TRIBUNHEALTH.COM - Stunting dan obesitas adalah dua kondisi yang rawan dialami oleh seorang anak.
Kondisi stunting dan obesitas masuk sebagai kategori malnutrisi.
Masalah stunting dan obesitas masih menjadi perhatian khusus di Indonesia.
Baca juga: Benarkah Kekurangan Nutrisi Bisa Sebabkan Anak Alami Gangguan Mental? Begini Kata Adib Setiawan
Mengingat anak yang mengalami stunting dan obesitas cukup tinggi terjadi di Indonesia.
Padahal bila anak mengalami malnutrisi, maka bisa mengancam generasi muda Indonesia pada masa depan.

Karena hal tersebut, Ahli Gizi R. Radyan Yaminar, S. Gz memberikan tipsnya dalam mencegah kondisi stunting dan obesitas.
Cara tersebut bisa diterapkan oleh orangtua kepada anak-anaknya.
Baca juga: Menu MPASI Bisa Mempengaruhi Rasa Makanan yang Disukai Anak saat Besar, Ini Penjelasan Ahli Gizi
1. Gizi pra nikah
Orangtua harus memperhatikan asupan makanan dengan benar sebelum menikah.
Upaya tersebut dinamakan dengan Gizi Pra Nikah.

Jadi asupan makanan harus cukup bagi para kedua pasangan yang akan menikah.
Terutama pada ibu yang akan melahirkan anak nantinya.
Baca juga: Ahli Gizi Tegaskan Orang Sehat Tak Perlu Suplemen, Cukup Penuhi Kebutuhan Vitamin dari Makanan Alami
Pada ibu bisa dilihat dari status KEK (Kekurangan Energi Kronik).
Untuk melihatnya, bisa diukur dari lingkar lengan atas.

Baca juga: Cara Mudah Menyiasati Anak Susah Makan, Ini Tips dari Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz
Bila dibawah angka 22,5 berarti menunjukkan mengalami KEK.
Kondisi ini ditakutkan berisiko membuat anak lahir dengan berat badan rendah dibawah 2,5 Kg.
2. Memperhatikan asupan makanan janin
Pada saat mengandung janin, seorang ibu harus memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi.
Ibu harus memperhatikan penambahan berat badan pada anak.

Selain itu juga perlu memastikan Hb yang harus normal dan tekanan darah.
"Karena pada waktu kehamilan, tekanan darah, gula darah, protein urin bisa kadang-kadang meningkat."
"Namanya Hipertensi gestasional dan Diabetes gestasional," ungkap Radyan.
Baca juga: Ibu Hamil Harus Cukup Nutrisi untuk Mencegah Anak Lahir Stunting, Ini Himbauan dari Ahli Gizi
Artinya kondisi Hipertensi dan Diabetes yang terjadi pada masa kehamilan.
Bila kedua kondisi tersebut terjadi, maka dapat berpengaruh pada kondisi bayi saat dilahirkan.
3. Memberikan ASI yang Cukup

Berikutnya setelah bayi dilahirkan dan didiagnosa mengalami berat badan rendah, Ibu harus memberikan ASI terus-menerus.
"Kadang Ibu berekspetasi setelah melahirkan ASI akan keluar."
"Tetapi ternyata tidak bisa lalu berhenti. Padahal kaya gitu harus dicoba terus," imbuh Radyan.
Baca juga: Cegah Gangguan Tumbuh Kembang, Dokter Singgung Penggunaan Buku KIA dan Cara Menyusui yang Benar
Pada seorang wanita terdapat hormon Prolaktin. Hormon ini bertugas untuk memproduksi ASI.

Hormon Prolaktin dapat dirangsang berdasarkan mulutnya bayi.
"Jadi kalau masa pertama belum keluar, itu nggak masalah. Nanti dicobakan terus, jangan menyerah," pesan Radyan.
Baca juga: Masih Menyusui, Berikut Ini Tips Aman Turunkan Berat Badan setelah Melahirkan, Harus Bertahap
Kemudian setelah masa ASI eksklusif, baru memberikan MPASI (Makanan Pendamping ASI).
4. Pastikan lingkungan rumah bersih
Selain memperhatikan faktor gizi, juga penting peduli pada lingkungan rumah yang harus bersih.
Agar anak tidak mudah mengalami infeksi.

Mengingat jika anak terkena infeksi, dapat menghambat pertumbuhan sang anak.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan dari Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp. A(K).
Penjelasan R. Radyan Yaminar, S.Gz ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, Kamis (3/2/2022)
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)