TRIBUNHEALTH.COM - Pemerintah telah memberikan akses kepada masyarakat untuk melakukan perawatan gigi dengan mudah.
Upaya ini dapat dilakukan dengan mengunjungi fasilitas kesehatan tingkat pertama (faskes 1) sesuai dengan tempat tinggal.
Namun sayangnya, tidak jarang masyarakat mengeluh akan pelayanannya yang dirasa kurang maksimal.
Baca juga: Bolehkah Lakukan Scalling saat Pasang Behel Gigi? Begini Kata drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K)
Lantas sebenarnya seperti apa pelayanan gigi di faskes 1?
Untuk mengetahuinya, simak ulasan drg. Ummi Kalsum, MH. Kes., Sp.KG.
drg Ummi Kalsum lahir di Ujung Pandang, pada 24 September 1979.
Dia menempuh pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi strata satunya di Makassar
Setelah menempuh pendidikan menengah, drg Ummi menempuh pendidikan S1 di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hassanudin (Unhas) Makassar.
Selanjutnya, dia melanjutkan Pendidikan Program Profesi Dokter Gigi di universitas yang sama.
Baca juga: Profil Ummi Kalsum, Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi RSUD Sayang Rakyat Sulawesi Selatan
drg Ummi kemudian menempuh jenjang S2 Hukum Kesehatan di Unika Soegijapranata Semarang.
Sementara program Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi berhasil ia selesaikan di Unhas.
Kini drg Ummi Kalsum juga aktif berpraktik di TJ Dent Medical Specialist, yang beralalamatkan di Jalan Dr JE Leimena Nomor 50 Makassar.
drg. Ummi pernah mengikuti beberapa seminar nasional maupun internasional, baik sebagai peserta maupun sebagai pembicara.
Baca juga: Penanganan Kasus Sterilisasi Saluran Akar Bisa Berkali-kali Tergantung Kondisi Gigi
Tanya:
Dokter seringkali saya merasa kurang maksimal ketika mendapatkan pelayanan gigi dari faskes 1, memang seperti apa pelayanan gigi di faskes 1?
Baca juga: Kenali Kasus-kasus Gigi yang Relatif Ringan dan Bisa Diatasi dengan Penggunaan Invisalign
Dea, Solo.
drg. Ummi Kalsum, MH. Kes., Sp.KG. Menjawab:
Jadi kalau di faskes 1 yang biasanya menjadi masalah karena pasien terlalu banyak.
Baca juga: Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Burning Mouth Syndrome atau Sensasi Lidah Terbakar
Sehingga tidak mungkin untuk melakukan perawatan-perawatan yang panjang di faskes 1.
Kedua, faskes 1 itu sama dokter gigi umum.
Tindakan yang bisa dilakukan oleh dokter gigi umum yang menjadi kompetensinya boleh dilakukan di faskes 1.
Tetapi kalau memang harus dilakukan di rumah sakit, dokter gigi umum akan merujuk ke rumah sakit tempat spesialisnya berada.
Jadi sebenarnya sekarang sudah enak, di rumah sakit sudah mendapatkan pelayanan dari dokter spesialis.
Baca juga: Gagal Melakukan Pemasangan Behel Gigi, Dokter Sebut Berbagai Faktor Pencetusnya
Kalaupun ada oknum yang tidak melakukan perawatan secara maksimal, tetapi saya kira dengan mengingat sumpahnya dengan dokter gigi dia akan melakukan secara maksimal.
Cuma kadang itu masalahnya di faskes milik pemerintah.
Karena sistem yang terkadang agak ribet untuk menyediakan bahan tertentu.
Baca juga: Bayi Baru Lahir yang Mengalami Tumbuh Gigi Sesegera Mungkin Harus Konsultasi dengan Dokter Gigi
Seperti ada aturan yang mengikat yang harus melalui e katalog atau sistem, sehingga terkadang membuat bahan yang dibutuhkan tidak langsung ada.
Berbeda dengan praktek swasta, jika barangnya habis tinggal langsung beli dan barang akan datang.
Jadi untuk saat ini lebih karena perbedaan kenyamanan saja.
Baca juga: Benarkah Pasta Gigi Bisa Mengobati Gigi Berlubang? Begini Jawaban drg. Zaida Dahlia Wattimena
Karena jumlah spesialis dokter gigi belum memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Sehingga masih cukup kurang, apalagi di wilayah Indonesia Timur yang sentra pendidikan spesialisnya belum terlalu banyak.
Jadi kapasitas dokter spesialis belum sebanding dengan jumlah masyarakat.
Nah satu lagi, masyarakat biasa datang ke apotek atau warung untuk membeli obat sendiri.
Merasa sudah tidak sakit, selesai, tidak dianggap masalah lagi.
Baca juga: Gerbang Utama sebelum Makanan Masuk ke Tubuh, Dokter Ungkap Pentingnya Menjaga Rongga Mulut
Padahal setelah itu harus melakukan pemeriksaan, agar dokter bisa melihat masalah apa yang terjadi pada rongga mulut.
Sehingga mengetahui apakah pasien memerlukan perawatan lebih lanjut.
Baca juga: Kenali Penyebab Nyeri Rahang Setelah Pemasangan Kawat Gigi, Begini Ulasan drg. Munawir
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)