TRIBUNHEALTH.COM - Varian 'siluman' omicron atau BA.2 dapat menyebabkan infeksi yang lebih parah daripada versi asli dari strain tersebut.
Para peneliti di Universitas Tokyo di Jepang, menemukan bahwa strain baru ini dapat menyebabkan kasus virus yang lebih parah pada hamster yang terinfeksi.
Garis keturunan ini memiliki sifat yang mirip dengan varian Delta dalam cara mempengaruhi paru-paru seseorang, dilansir TribunHealth.com dari Daily Mail.
Para peneliti percaya, hal ini membuatnya lebih berbahaya dari strain omicron asli.
Penelitian ini masih dilakukan pada hewan, dan ini adalah studi pra-cetak, yang berarti temuan tersebut belum ditinjau oleh rekan sejawat dari publikasi di jurnal medis utama.
Baca juga: Kelelahan dan Pusing Jadi Gejala Covid-19 Varian Omicron
Baca juga: Omicron Tidak Separah Delta, Masyarakat Diimbau Tetap Tenang namun Waspada

Pakar kesehatan belum menunjukkan kekhawatiran ekstrem tentang varian siluman.
Jenis ini hanya menjadi sebagian kecil dari kasus di AS, dan di negara-negara seperti Denmark dan Inggris.
Respon ilmuwan
Dr Chris Thompson, ahli mikrobiologi di Loyola University Maryland mengatakan kepada DailyMail.com bahwa kekebalan alami yang berasal dari infeksi omicron mungkin lebih lemah daripada strain lain karena variannya kurang parah.
Baca juga: Omicron Bukan Varian Terakhir Covid-19 , Pakar Ingatkan Virus Corona Bakal Terus Bermutasi
Baca juga: Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin Beberkan Upaya Pemerintah Dalam Menangani Gelombang Omicron

"(Membuat prediksi dengan) omicron itu sulit, itu menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah dan setidaknya beberapa data awal menunjukkan bahwa perlindungan itu tidak akan sekuat dan tidak akan bertahan lama," katanya.
"Jadi seseorang (yang) baru saja terkena Covid ... mereka akan dilindungi setidaknya selama beberapa bulan. Tapi kita tidak tahu berapa lama lagi.'
Dia mengatakan dia tidak yakin apakah varian siluman dapat menembus antibodi BA.1.
Namun baginya hal itu tak terlalu penting.
Yang terpenting adalah melakukan vaksinasi dan mendapatkan booster.
Baca berita lain tentang Covid-19 di sini.
(TribunHealth.com/Nur)