TRIBUNHEALTH.COM - Pitted keratolystis adalah penyakit yang timbul akibat infeksi bakteri Coryneform, Micrococcus sedentarius, Actinomyces keratolytica dan Dermatophilus congolensis.
Bakteri tersebut berada di dalam lapisan kulit paling atas dan memakan sel-sel kulit tersebut.
Munculnya lubang-lubang pada kulit tersebut karena dimakan oleh bakteri tersebut.
Bakteri penyebab Pitted keratolystis sebenarnya berada di sekitar lingkungan kita.
Beberapa faktor resiko seseorang mengalami Pitted keratolystis yakni:
- Sering telanjang kaki
- Kaki lebih sering berkeringat dan menggunakan sepatu dalam waktu lama

Baca juga: Waspada, Usia Remaja Beresiko Lebih Besar Mengalami Infeksi Menular Seksual
- Penyakit kronis, seperti penyakit gula atau penyakit lain yang membuat sistem imun rendah
- Tertular dari penderita Pitted keratolystis melalui barang yang digunakan bersama
- Seringnya beraktivitas di luar ruangan dan menggunakan sepatu yang tertutup
Penularan Pitted keratolystis bisa terjadi karena pengaruh lingkungan yang kotor.
dr. Desidera menyampaikan bahwa penyakit Pitted keratolystis lebih banyak dialami oleh laki-laki karena kemungkinan higienitas laki-laki lebih buruk dari perempuan.
Baca juga: drg. Anastasia Sebut Penambalan Gigi Dapat Memicu Kejadian Trauma Jaringan Lunak Rongga Mulut
Gejala awal seseorang mengalami infeksi bakteri tersebut adalah:
- Munculnya bau pada kaki.
Ketika bakteri mulai memakan sel-sel kulit, bakteri juga kan mengeluarkan gas sulfur yang menyebabkan bau kaki.
- Munculnya rasa gatal pada kaki
Keluhan gatal tersebut lama-kelamaan akan muncul lubang pada kaki.
Apabila lubang tersebut dibiarkan, maka lama-kelamaan lubang akan semakin banyak dan antar lubang akan menyatu sehingga menyebabkan luka yang berukuran besar.
Pitted keratolystis bisa terjadi pada telapak tangan, tetapi jauh lebih jarang.
Baca juga: 3 Kebiasaan yang Bisa Turunkan Berat Badan, Termasuk Sarapan Tinggi Protein
Lubang dari Pitted keratolystis berukuran antara 0,65mm-1mm.
Warna dari lubang Pitted keratolystis sama seperti warna kulit, tidak berwarna putih.
Jika diawal kaki tidak memiliki masalah tetapi mengalami keluhan bau dan muncul rasa selama 7 hari ataupun lebih bisa diperiksakan ke dokter utnuk mengantisipasi Pitted keratolystis.
dr. Desidera mentakan bahwa lubang pada kaki akibat Pitted keratolystis bisa dicegah dengan penanganan yang tepat.
Pengobatan pada lubang akibat Pitted keratolystis yang tergolong masih sedikit cukup dilakukan dengan pengobatan oles.
Selain pengobatan oles, perubahan gaya hidup juga harus dilakukan untuk mencegah kaki agar tidak berkeringat.
Baca juga: Konsumsi Gula Berlebih Bisa Picu Kenaikan Berat Badan
Telapak kaki juga harus sering dibersihkan agar bakteri tersebut tidak berkembang biak dengan cepat.
Disarankan untuk memilih bahan kaos kaki yang menyerap keringat seperti wol atau katun.
Ketika kaki mengalami kondisi basah akibat keringat, disrankan untuk sesegera mungkin membuka sepatu agar telapak kaki menjadi kering.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung bersama dengan dr. Desidera Husadani, Sp.DV. Kamis (18/11/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)