Breaking News:

Lakukan Pemeriksaan Ini Jelang Menikah agar Tidak Alami PMS, Simak Tips Dokter Berikut

Berikut ini simak penjelasan dokter mengenai pemeriksaan yang bisa dilakukan sepasang kekasih sebelum menikah agar terhindar penyakit menular seksual

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Melia Istighfaroh
pixabay.com
Ilustrasi berkonsultasi dengan dokter-simak penjelasan dokter mengenai pemeriksaan yang bisa dilakukan sepasang kekasih sebelum menikah agar terhindar penyakit menular seksual 

TRIBUNHEALTH.COM - Menjelang menikah seseorang akan disibukkan dengan melakukan berbagai persiapan.

Beragam persiapan dilakukan agar waktu itimewa tersebut berjalan dengan baik.

Namun tahukah Anda, disamping mempersiapkan acara berjalan maksimal, juga perlu memastikan kesehatan diri dan pasangan.

Baca juga: dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS Jelaskan Risiko yang Terjadi Akibat Bergonta-ganti Pasangan Seksual

Memastikan kesehatan diri dan pasangan untuk mendeteksi dan mencegah adanya penyakit menular seksual.

Dokter Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin, Putri Anita Sari menganjurkan untuk melakukan vaksinasi HPV.

ilustrasi vaksinasi HPV
ilustrasi vaksinasi HPV (freepik.com)

Vaksin HPV adalah vaksin yang digunakan untuk melindungi tubuh dari infeksi human papillomavirus (HPV).

Disamping itu juga, perlu untuk berkonsultasi dengan dokter.

Dokter akan memberitahu berbagai pemeriksaan yang sebaiknya dilakukan.

Baca juga: Mengetahui Waktu Ovulasi Wanita, Bisa Bantu Tentukan Masa Subur bagi Pasangan yang Ingin Hamil

Dari pemeriksaan tersebut, dokter akan mengetahui kondisi tubuh secara menyeluruh.

Salah satunya dalam mendeteksi penyakit yang ada yang bisa berdampak dengan kondisi kehamilan setelah menikah.

2 dari 4 halaman

Dokter yang berkompeten dalam melakukan pemeriksaan menjelang menikah adalah dokter spesialis kandungan.

Penyakit Menular Seksual

ilustrasi penyakit menular seksual
ilustrasi penyakit menular seksual (nationalgeographic.grid.id)

Penyakit menular seksual biasa disebut juga dengan infeksi menular seksual.

Seseorang yang sudah dipastikan mengalami penyakit menular seksual harus segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Dokter biasanya akan memberikan jenis pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien.

Baca juga: Sudah Berumah Tangga tapi Pakai Sex Toys, Tak Puas dengan Pasangan? Ini Penjelasan dr. Anita Gunawan

lama pengobatan sangat bervariasi tergantung dengan penyakit menular seksual yang diderita.

Pada penyakit menular seksual Gonore, dokter biasanya hanya memberi dosis tunggal berupa obat minum.

Dengan seiring waktu, maka kondisi pasien akan berangsur membaik.

ilustrasi kencing nanah
ilustrasi kencing nanah (freepik.com)

Berbeda dengan Sifilis yang lebih membutuhkan rentang waktu pengobatan lebih lama.

Sementara pada penanganan Kutil kelamin, dokter akan memastikan kondisi pasien lebih jauh terlebih dahulu, hingga akhirnya diberikan pengobatan yang tepat.

Metode pengobatan bisa dengan cara menutulkan cairan kimia.

Baca juga: Apakah Terdapat Obat Alami untuk Mengatasi Keputihan? Begini Ulasan dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS

3 dari 4 halaman

Pengobatan ini dilakukan setiap satu minggu sekali hingga kutil pada kelamin pasien rontok.

Disamping pengobatan tersebut, dokter juga bisa memberikan penanganan melalui bedah listrik.

Penanganan melalui bedah listrik bisa membuat kutil pada kelamin hilang saat itu juga.

ilustrasi seseorang yang sedang berkonsultasi dengan dokter
ilustrasi seseorang yang sedang berkonsultasi dengan dokter (health.grid.id)

Lalu pada wanita yang mengalami Keputihan bisa diberikan dengan obat minum yang dikonsumsi kurang lebih satu minggu, maka pasien bisa sembuh.

Penanganan Berbeda

Penyakit menular seksual bisa terjadi pada siapa saja dan tidak memandang usia.

Seorang bayi baru lahir pun bisa berpotensi mengalami penyakit menular seksual.

Baca juga: Tak Hanya Masalah Fisik, Rendahnya Hasrat Seksual Wanita Dapat Dipicu Norma Gender dan Hal Berikut

Namun demikian, penangan penyakit menular seksual pada bayi dan orang dewasa tentu berbeda.

Pengobatan pada bayi lebih mengarah pada metode penyuntikan.

Ilustrasi pemberian suntikan
Ilustrasi pemberian suntikan (health.kompas.com)

Sementara pada orang dewasa, pengobatan bisa diberikan dengan cara yang lebih bervariasi.

4 dari 4 halaman

Bisa melalui pengobatan:

- Oral

- Topikal

- maupun bedah listrik.

Baca juga: Jangka Waktu Pengobatan Penyakit Menular Seksual, Simak Ulasan dr. Putri Anita Sari, Sp.KK

Berbagai metode pengobatan di atas harus disesuaikan dengan klinis pasien.

Ibu Terinfeksi Menular Seksual Harus Lahir Caesar

Agar tidak mencegah penularan, ibu hamil yang telah dipastikan mengalami penyakit menular seksual harus melahirkan dengan cara operasi caesar.

Ilustrasi operasi caesar
Ilustrasi operasi caesar (jabar.tribunnews.com)

"Jadi kalau misalnya ibu sedang hamil besar mengalami penyakit Kutil kelamin, maka pencegahannya agar nggak ketularan, maka melahirkan bayinya dengan operasi caesar."

"Jadi nggak bisa lahir melalui vagina atau lahir normal, harus operasi," ungkap Anita.

Penyakit menular seksual yang bisa menurun pada janin, di antaranya:

Baca juga: Gejala Sifilis Sekunder Bisa Berupa Ruam Kulit, Simak Bedanya dengan Gejala Sifilis Primer

- Kutil kelamin

- Sifilis

- Gonore

Penularan dapat terjadi karena melewati saluran plasenta.

Ilustrasi bayi yang berpotensi tertular penyakit menular seksual
Ilustrasi bayi yang berpotensi tertular penyakit menular seksual (health.kompas.com)

"Maka dari itu pentingnya untuk melakukan deteksi dini agar pengobatan bisa diberikan sedini mungkin," pesan Anita.

Mencegah Penyakit Menular Seksual

Kenaikan kasus pasien yang menderita penyakit menular seksual, disebabkan oleh sering berganti-ganti pasangan dan tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Untuk itu ia menghimbau kepada masyarakat untuk peduli terhadap penularan penyakit menular seksual.

Baca juga: Benarkah Penderita Hipertensi Tidak Boleh Konsumsi Pil Kontrasepsi? Simak Jawaban Dokter Berikut

Yaitu dengan setia melakukan hubungan seksual dengan 1 pasangan dan menggunakan alat kontrasepsi.

Meski begitu, ia tak menampik bahwa alat kontrasepsi tidak bisa memberikan perlindungan 100 %.

Saat ini satu-satunya alat kontrasepsi yang bisa mencegah penyakit menular seksual hanyalah kondom.

Ilustrasi kontrasepsi non hormonal
Ilustrasi kontrasepsi non hormonal (Pexels)

"Kontrasepsi itu hanya kondom, tetapi kalau IUD, pil KB, nggak bisa mencegah penyakit menular seksualnya. Melainkan hanya mencegah kehamilannya," ungkap Anita.

Kondom memilih keefektifan berkisar 98 % bisa melindungi dari penyakit menular seksual.

Sisanya yang hanya berkisar 2 % memiliki peluang untuk bisa terjadi penularan.

Baca juga: dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS: Kontrasepsi Hormonal Dapat Menghambat Ovulasi dan Turunkan Libido

Hal itu bisa dilatarbelakangi karena alat kontrasepsi ini robek dan memiliki pori-pori yang tidak rapat, hingga menyebakan kebocoran.

"Jadi meski pakai kondom tetap berisiko, tetapi paling tidak bisa mengurangi (risiko penularan)," sambungnya.

Deteksi Dini Penyakit Menular Seksual

Seseorang yang mengalami penyakit menular seksual, harus segera melakukan deteksi sejak dini.

Bila ditemukan sejumlah tanda yang mencurigai, maka dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Anita menyampaikan, bila wanita mengalami gejala keputihan maka harus segera waspada.

Ilustrasi konsultasi dokter.
Ilustrasi konsultasi dokter. (Freepik.com)

Jangan biarkan keputihan berlangsung terus-menerus.

Terlebih jika pernah memiliki riwayat berhubungan seksual.

Sementara pada laki-laki, perlu berhati-hati jika timbul keluhan pada alat kelamin. Misalnya:

- Timbul nanah

Baca juga: Termasuk Infeksi Menular Seksual, Kutil Kelamin Bisa Diatasi dengan 3 Metode Berikut Ini

- Kutil

- atau bercak merah pada alat kelamin.

"Bila sudah muncul keluhan di alat kelamin, harus segera periksa ke dokter," seru Anita.

Faktor Risiko

Penyakit menular seksual memiliki risiko tinggi pada kelompok, seperti:

- Pekerja seks komersial

- Pecandu narkotika

Ilustrasi kehidupan gay atau homoseksual
Ilustrasi kehidupan gay atau homoseksual (edukasi.kompas.com)

- Homoseksual

- dan pelancong.

Proses penularan bisa terjadi melalui mulut, anus, dan alat kelamin.

Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin, Putri Anita Sari ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video (24/7/2020)

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comPMSpenjelasan dokterkesehatan seksualPenyakit Menular Seksualvaksinasi HPV
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved