TRIBUNHEALTH.COM - Terlalu sedikit dan terlalu banyak tidur telah dikaitkan dengan kadar gula darah yang buruk.
Bahkan mengalami satu atau dua malam yang buruk dapat mempengaruhi kadar gula darah, dilansir TribunHealth.com dari Healthline, Selasa (18/1/2022).
Sebuah penelitian terhadap sembilan orang sehat menunjukkan bahwa tidur terlalu sedikit dapat meningkatkan resistensi insulin dan kadar gula darah.
Dalam penelitian tersebut, tidur dikategorikan sedikit ketika durasinya hanya 4 jam saja.
Selain itu, kualitas tidur sama pentingnya dengan kuantitasnya.
Sebuah penelitian menemukan tingkat tidur terdalam (NREM) menjadi yang paling penting dalam hal mengendalikan gula darah.
Selain kontrol gula darah, tidur yang cukup juga memiliki berbagai manfaat lain, dua di antaranya adalah menjaga berat badan sehat dan menjaga konsentrasi.
Turunkan berat badan
Baca juga: dr. Hasan: Penurunan Berat Badan Secara Drastis Bisa Berisiko Menyebabkan Terbentuknya Batu Empedu
Baca juga: Konsumsi Gula Berlebih Bisa Picu Kenaikan Berat Badan
Masih dilansir Healthline, mendapatkan tidur malam yang cukup ternyata bisa membantu mengontrol atau menurunkan berat badan.
Sejumlah penelitian telah mengaitkan tidur pendek dengan risiko kenaikan berat badan yang lebih besar dan indeks massa tubuh (BMI) yang lebih tinggi.
Tidur pendek di sini didefinisikan sebagai tidur kurang dari 7 jam per malam.
Misalnya saja, sebuah analisis tahun 2020 menemukan bahwa orang dewasa yang tidur kurang dari 7 jam per malam memiliki 41% peningkatan risiko terkena obesitas.
Sementara itu, tidur lebih lama justru tidak meningkatkan risiko.Efek tidur pada penambahan berat badan diyakini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk hormon dan motivasi untuk berolahraga.
Misalnya, kurang tidur meningkatkan kadar ghrelin dan menurunkan kadar leptin.
Baca juga: 3 Kebiasaan yang Bisa Turunkan Berat Badan, Termasuk Sarapan Tinggi Protein
Baca juga: 4 Manfaat Konsumsi Pisang untuk Kesehatan, Baik untuk Pencernaan dan Bantu Turunkan Berat Badan
Ghrelin adalah hormon yang membuat merasa lapar sedangkan leptin membuat kita merasa kenyang.
Ini dapat menyebabkan seseorang merasa lebih lapar dan makan berlebihan.
Hal ini didukung oleh berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa individu yang kurang tidur memiliki nafsu makan yang lebih besar dan cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori.
Terlebih lagi, untuk mengimbangi kekurangan energi, kurang tidur dapat membuat seseorang menginginkan makanan yang lebih tinggi gula dan lemak, karena kandungan kalorinya yang lebih tinggi.
Lebih buruk lagi, merasa lelah setelah tidur malam yang terlalu sedikit dapat membuat seseorang merasa tidak termotivasi untuk pergi ke gym, berjalan-jalan, atau melakukan aktivitas fisik apa pun yang disukai.
Jadi, memprioritaskan tidur dapat mendukung berat badan yang sehat.
Tingkatkan konsentrasi
Baca juga: Alami Gangguan Tidur, Dokter Jabarkan Risiko yang Terjadi pada Tubuh
Baca juga: Suhu Air yang Digunakan Mandi Bisa Pengaruhi Kualitas Tidur, Jangan Gunakan Air Panas atau Dingin
Selain menurunkan berat badan, tidur yang cukup dapat meningkatkan konsentrasi dan produktivitas.
Tidur penting untuk berbagai aspek fungsi otak.
Kognisi, konsentrasi, produktivitas, dan kinerja semuanya dipengaruhi secara negatif oleh kurang tidur.
Sebuah studi khusus tentang dokter yang terlalu banyak bekerja memberikan contoh yang baik.
Ditemukan bahwa dokter dengan gangguan tidur sedang, tinggi, dan sangat tinggi adalah 54%, 96%, dan 97% lebih mungkin untuk melaporkan kesalahan medis yang signifikan secara klinis.
Pada catatan yang sama, tidur yang cukup dapat meningkatkan kinerja akademik pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda.
Akhirnya, tidur yang baik telah terbukti meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan meningkatkan kinerja memori pada anak-anak dan orang dewasa.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)