TRIBUNHEALTH.COM – Kondisi dan warna kulit seseorang dipengaruhi oleh melanin.
Melanin merupakan pigmen warna yang terdapat di rambut, kulit, dan bagian iris mata seseorang.
Akan tetapi, tak jarang seseorang merasa kurang puas dengan warna kulit yang dimiliki dan berencana untuk mengubahnya.
Saat ini banyak sekali produk dan perawatan yang menjanjikan seseorang mendapatkan kulit putih maupun cerah.
Ini lantaran mayoritas orang Indonesia dikenal memiliki warna kulit yang cenderung kuning langsat atau sawo matang.
Bahkan sebagian orang masih berharap dan mengupayakan untuk memiliki kulit yang putih dan cerah.
Salah satu opsi yang banyak dikenal dan paling sering dijalani untuk mendapatkannya ialah dengan cara suntik putih.
Baca juga: Waspada, Dengue Mengganggu Cairan di Dalam Tubuh, Bahkan Tiba-tiba Kondisi Tubuh Memburuk

Baca juga: Pertolongan Pertama Mengatasi Efek Samping Penggunaan Headset, Simak Anjuran Dokter THT-KL
Untuk membahas mengenai kesehatan dan perawatan kecantikan, kita bisa bertanya langsung dengan dr. Satya Perdana.
dr. Satya Perdana merupakan dokter kosmetik atau estetika medis di Ms Glow Aesthetic Clinic Bogor.
dr. Satya Perdana lahir di Bekasi, 23 Juli 1986.
Ia menempuh pendidikan dokter di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2004 hingga 2009.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia menjadi dokter UGD di Klinik Candrabrata Yogyakarta dan Rumah Sakit Happyland Yogyakarta pada tahun 2009 hingga 2012.
Setelah itu, pada tahun 2012 ia menjadi estetika medis di Natasha Skin Care Bogor.
Pada tahun 2015, dr. Satya Perdana menjadi estetika medis di PSIA Melania Bogor.
Tak sampai disini, ia melanjutkan bekerja di Venus Aesthetic Clinic Kimia Farma Bogor sebagai estetika medis pada tahun 2019 hingga 2021.
Tak banyak orang tahu jika dr. Satya seringkali menjadi pembicara dan narasumber di beberapa acara.
Adapun beberapa sertifikat dan penghargaan yang diterima dr. Satya antara lain:
- Sertifikat kosmetik atau estetika medis
- Narasumber rubrik estetika di koran Radar Bogor (2016)
- Pembicara utama pada acara akbar International Women's Day di Novotel dan Ibis Style Bogor (2017)
- Berbagai sertifikat seminar kedokteran (2009-2019)
Baca juga: Hindari Pemakaian Cotton Bud untuk Membersihkan Telinga, Waspada Fungsi Pendengaran Menurun

Baca juga: Risiko jika Penderita Asam Lambung Nekat Puasa, Ahli Gizi Sebut Bisa Picu Pendarahan Saluran Cerna
Kini dr. Satya Perdana sudah menikah dan tinggal di BNR Cendana Blok 8 No. 11 Bogor.
dr. Satya juga aktif di media sosial seperti Instagram (@satyaperdanabogi) terlihat dari beberapa postingan yang dibagikannya.
dr. Satya Perdana akan menjawab pertanyaan Tribunners mengenai perawatan kecantikan sebagai berikut ini.
Pertanyaan:
Dok apa saja sih tips agar infus whitening aman dilakukan dan tidak memberikan dampak buruk?
Terima kasih.
Tari, Tinggal di Jakarta.
Dokter Kosmetik atau Estetika Medis, dr. Satya Perdana menjawab:
Untuk para pasien yang ingin melakukan infus whitening, pertama yang harus diperhatikan adalah infus whitening harus dilakukan oleh tenaga medis yang berizin dan professional yaitu klinik kecantikan yang sudah berizin dan terdapat dokter juga yang sudah berpengalaman dan professional.
Jadi pasien tidak boleh melakukan infus sembarangan.
Baca juga: drg. Anastasia: Orangtua Tidak Perlu Khawatir, Tumbuh Gigi pada Bayi Baru Lahir Jarang Terjadi

Baca juga: Tips Membersihkan Lidah, drg. Ummi Kalsum, MH.Kes., Sp.KG Anjurkan Penggunaan Sikat
Hal ini karena di masa sekarang ini banyak sekali oknum-oknum yang bukan tenaga medis, tetapi mungkin dia bisa infus atau bisa suntik dan kemudian dia menjual infus whitening tersebut kepada masyarakat.
Hal ini tentu sangat berbahaya dan berisiko.
Kedua, kepada para pasien yang ingin infus whitening jangan berekspektasi terlalu tinggi, sekali infus langsung instan putih tapi jadikanlah itu sebagai kebiasaan untuk jangka panjang kesehatan kulit dan kesehatan tubuh agar kulit tetap bagus untuk seterusnya.
Jadi harus berkesinambungan, jangan menganggap itu ketergantungan.
Akan tetapi anggap infus whitening yang rutin sebulan atau dua bulan sekali itu sebagai kebutuhan.
Baca juga: Anak-anak di Bawah Usia 18 Tahun Bisa Mudik Tanpa Tes Antigen, PCR, dan Vaksinasi Booster
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.