TRIBUNHEALTH.COM - Pneumonia adalah suatu radang yang terjadi pada otot-otot paru.
Seseorang yang mengalami Pneumonia harus segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Melalui penanganan yang tepat dapat membuat pasien terhindar dari masa kritis yang bisa berujung pada kematian.
Baca juga: Mengapa Penderita Pneumonia Kesulitan Bernapas? Begini Penjelasan dr. Muhammad Fiarry Fikaris
Namun mungkinkah Pneumonia yang diderita masih bisa kambuh kembali?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, dr. Pad Dilangga, Sp.P memberikan penjelasannya.

Menurut penuturan Pad, pasien masih bisa terkena Pneumonia kembali.
Mengingat Pneumonia disebabkan oleh 3 faktor. Seperti:
Baca juga: Omicron Bukan Varian Terakhir Covid-19 , Pakar Ingatkan Virus Corona Bakal Terus Bermutasi
- Bakteri
- Jamur
- dan virus (Covid-19).

Jika pasien tertular kembali di antara salah satu faktor penyebab Pneumonia di atas, maka pasien masih bisa terkena.
Salah satunya seperti terinfeksi kembali Pneumonia akibat bakteri.
"Kalau dari bakteri itu bisa. Apabila dia menghirup kuman lagi atau tertular akibat daya tahan tubuh yang rendah," ucap Pad.
Baca juga: Daftar Gejala Penyakit TBC, Sebabkan Nyeri Punggung jika Bakteri Mulai Menyebar ke Tulang Belakang
Sama halnya dengan Pneumonia yang disebabkan oleh virus.
Sudah banyak pasien yang terinfeksi kembali, ditemukan di Inggris dan China.
Bahkan dari kasus yang ditemukan lebih ganas daripada kasus sebelumnya.

Namun untuk saat ini, penularan virus masih diteliti kembali.
"Masih diteliti, apakah diinfeksi oleh virus yang baru lagi atau yang mutasi, itu lain lagi," sambung Pad.
Begitu pula jika pasien terinfeksi mengalami Pneumonia akibat jamur.
Baca juga: Infeksi Jamur Bisa Berbahaya dan Sebabkan Sepsis, Ketahui Penyebabnya dari dr. Halim Perdana Kusuma
Bila demikian, maka pasien harus segera mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Proses Penularan
Rata-rata penyebab terjadinya Pneumonia ini, berasal dari saluran pernapasan.
Maka infeksi ini bisa dikarenakan oleh:
- Droplet

- Air bone
- dan secara langsung dari saluran pernapasan.
Namun bukan tidak mungkin, penularan terjadi dengan cara lain.
Baca juga: Seseorang yang Memiliki Penyakit Paru Diperbolehkan Mendaki? Simak Penjelasan dr. Eka Ginanjar
"Misalnya ketika diinfus, lalu kumannya menyerang paru-paru. Bisa saja seperti itu."
"Tetapi yang paling banyak adalah karena menghirup kuman, jamur, atau virus," papar Pad.
Gejala
Secara umum gejala yang diderita pasien hampir sama. Seperti:
- Batuk

- Panas
- Sesak napas
Baca juga: Tips dr. Sylvana Evawani, Sp.KJ untuk Atasi Kecemasan Berlebih, Atur Napas dan Lakukan Relaksasi
- Dahak berwarna
- dan lain sebagainya.
"Meski gejalanya hampir sama, untuk memastikan penyebabnya harus melalui pemeriksaan laboratorium," ujar Pad.
Cara lain juga bisa dilakukan dengan melalui:

- Rapid tes antigen (akurasi kurang dari 50 %)
- Swab antigen (akurasi sekitar 50 %)
- dan swab PCR (akurasi sekitar 90 %)
Bila sudah ditentukan hasilnya, maka terapi akan menyesuaikan dengan faktor penyebabnya.
Penanganan Pneumonia
Karena penyakit ini bisa terjadi akibat 3 faktor penyebab, maka penanganan yang akan diberikan berbeda satu sama lain.
Meskipun seringkali suatu kondisi yang memiliki gejala yang sama dapat mendapatkan penanganan yang sama.

Namun secara etiologi yang disesuaikan dengan masing-masing penyebab, penanganan yang diberikan tentu berbeda.
Bila pasien menderita Pneumonia akibat bakteri, dokter hanya memberikan antibiotik saja.
Sementara bila diakibatkan oleh virus, maka pasien akan mendapatkan pengobatan dari antivirus dan antibiotik.
Baca juga: dr. Putri Anitasari, Sp.KK Sarankan untuk Konsultasi dengan Dokter Sebelum Membeli Obat Anti Jamur
Begitu pula dengan Pneumonia akibat jamur, maka pasien pasien akan memberikan pengobatan berupa anti jamur.
Namun untuk keadaan pandemi seperti ini, diagnosa pertama kali mengenai tanda Pneumonia, harus diduga sebagai virus alias tanda Covid-19.

"Jadi kita harus waspada, ketika mendapatkan diagnosa Pneumonia maka penyebab pertama yang harus kita duga adalah Pneumonia karena virus Covid-19," tegas Pad.
Selanjutnya pasien baru mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Baca juga: 4 Tanda Khas Penyakit Saraf Kejepit yang Perlu Dikenali dari dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N
Namun jika dipastikan bahwa pasien tidak menderita Pneumonia akibat virus, maka penanganan akan disesuikan dengan penyebabnya.
"Dari hasil pemeriksaan virusnya negatif, maka tentunya kita tidak akan memberikan obat anti virus," sambung Pad.
Masa Pengobatan
Lama pengobatan pada pasien yang menderita Pneumonia akibat virus Covid-19, menunggu hingga hasil pemeriksaan pasien negatif.
Sehingga selama pengobatan, selain pasien mendapatkan obat anti virus juga perlu melakukan isolasi mandiri.
Sehingga pengobatan Penumonia akibat virus membutuhkan masa pengobatan yang lebih lama.

Bila dibandingkan dengan penyebab Pneumonia dengan jenis lainnya.
Berbeda dengan masa pengobatan pada Pneumonia akibat jamur dan bakteri yang cukup memperhatikan gejala klinisnya.
Bila seiring berjalannya waktu gejala klinis pasien membaik, maka dokter akan memberikan evaluasi.
Baca juga: dr. M. Syah Abdaly, Sp.PD Sarankan Sering Mengukur Saturasi Oksigen Saat Jalankan Isolasi Mandiri
Evaluasi akan terus diberikan sampai hasil laboratorium menyatakan kondisi pasien kembali normal.
Penjelasan dr. Pad Dilangga, Sp.P ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, (20/1/2021)
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)