TRIBUNHEALTH.COM - Ahli gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz menjelaskan risiko dari penggunaan Glutathione secara berlebihan.
Glutathione seringkali digunakan oleh masyarakat untuk dikonsumsi dalam bentuk suplemen.
Manfaat dari mengonsumsi suplemen Glutathione, adalah membuat kulit nampak lebih cerah.
Baca juga: Kandungan Lightening Bisa Membantu Mencerahkan Kulit Wajah, Simak Ulasan dr. Adniana Nareswari
Meski demikian, penggunaanya tidak boleh secara berlebihan.
Pasalnya, terdapat sejumlah risiko yang bisa terjadi, dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth.

Baca juga: Ini Jumlah Terapi Perawatan Kecantikan Tali Pusar yang Perlu Dilakukan untuk Dapatkan Hasil Maksimal
Antara lain menimbulkan:
- Mual
- Muntah
- Masalah lambung

Baca juga: Batu Empedu Bisa Picu Pembengkakan Hati, Ketahui Penyebabnya dari dr. Maulahela, Sp.PD-KGEH
- Kerusakan pada organ hati
- dan kerusakan pada organ ginjal.
Aturan Konsumsi
Berdasarkan peraturan dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) pada produk penggunaa Glurathione dapat dikonsumsi dengan batasan maksimal 360 mg/saji.
Namun untuk setiap individu, dapat digunakan mulai dari 50 hingga 600 mg.

Meskipun diperbolehkan untuk dikonsumsi, namun bukan berarti dapat dikonsumsi secara berlebihan.
Mengingat sesuai dengan prinsip dalam mengonsumsi makanan, gizi harus dikonsumsi secara seimbang.
Baca juga: Konsumsi Obat atau Suplemen dengan Dosis Berlebihan Bisa Menyebabkan Gangguan Kesehatan
"Tidak boleh terlalu sedikit dan berlebihan, walaupun memiliki efek yang baik."
"Tetapi kalau berlebihan, itu tidak menjadi baik," jelas Radyan.
Mengenal Glutahione
Glutathione adalah asam amino non esensial.
Radyan menyebut, terdapat 3 asam amino pada Glutathione.
Baca juga: dr. Maria Brigitta Jelaskan Mengenai 4 Tipe dari Rosacea, Kemerahan pada Kulit Wajah dan Gejalanya

Antara lain yaitu:
- L-Glutamic Acid
- L-Cysteine
- L-Glycine.
Baca juga: Benarkah Rekonstruksi Rahang Bisa Membuat Seseorang Lebih Cantik atau Tampan? Begini Ulasan Dokter
Asam amino di atas sebenarnya masih bisa diproduksi oleh tubuh tanpa mengonsumsi suatu suplemen.
Berbanding terbalik, jika asam amino esensial, yang tubuh memang tidak bisa meproduksinya sendiri.
Sehingga perlu mendapatkannya dari berbagai bahan makanan.
Baca juga: dr. Vonny Ovia Sebut Semua Jenis dan Kondisi Kulit Bisa Melakukan Suntik Botox
Penjelasan R. Radyan Yaminar, S.Gz ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, Kamis (13/1/2022)
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)