TRIBUNHEALTH.COM - Apabila kawat gigi patah atau terlepas dan terdapat alat yang dimasukkan di dalam rongga mulut baik logam maupun bukan logam juga patah maka pasien wajib sesegera mungkin mengunjungi dokter gigi untuk dilakukan pemasangan kembali.
Karena jika tidak sengaja tertelan bisa membahayakan.
Jika oral hygiene atau kebersihan mulut pasien buruk, sudah tampak banyak karang, makanan menyelip dimana-mana, tidak menggunakan alat pembersih yang tepat maka bisa memengaruhi hasil dari penggunaan alat ortodonti.
Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati mengimbau agar rongga mulut dan alat ortodonti harus benar-benar bersih.
Hal ini karena jika tidak bersih maka oral hygiene pasien akan memburuk.
Bahkan kondisi ini bisa memicu kejadian karies gigi atau gigi berlubang.
Baca juga: dr. Rachmad Wishnu Hidayat, Sp.KO Berikan Contoh Aktivitas Fisik Sedang yang Setara dengan Olahraga

Hal ini disampaikan oleh Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Sapa Dokter edisi 25 Maret 2022.
Baca juga: Waspada, Tirah Baring atau Bed Rest Terlalu Lama Bisa Sebabkan Konstipasi,
Apabila pasien menggunakan bracket yang bukan jenis self ligating system, akan tetapi menggunakan karet jika tidak segera di ganti maka karet akan mengeras.
Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati mengatakan jika karet ini memiliki masa pakai.
Secara umum, karet tersebut biasanya diganti setiap satu bulan sekali.
Selain mengeras, karet tersebut bisa getas atau patah.
Tentu saja hal ini bisa memicu kejadian bracket lepas.
Termasuk kawat gigi yang digunakan juga bisa terlepas.
Tak hanya itu saja, target pencapaian yang direncanakan oleh dokter gigi spesialis ortodonti juga bisa mengalami gangguan.
Hal ini dikarenakan gigi tidak bergerak ke arah yang menjadi tujuan akibat terlepas dari kawatnya.
Biasanya beberapa pasien mengeluhkan rasa sakit saat melakukan pemeriksaan behel ataupun pengencangan karet behel.
Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati menuturkan jika umumnya rasa sakit yang dialami idealnya tidak sakit sekali.
Baca juga: Selain Alami Nyeri, Penderita Gangguan Saluran Cerna Juga Bisa Alami Konstipasi Hingga Hematochezia

Baca juga: Pitak Akibat Kecelakaan Bisa Sebabkan Kebotakan, Simak Ulasan dr. Ammarilis: Masih Bisa Diperbaiki
"Tetapi ada rasa seperti menekan, diterima saja. Apabila sangat berlebihan boleh menggunakan pereda nyeri," ujar Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.
"Tetapi ada cara lain adalah minum yang dingin, misalkan air es. Itu cara-cara untuk meredakan nyeri," sambungnya
Pasalnya rasa nyeri yang dialami berbeda-beda pada setiap pasien.
Hal ini karena berkaitan dengan nilai ambang rasa sakit setiap orang yang berbeda-beda.
Selain itu, hal ini juga tergantung dari jenis alat yang digunakan.
"Kebetulan sejauh pengalaman saya selama ini, pasien-pasien yang pernah saya rawat belum pernah ada yang mengeluhkan rasa sakit berlebihan kecuali ada yang pernah mengatakan kepada saya ada rasa menekan pada saat bangun tidur dan bisa ditoleransi oleh pasien," imbuhnya.
Baca juga: dr. Caryn Miranda Saptari Paparkan Penyebab Umum Terjadinya Double Chin

Baca juga: Mungkinkah Penyakit Alopecia Bisa Sebabkan Kebotakan secara Permanen? Begini Ulasan dr. Ammarilis
Penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Sapa Dokter edisi 25 Maret 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.