TRIBUNHEALTH.COM - Keputihan adalah kondisi yang wajar dialami setiap wanita.
Tanda seorang wanita mengalami keputihan adalah keluarnya cairan lendir dari organ intim
Meski merupakan hal yang wajar terjadi, rupanya keputihan bisa jadi tanda suatu penyakit.
Baca juga: Apakah Pantyliner Baik Digunakan saat Alami Keputihan? Ini Kata Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin
Atas hal tersebut, mungkinkah keputihan juga bisa mempengaruhi seorang wanita kesulitan memiliki anak?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, dr. Rahmilasari Mujitaba, Sp.DV memberikan ulasannya.
Berdasarkan penuturannya, keputihan bisa menyebabkan infertilitas.

Hal bisa terjadi apabila mengalami masalah keputihan dan tidak segera ditangani dengan tepat.
Maka untuk mencegahnya, harus segera berkonsultasi dan melakukan pengobatan dengan dokter spesialis kulit dan kelamin.
Jangan Lakukan Pengobatan Sendiri
Jangan pernah melakukan pengobatan sendiri dengan berkonsultasi selain dengan dokter.
"Banyak orang yang mengobati keputihan sendiri dengan datang ke apotek menanyakan obat dengan dosis yang tidak tepat dan pengobatannya juga tidak tuntas," papar Rahmilasari.
Baca juga: Tak Hanya Masalah Fisik, Rendahnya Hasrat Seksual Wanita Dapat Dipicu Norma Gender dan Hal Berikut
Menurutnya, hal itu bisa menyebabkan kondisi yang berbahaya. Yaitu timbulnya komplikasi.
Komplikasi bisa diawali dengan adanya peradangan pada vagina.
Lalu berlanjut menjadi Bartolonitis, kelenjar bartolis menjadi meradang.

Selanjutnya mengarah ke atas menimbulkan nyeri panggul.
Nyeri panggul adalah kondisi yang paling parah yang pernah ditemui oleh Rahmilasari saat berpraktek.
Komplikasi bisa terjadi akibat bakteri yang terus-menerus bertambah banyak.
Baca juga: dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS Sebut jika Vagina Kering Menyebabkan Nyeri saat Berhubungan Intim
Bila daya tahan tubuh rendah, bisa mengakibatkan gangguan sistemik.
"Apalagi kalau imun kita rendah, bisa bertambah parah dan ada gangguan sistemik," ungkapnya.
Keputihan Normal
Keputihan ada yang bersifat fisiologis (normal) dan patologis (upnormal).
Keputihan jenis fisiologis sering terjadi pada kondisi tertentu.
Rahmilasari menyebit, jenis keputihan yang normal biasanya disebabkan karena:

- Perubahan hormonal
- Menjelang menstruasi
- dan stres.
Keputihan ini biasanya ditandai dengan:
Baca juga: Apakah Terdapat Obat Alami untuk Mengatasi Keputihan? Begini Ulasan dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS
- Tidak berlendir
- Jernih
- Tidak berwarna
- Tidak bau.
Keputihan Tanda Penyakit

Selain keputihan yang bersifat normal, penting juga mengenali keputihan tanda suatu penyakit.
Karena bisa jadi, keputihan adalah penyakit infeksi pada genital.
Keputihan memiliki gejala yang bervariasi, dengan beragam tipe.
Baca juga: Orang Tua Perlu Tahu Hipospadia, Kelainan Kongenital pada Laki-laki, Simak Penjelasan Dokter Berikut
Gejala bisa terlihat dari warna dan bau pada keputihan tersebut.
Berikut gejala keputihan yang disesuaikan dengan penyebabnya. Di antaranya:
1. Bakteri
Kondisi keputihan yang disebabkan oleh bakteri dinamakan dengan Bakterial vaginosis.
Bakteri ini bernama Gardnerella vaginalis.
Keputihan ini biasanya ditandai dengan:

- Bau yang amis
- Encer
- dan berwarna keabu-abuan.
2. Jamur
Keputihan yang dipicu oleh jamur disebut Kandidiasis vulvovaginal.
Keputihan ini ditandai dengan:
- Berwarna putih
Baca juga: Apakah Keputihan Menjadi Salah Satu Tanda Terjadinya Gonore pada Wanita? Simak Penjelasan Dokter
- Kental
- bergumpal
- dan gatal.
Bila penderita sering menggaruk pada area vagina ini, bisa menimbulkan iritasi dan kemerahan.
3. Parasit
Selanjutnya pada parasit, keputihan ini dinamakan dengan Trichomonas vaginalis.
Biasanya keputihan ditandai dengan:

- Berwarna kuning atau hijau
- Berbau busuk
- dan berbusa.
Bila dilihat pada leher rahim, bisa berwarna kemerahan, seperti strowberry.
Mencegah Keputihan
kondisi keputihan terjadi disebabkan oleh berbagai pemicu. Seperti:
1. Jamur

Pada keputihan yang disebabkan oleh jamur Kandidiasis pulpovaginalis, disebabkan karena kondisi yang lembap.
Lembap ini dipicu akibat kebiasaan memakai pakaian dalam yang terlalu ketat.
Baca juga: Segera Ganti Pakaian Dalam Anda jika Sudah Temui Tanda Ini, Simak dr. Rahmilasari Mujitaba, Sp.DV
Bisa juga akibat tidak segera mengganti celana dalam karena sudah basah, karena aktivitas yang berlebihan.
"Jadi harus sering diganti pakaian dalamnya," ucap Rahmilasari.
2. Kegemukan
Selain hal tersebut, keputihan bisa dipicu karena berat badan berlebih.
Pasalnya jika mengalami kegemukan, maka daerah lipatan menjadi tertutup.
Maka dari itu, penting untuk memperhatikan kondisi berat badan.

3. Bakteri
Untuk mencegah keputihan yang disebabkan oleh bakteri, maka hindari penggunaan cairan antiseptik pembersih organ intim wanita.
Tidak lupa untuk menjaga kebersihan organ intim.
Baca juga: Selain Infeksi Virus, Jamur, dan Bakteri, Lemahnya Imun dapat Memicu Munculnya Meningitis
4. Penyakit menular seksual
Selanjutnya hindari melakukan hubungan seksual yang berisiko.
Seperti sering berganti pasangan dan tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Karena perilaku seksual yang berisiko juga bisa menimbulkan gejala keputihan.
Penjelasan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dr. Rahmilasari Mujitaba, Sp.DV, dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, Jumat (14/8/2020).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)