Breaking News:

Penggunaan Alat Bantu Dengar Terlalu Sering Bisa Menyebabkan Seseorang Mengalami Tuli

Menurut dr. Arne Laksmiasanti, Sp.THT-KL, M.Kes efek gangguan pendengaran dari penggunaan alat bantu dengar tidak bisa seketika langsung terjadi.

Pixabay
Ilustrasi penggunaan alat bantu dengar, menurut dr. Arne Laksmiasanti, Sp.THT-KL, M.Kes bisa menyebabkan seseorang tuli 

TRIBUNHEALTH.COM - Headset adalah alat pengeras suara atau speaker berukuran kecil yang dipasang di telinga.

Alat bantu dengar beragam jenisnya, mulai dari earphone, headset, headphone, hingga handsfree.

Kini banyak sekali orang yang memanfaatkan headset untuk mendengarkan musik, belajar online, hingga beberapa pekerjaan mengharuskan penggunaan headset.

Meski begitu perlu diketahui jika penggunaan headset bisa menimbulkan beberapa efek samping.

Terutama jika volume suara yang didengar terlalu keras.

Baca juga: Berikut Beberapa Kondisi Medis yang Tak Disarankan untuk Melakukan Infus Whitening

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala dan Leher, dr. Arne Laksmiasanti, Sp.THT-KL, M.Kes yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 09 April 2022.

Ilustrasi gangguan pendengaran, dr. Arne Laksmiasanti, Sp.THT-KL, M.Kes beberkan efek samping penggunaan alat bantu dengar
Ilustrasi gangguan pendengaran, dr. Arne Laksmiasanti, Sp.THT-KL, M.Kes beberkan efek samping penggunaan alat bantu dengar (kompas.com)

Jika dilakukan terus-menerus, bukan tak mungkin kebiasaan ini bisa menyebabkan gangguan pendengaran.

Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala dan Leher, dr. Arne Laksmiasanti, Sp.THT-KL, M.Kes menuturkan jika penggunaan alat bantu dengar bisa menimbulkan infeksi, kerusakkan otak hingga menyebabkan seseorang tuli.

Baca juga: Vagina Tightening Tidak Menimbulkan Rasa Sakit, dr. Irmadani Intan Pratiwi: Hanya Terasa Hangat

"Efek samping penggunaan headset dan headphone sebenarnya hampir sama," terangnya.

"Lebih ringan risikonya, tetapi tetap berisiko," ucap dr. Arne Laksmiasanti, Sp.THT-KL, M.Kes.

2 dari 4 halaman

Biasanya efek gangguan pendengaran dari penggunaan alat bantu dengar tidak bisa seketika langsung terjadi.

"Jadi efeknya mulai ada keluhan memang bertahun-tahun kemudian," ucap Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala dan Leher, dr. Arne Laksmiasanti, Sp.THT-KL, M.Kes.

"Walaupun mungkin yang sering muncul dalam penggunaan ini awalnya tidak langsung gangguan pendengaran," lanjutnya.

"Biasanya dimulai dari telinga berdenging-denging," ungkapnya.

Baca juga: Mengapa Seseorang dengan Gigi Ompong Disarankan Menggunakan Gigi Palsu? Simak Ulasan drg. Munawir

"Baik volumenya terlalu keras, kemudian digunakan sampai berjam-jam tanpa ada jeda," pungkasnya.

Efek samping penggunaan alat bantu dengar bisa sampai telinga bagian dalam.

Ilustrasi telinga berdenging akibat penggunaan headset, dr. Arne Laksmiasanti, Sp.THT-KL, M.Kes sebut bisa memengaruhi fungsi otak
Ilustrasi telinga berdenging akibat penggunaan headset, dr. Arne Laksmiasanti, Sp.THT-KL, M.Kes sebut bisa memengaruhi fungsi otak (TribunJakarta)

Secara perlahan, seseorang mulai tidak bisa mendengarkan suara secara jelas ketika suara bising.

Apabila lingkungan sekitar bising, dia menjadi kurang peka untuk mendengarkan.

"Jadi sudah mulai mengalami gangguan pendengaran," terangnya.

Baca juga: dr. Irmadani Intan Pratiwi Ungkap Cara Kerja Alat yang Digunakan Saat Treatment Vagina Tightening

"Tapi munculnya gangguan pendengaran bertahun-tahun setelah penggunaan headset," pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Penggunaan alat bantu dengar yang terlalu sering digunakan terutama apabila volume suaranya terlalu keras, bisa merusak sel-sel saraf pendengaran.

Pada saat sel saraf ini rusak, telinga akan kesulitan atau bahkan tidak bisa menghantarkan rangsang suara menuju otak.

Sehingga menyebabkan kesulitan dalam mendengarkan suara.

Tingkat kebisingan suara ditentukan dalam satuan desibel.

Suara percakapan normal secara umum memiliki tingkat kebisingan sekitar 60 desibel.

Sedangkan suara keras seperti bunyi mesin atau suara musik rock bisa mencapai sekitar 100-120 desibel.

Untuk menjaga fungsi pendengaran, disarankan untuk tidak terlalu sering mendengarkan suara bising atau nyaring.

Baca juga: Selain Wajah, Adakah Bagian Tubuh Lain yang Bisa Dilakukan Treatment Filler? Begini Ulasan Dokter

Ilustrasi penggunaan alat bantu dengar, dr. Arne Laksmiasanti, Sp.THT-KL, M.Kes imbat untuk tak sering menggunakannya
Ilustrasi penggunaan alat bantu dengar, dr. Arne Laksmiasanti, Sp.THT-KL, M.Kes imbat untuk tak sering menggunakannya (kompas.com)

Sebagai informasi, batas tingkat kebisingan yang direkomendasikan adalah 85 desibel dengan waktu penggunaan maksimal 8 jam per harinya.

Baca juga: Kenali Treatment Filler, Perawatan Kecantikan yang Memperbaiki Estetika Bentuk Wajah

Penjelasan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala dan Leher, dr. Arne Laksmiasanti, Sp.THT-KL, M.Kes dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 09 April 2022.

(Tribunhealth.com/DN)

4 dari 4 halaman

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comalat bantu dengarPendengaranGangguan pendengarantulidr. Arne Laksmiasanti Sp. THT-KL M.Kes Hariara Nabolon Kumawus Biapong
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved