Breaking News:

Merawat Kulit Tak Hanya karena Ingin Cerah Saja, Tetapi Perlu Memperhatikan Kesehatan Skin Barrier

Skin barrier merupakan lapisan terluar kulit yang bekerja sebagai pelindung kulit. Kesehatan skin barrier perlu diperhatikan agar kulit tetap sehat.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ekarista Rahmawati
pixabay.com
ilustrasi skin barrier yang rusak 

TRIBUNHEALTH.COM - Skin barrier adalah lapisan kulit terluar dari tubuh.

Lapisan kulit terdiri dari dua lapis yakni, epidermis, dermis dan hipodermis.

Skin barrier terletak di permukaan kulit bagian luar yang bernama epidermis.

Perlu diketahui bahwa skin barrier bekerja sebagai pelindung kulit.

Jika skin barrier mengalami gangguan, tentunya hal-hal yang tidak diinginkan akan terjadi.

Fungsi skin barrier antaralain:

- Mempertahankan kelembaban alami yang ada pada kulit.

Sekitar 60% menampung air pada skin barrier.

ilustrasi skin barrier yang rusak
ilustrasi skin barrier yang rusak (pixabay.com)

Baca juga: Pentingnya Memahami Penularan dan Masa Inkubasi Penyakit Menular Seksual

- Melindungi kulit dari radiasi matahari seperti UVA dan UVB

- Melindungi kulit dari polusi, debu dan yang paling penting skin barrier dapat melindungi kulit dari infeksi yang berasal dari luar.

2 dari 4 halaman

Contohnya dari infeksi virus, infeksi jamur, dan infeksi bakteri.

- Melindungi dari berbagai trauma, contohnya gesekan atau goresan dari luar.

dr. Agung menyampaikan bahwa pentingnya merawat kulit bukan hanya karena ingin kulit kencang, kenyal dan cerah sampai mengabaikan kesehatan skin barrier.

Skin barrier bisa mengalami gangguan karena adanya faktor external dan faktor internal.

Baca juga: Apakah Anak dengan Hemofilia Bisa Beraktivitas Normal? Simak Penjalasan dr. Novie

Gangguan skin barrier dari faktor external yakni:

- Menggunakan skincare yang tidak cocok untuk jenis kulit dan terlalu mengeksfoliasi

- Over expose dengan radiasi matahari

Indonesia termasuk negara tropis dan cahaya matahari sangat banyak, apabila tidak menggunakan sunblock tentunya skin barrier akan mengalami kerusakan karena terik matahari.

- Penggunaan masker dalam durasi yang lama

Dikarenakan pandemi harus mematuhi protokol kesehatan, maka setiap orang wajib menggunakan masker.

Baca juga: Bagian Bibir Atas yang Tidak Rapat Bisakah Dikatakan Sumbing? Simak Penjelasan drg. Yossi

3 dari 4 halaman

Penggunaan masker yang terlalu ketat dan tidak diganti setiap 4 jam, tentunya dapat menyebabkan iritasi pada bagian wajah yang tertutup masker.

Iritasi dapat terjadi karena adanya kontak atau gesekan-gesekan yang cukup kuat.

Jika tidak menggunakan pelembab atau sunblock, maka kulit akan mudah mengalami iritasi.

- Tidak cocok menggunakan makeup

Bagi perempuan yang sering menggunakan makeup dan terlalu comedo genic ataupun alergi terhadap bahan-bahan makeup, tentunya bisa menyebabkan iritasi pada bagian wajah.

- Infeksi bakteri, infeksi virus dan infeksi jamur

Baca juga: Sariawan Merupakan Efek Samping Setelah Dilakukan Penambalan Gigi? Begini Ulasan drg. Anastasia

Terjadinya infeksi akibat virus, jamur, dan bakteri jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan ketahanan kulit mengalami kerusakan.

- Life style atau gaya hidup

Kurang mengonsumsi air putih, kurang mengonsumsi sayur dan buah dapat menyebabkan penurunan kadar pelembab alami dalam tubuh.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung bersama dengan dr. Agung Prasetya. Seorang dokter kecantikan dari Bening's Clining Lampung.. Kamis (4/2/2021)

4 dari 4 halaman

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comskin barrierKulit sehatperawatan kulitdr. Agung Prasetyo Monumen Lokomotif Teri Bajak Kerajaan Bowontehu
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved