TRIBUNHEALTH.COM - Kadar kolesterol tinggi menjadi salah satu kondisi yang perlu diwaspadai.
Tingginya kada kolesterol bisa memicu berbagai penyakit serius lain, termasuk jantung.
Namun, masih banyak mitos seputar kolesterol yang belum diketahui.
Misalnya saja anggapan bahwa semua kolesterol buruk hingga munculnya gejala tertentu sebagai tanda kolesterol tinggi.
Namun apakah itu fakta atau mitos belaka? Berikut ini rincian fakta seputar kolesterol dilansir TribunHealth.com dari Medical News Today, Senin (10/1/2022).
1. Tak semua kolesterol itu jahat

Baca juga: Berbabagi Penyebab Batu Empedu, Termasuk Kadar Kolesterol yang Terlalu Tinggi
Baca juga: Kolesterol Tinggi Bisa Sebabkan Aterosklerosis, Rawan Komplikasi Stroke hingga Serangan Jantung
Kolesterol adalah komponen penting dari membran sel.
Selain peran strukturalnya dalam membran, kolesterol juga penting dalam produksi hormon steroid, vitamin D, dan asam empedu.
Jadi, meski menjadi faktor risiko penyakit ketika kadarnya tinggi, tanpa kolesterol pun, manusia tidak bisa bertahan.
Seperti yang dijelaskan Robert Greenfield kepada Medical News Today.
Dr. Greenfield adalah seorang ahli jantung, lipidologis, dan internis bersertifikat di MemorialCare Heart & Vascular Institute di Orange Coast Medical Center di Fountain Valley, CA
“Kolesterol tidak buruk. Ini adalah pengamat yang tidak bersalah yang disalahgunakan dalam gaya hidup modern kita saat ini.”
“Tubuh kita tidak dirancang untuk hidup di lingkungan di mana makanan berlebihan, dan ketika kolesterol berlebihan, itu akan disimpan di tubuh kita. Dan pusat penyimpanan itu sering kali bisa menjadi pembuluh darah kita, dan saat itulah itu buruk bagi kita.”
LDL dan HDL

Di luar fungsi kolesterol dalam tubuh, cara pengangkutannya juga membuat perbedaan apakah itu merugikan kesehatan atau tidak.
Kolesterol dipindahkan ke seluruh tubuh oleh lipoprotein, yang merupakan zat yang terdiri dari lemak dan protein.
Transportasi ini terjadi dalam dua cara utama.
Low-density lipoprotein (LDL) membawa kolesterol dari hati ke sel, di mana ia digunakan dalam beberapa proses.
Orang terkadang menyebut kolesterol LDL "jahat", karena kadar kolesterol LDL yang tinggi dalam aliran darah meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
High-density lipoprotein (HDL) sering disebut sebagai kolesterol "baik", karena mengangkut kolesterol kembali ke hati.
Sesampai di sana, kolesterol dikeluarkan dari tubuh, sehingga mengurangi risiko kardiovaskular.
2. Masih bisa terkena kolesterol meski berat badan ideal

Baca juga: Orang yang Rutin Olahraga Tetap Bisa Terkena Kolesterol Tinggi, Ada Banyak Faktor Penyebab Lain
Baca juga: Olahraga Saja Tak Bisa Turunkan Kolesterol, dr. Tan Sebut Perlu Pengaturan Gaya Hidup Keseluruhan
“Oh, ya, kamu bisa!” menurut Dr Greenfield.
“Keseimbangan kolesterol sebenarnya adalah fungsi dari apa yang kita makan, tetapi juga genetik kita. Misalnya, seseorang dapat dilahirkan dengan kecenderungan genetik untuk tidak memproses kolesterol secara efisien.”
“Karena itu genetik,” jelasnya, “itu disebut hiperkolesterolemia familial, dan mungkin sama seperti 1 dari 200 orang. Berat badan lebih merupakan fungsi dari metabolisme bawaan Anda dan keseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang dikeluarkan.”
Penjelasan senada disampaikan Dr. Edo Paz, ahli jantung dan wakil presiden Medis di K Health.
Dr. Paz sependapat: “Bahkan jika Anda memiliki berat badan yang sehat, kolesterol Anda bisa menjadi tidak normal. Faktor lain yang mempengaruhi kolesterol Anda adalah makanan yang Anda makan, kebiasaan olahraga Anda, apakah Anda merokok, dan berapa banyak alkohol yang Anda minum."
3. Tak muncul gejala ketika memiliki kolesterol tinggi

Baca juga: Benarkah Oatmeal dan Jengkol Bisa Turunkan Kolesterol? Simak Penjelasan dr. Tan Shot Yen Berikut
Baca juga: Konsumsi Alkohol Bisa Sebabkan Penyakit Hati Berlemak dan Picu Kenaikan Kolesterol
“Dalam kebanyakan kasus, kolesterol tinggi tidak akan menimbulkan gejala," kata Dr. Edo Paz.
"Itulah mengapa dianjurkan untuk melakukan tes darah secara berkala untuk skrining kolesterol tinggi. Usia Anda memulai skrining dan frekuensi skrining ditentukan oleh faktor risiko individu Anda.”
“Satu-satunya 'gejala' kolesterol yang dapat dikaitkan adalah gejala akhir, ketika akumulasi kolesterol yang berlebihan bertanggung jawab atas kerusakan dan penyumbatan jantung dan pembuluh darah. Ini menyebabkan nyeri dada (angina), serangan jantung, atau bahkan kematian mendadak,” kata dr Greenfield.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)