TRIBUNHEALTH.COM - Infeksi atau penyakit menular seksual bisa terjadi pada siapa saja. Tidak terkecuali pada seorang ibu hamil.
Kondisi ini kerap disebabkan karena melakukan hubungan seksual yang berisiko.
Seperti sering berganti pasangan tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
Baca juga: dr. Fita Maulina Ungkap Fakta dan Mitos Seputar Alat Kontrasepsi, Betulkah Spiral Lebih Efektif?
Ibu hamil yang terdiagnosa mengalami penyakit menular seksual memiliki risiko tinggi menularkan pada janin yang dikandung.
Dokter Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin, Putri Anita Sari menyampaikan, penyakit menular seksual yang bisa menurun pada janin.

Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, di antaranya:
- Kutil kelamin
- Sifilis
Baca juga: 4 Tahap Penyakit Sifilis, Bisa Picu Meningitis hingga Masalah Jantung pada Tahap Akhir
- Gonore
Anita menuturkan, penularan dapat terjadi karena melewati saluran plasenta.
"Maka dari itu pentingnya untuk melakukan deteksi dini agar pengobatan bisa diberikan sedini mungkin," pesan Anita.
Penanganan Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual adalah jenis penyakit yang berbahaya.
Seseorang yang sudah terdiagnosis menderita penyakit menular seksual perlu mendapatkan penanganan yang serius.
Berbagai jenis pengobatan penyakit menular seksual yang biasa diberikan, ialah:
Baca juga: Pahami Berbagai Metode Penanganan Bintitan, Mulai Pemberian Obat hingga Diperlukan Operasi
- Pengobatan oral (minum)
- Pengobatan tropikal (oles)
- atau bedah listrik.

Beragam jenis pengobatan di atas diberikan dengan menyesuaikan jenis penyakit dan tingkat keparahan yang dialami oleh pasien.
"Tergantung manifestasi klinisnya masing-masing," sambung Anita.
Mencegah Penyakit Menular Seksual
Kenaikan kasus pasien yang menderita penyakit menular seksual, disebabkan oleh sering berganti-ganti pasangan dan tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Untuk itu ia menghimbau kepada masyarakat untuk peduli terhadap penularan penyakit menular seksual.
Baca juga: Dokter Menjelaskan Penurunan Ereksi dapat Disebabkan oleh Gangguan Kesehatan pada Testis
Yaitu dengan setia melakukan hubungan seksual dengan 1 pasangan dan menggunakan alat kontrasepsi.
Meski begitu, ia tak menampik bahwa alat kontrasepsi tidak bisa memberikan perlindungan 100 %.
Saat ini satu-satunya alat kontrasepsi yang bisa mencegah penyakit menular seksual hanyalah kondom.
"Kontrasepsi itu hanya kondom, tetapi kalau IUD, pil KB, nggak bisa mencegah penyakit menular seksualnya. Melainkan hanya mencegah kehamilannya," ungkap Anita.

Kondom memilih keefektifan berkisar 98 % bisa melindungi dari penyakit menular seksual.
Sisanya yang hanya berkisar 2 % memiliki peluang untuk bisa terjadi penularan.
Hal itu bisa dilatarbelakangi karena alat kontrasepsi ini robek dan memiliki pori-pori yang tidak rapat, hingga menyebakan kebocoran.
Baca juga: Benarkah Penderita Hipertensi Tidak Boleh Konsumsi Pil Kontrasepsi? Simak Jawaban Dokter Berikut
"Jadi meski pakai kondom tetap berisiko, tetapi paling tidak bisa mengurangi (risiko penularan)," sambungnya.
Deteksi Dini Penyakit Menular Seksual
Seseorang yang mengalami penyakit menular seksual, harus segera melakukan deteksi sejak dini.
Bila ditemukan sejumlah tanda yang mencurigai, maka dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Anita menyampaikan, bila wanita mengalami gejala keputihan maka harus segera waspada.

Jangan biarkan keputihan berlangsung terus-menerus.
Terlebih jika pernah memiliki riwayat berhubungan seksual.
Sementara pada laki-laki, perlu berhati-hati jika timbul keluhan pada alat kelamin. Misalnya:
Baca juga: Termasuk Infeksi Menular Seksual, Kutil Kelamin Bisa Diatasi dengan 3 Metode Berikut Ini
- Timbul nanah
- Kutil
- atau bercak merah pada alat kelamin.
"Bila sudah muncul keluhan di alat kelamin, harus segera periksa ke dokter," seru Anita.
Faktor Risiko

Penyakit menular seksual memiliki risiko tinggi pada kelompok, seperti:
- Pekerja seks komersial
- Pecandu narkotika
Baca juga: Adakah Cara Mengenal Ciri-ciri Orang yang Ketergantungan Narkoba? Begini Ulasan dr. Elvina
- Homoseksual
- dan pelancong.
Proses penularan bisa terjadi melalui mulut, anus, dan alat kelamin.
Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin, Putri Anita Sari ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video (24/7/2020)
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)