TRIBUNHEALTH.COM - Gula merupakan makanan yang bisa berdampak buruk jika dikonsumsi berlebih.
Misalnya saja, gula bisa memicu kerusakan gigi, sebagaimana dilansir TribunHealth.com dari Medical News Today.
Gula memberi makan bakteri yang hidup di mulut.
Ketika bakteri mencerna gula, mereka menciptakan asam sebagai produk limbah.
Asam ini dapat mengikis email gigi, yang pada akhirnya menyebabkan gigi berlubang.
Orang yang sering makan makanan manis atau minuman manis, lebih mungkin mengalami kerusakan gigi, menurut Action on Sugar, bagian dari Wolfson Institute di Preventive Medicine di Inggris.
Masalah lain akibat gula berlebih

Baca juga: Durasi Menyikat Gigi yang Dianjurkan oleh Lettu Kes drg. Ari Wd Astuti
Baca juga: Sebaiknya Menggunakan Dental Floss Sebelum Menyikat Gigi, Begini Alasannya Menurut drg. Anastasia
Namun tak hanya masalah kesehatan gigi dan mulut.
Gula juga bisa menjadi penyebab kondisi lain yang lebih umum sebagai berikut.
Jerawat
Sebuah studi tahun 2018 terhadap mahasiswa di China menunjukkan bahwa mereka yang minum minuman manis tujuh kali seminggu atau lebih cenderung mengembangkan jerawat sedang atau parah.
Selain itu, sebuah studi tahun 2019 menunjukkan bahwa menurunkan konsumsi gula dapat menurunkan faktor pertumbuhan seperti insulin, androgen, dan sebum, yang semuanya dapat menyebabkan jerawat.
Kenaikan berat badan dan obesitas

Baca juga: Obesitas Menjadi Faktor Utama Tingginya Angka Diabetes pada Anak, Berikut Ulasan dr. Andi Nanis
Baca juga: dr. Tan Shot Yen Jelaskan Lingkar Pinggang Berlebih Tak Kalah Bahaya dari Obesitas
Gula dapat mempengaruhi hormon dalam tubuh yang mengontrol berat badan seseorang.
Hormon leptin memberi tahu otak bahwa seseorang sudah cukup makan.
Namun, menurut penelitian hewan tahun 2008, diet tinggi gula dapat menyebabkan resistensi leptin.
Ini mungkin berarti, bahwa seiring waktu, diet tinggi gula mencegah otak mengetahui kapan seseorang sudah cukup makan.
Namun, para peneliti belum menguji ini pada manusia.
Diabetes dan resistensi insulin
Sebuah artikel 2013 di PLOS ONE, menunjukkan bahwa kadar gula yang tinggi dalam makanan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dari waktu ke waktu.
Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal (NIDDK) menambahkan bahwa faktor risiko lain, seperti obesitas dan resistensi insulin, juga dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
Penyakit kardiovaskular

Baca juga: Tips Ahli untuk Mengatasi Stres Agar Tak Picu Serangan Jantung, Termasuk Cukup Tidur
Baca juga: Menyusui Bermanfaat Bagi Ibu, Bisa Turunkan Risiko Penyakit Jantung dan Stroke
Sebuah studi prospektif besar pada tahun 2014 menemukan bahwa orang yang mendapatkan 17–21% kalori harian mereka dari gula tambahan memiliki risiko 38% lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular (CVD) daripada mereka yang mengonsumsi 8% gula tambahan.
Bagi mereka yang mengonsumsi 21% atau lebih energi mereka dari gula tambahan, risiko CVD mereka berlipat ganda.
Tekanan darah tinggi
Dalam sebuah studi 2011, peneliti menemukan hubungan antara minuman manis dan tekanan darah tinggi, atau hipertensi.
Sebuah ulasan di Pharmacological Research menyatakan bahwa hipertensi merupakan faktor risiko CVD.
Ini mungkin berarti bahwa gula memperburuk kedua kondisi tersebut.
Kanker

Konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan peradangan, stres oksidatif, dan obesitas.
Faktor-faktor ini mempengaruhi risiko seseorang terkena kanker.
Tinjauan studi di Annual Review of Nutrition menemukan 23-200% meningkatkan risiko kanker dengan konsumsi minuman manis.
Studi lain menemukan 59% peningkatan risiko beberapa kanker pada orang yang mengonsumsi minuman manis dan membawa beban di sekitar perut mereka.
Penuaan kulit
Kelebihan gula dalam makanan mengarah pada pembentukan produk akhir glikasi lanjut (AGEs), yang berperan dalam diabetes.
Namun, mereka juga mempengaruhi pembentukan kolagen di kulit.
Menurut Skin Therapy Letter, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa jumlah AGE yang tinggi dapat menyebabkan penuaan yang terlihat lebih cepat.
Namun, para ilmuwan perlu mempelajari hal ini pada manusia secara lebih menyeluruh untuk memahami dampak gula dalam proses penuaan.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)