada Kolesterol Naik
Kolesterol naik seringkali dikeluhkan dengan berbagai gejala.
Namun sebenarnya adapula beberapa orang yang mengalami kenaikan kolesterol tanpa disertai dengan gejala.

Indra menyebut, kolesterol naik bisa datang sewaktu-waktu.
Bahkan bisa terjadi pada orang yang sehat alias tidak memiliki kolesterol sekalipun.
Kondisi ini dikaitakan dengan faktor makanan yang akan dikonsumsi.
Baca juga: Makanan Berlabel Rendah Lemak Bikin Cepat Kurus, Benarkah? Ini Jawaban dr. Syahidatul Wafa, Sp. PD.
"Hati memproduksi kolesterol yang dibutuhkan oleh tubuh sekitar 70 hingga 75 %."
"Sisanya, sekitar 25 % kolesterol didapat dari makanan yang dikonsumsi," jelas Indra.
Maka dari itu, penting untuk menerapkan pola hidup sehat.

Salah satunya dengan menjaga makanan rendah lemak.
Makanan yang bisa meningkatkan kolesterol adalah yang mengandung tinggi lemak.
Beberapa jenis makanan yang mengandung tinggi lemak, ialah daging dan Ice cream.
Baca juga: Tidak Hanya Junkfood, Makanan yang Mengandung Pengawet Menjadi Pemicu Terjadinya Kencing Manis
Disamping makanan, penyakit dan konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa mencetuskan peningkatan kolesterol.
Maka dari itu saat mengonsumsi obat atau menderita penyakit tertentu, perlu mendapatkan evaluasi dari dokter yang menangani.
Selain itu pula, kolesterol tinggi juga bisa dipengaruhi oleh faktor genetik.

Kolesterol tinggi bisa dialami meskipun telah menjaga pola makan dan berolahraga.
"Tentunya tidak banyak. Tetapi ada dalam data penyakit kedokteran," jelas Indra.
Tanda Kolesterol Naik
Seringkali tanda kolesterol naik paling banyak dijumpai adalah merasakan berat pada area leher atau pundak.
Namun rupanya kenaikan kolesterol juga tidak selalu menunjukkan gejala.
Baca juga: Penjelasan Mengapa Kolesterol LDL Disebut Jahat dan HDL Disebut Baik
Sehingga terkadang sulit untuk dideteksi.
Walau begitu untuk mengantisipasinya, perlu melakukan cek laboratoroium.
Usia berapa saja bisa melakukan deteksi alami penyakit kolesterol hanya dengan pemeriksaan darah melalui laboratorium.

"Kebanyakan seperti itu (berat pada area leher atau pundak) untuk pasien-pasien yang memang merasakan kolesterol tinggi dari hasil lab darahnya."
"Tetapi tidak spesifik, ada yang tidak bergejala. Satu yang kita lihat adanya keluhan berat pada leher," jelas Indra.
Beberapa gejala lain yang biasa muncul pada saat kolesterol naik ialah pusing dan mudah lelah.
Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes, Indra Wijaya dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV, (7/5/2022)
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)