Breaking News:

Belajar dari 3 Negara dengan Kasus Omicron Tinggi, Masyarakat Dihimbau Terus Terapkan Prokes

Indonesia dapat belajar dari 3 negara dengan cakupan vaksinasi dosis lengkap yang tinggi.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Melia Istighfaroh
Freepik.com
Ilustrasi menerapkan protokol kesehatan. 

TRIBUNHEALTH.COM - Dalam upaya pencegahan penularan Covid-19 terutama varian Omicron, sejatinya upaya tunggal seperti cakupan vaksinasi dosis lengkap yang tinggi tidak menjadi satu-satunya andalan.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menekankan untuk lebih memahaminya.

Indonesia dapat belajar dari 3 negara dengan cakupan vaksinasi dosis lengkap yang tinggi.

Diantaranya, Amerika Serikat (AS), Norwegia dan Korea Selatan.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 saat Hamil Akan Membuat Antibodi Bayi Sangat Tinggi, Simak Ulasan dr. Ariani Dewi

"Ketiganya merupakan 3 negara yang melaporkan Omicron ketika kasus positif dan kematiannya mengalami kenaikan yang cukup signifikan," ucap Wiku dilansir Tribunhealth.com dari situs resmi covid19.go.id.

Melihat cakupan dosis lengkapnya, di 3 negara ini melebihi 60%.

Namun nyatanya kasus positif dan kematiannya tetap dapat meningkat.

Ilustarsi vaksin Covid-19
Ilustarsi vaksin Covid-19 (kompas.com)

Seperti di AS, cakupannya mencapai 61%. Namun, tidak dibarengi pengaturan kegiatan masyarakat, mobilitas dan perjalanan antar negara yang terus meningkat.

Adanya kegiatan berkumpul di tempat umum maupun pemukiman selama periode thanksgiving dan menjelang Natal serta Tahun Baru menyebabkan penularannya meningkat.

Ditambah lagi penggunaan masker sudah tidak menjadi kewajiban sejak lama dan pengawasan protokol kesehatan lainnya juga tidak dilakukan dengan ketat.

Baca juga: Anak Memerlukan Nutrisi yang Baik Selama Pandemi, Begini Penjelasan Dr. dr. Ariani Dewi Widodo

2 dari 4 halaman

Selanjutnya, Norwegia. Negara ini satu dari sekian negara di Eropa dengan kasus Omicron yang terus meningkat tajam.

Padahal vaksin dosis lengkap di Norwegia telah mencapai 71,45%.

Nyatanya, kasus positif yang meningkat dibarengi jumlah kematian yang meningkat.

ilustrasi seseorang yang mengalami positif covid
ilustrasi seseorang yang mengalami positif covid (pixabay.com)

Penularan Omicron yang meluas di masyarakat dapat menjadi penyebabnya.

Karena di Norwegia, masifnya kegiatan pesta menjelang Natal dan Tahun Baru, kegiatan belajar-mengajar di sekolah, serta penerapan protokol kesehatan terutama penggunaan masker yang lengah.

Ditambah lagi perjalanan dari dan ke sesama negara Eropa yang tinggi tidak dibarengi dengan peraturan ketat terhadap syarat perjalanan.

Hal ini juga disebabkan letak geografis negara-negara tersebut yang berada dalam satu daratan.

Baca juga: Ini yang Terjadi jika Pengidap HIV/AIDS Terinfeksi Covid-19, Simak Ulasan dr. Binsar Martin Sinaga

Serta tingginya ketergantungan antarnegara sehingga lebih sulit untuk menerapkan kebijakan perjalanan seperti testing dan karantina.

Yang terakhir, Korea Selatan. Negara ini salah satu di Asia dengan vaksinasi dosis lengkap tertinggi yaitu mencapai lebih dari 80% populasi.

Namun tidak menghentikan masuknya varian Omicron dan kasus Covid-19 terus meningkat. Bahkan tren kematiannya juga meningkat.

Ilustrasi virus omicron
Ilustrasi virus omicron (tribunnews.com)
3 dari 4 halaman

Hal ini disebabkan karena persiapan menuju endemi yang tidak dilakukan dengan baik.

Padahal kasus di Korea Selatan sempat menurun pada Oktober dan November lalu, seiring pembukaan bertahap pada aktivitas masyarakat.

Namun, implementasi protokol kesehatan lengah pada tempat umum, sementara jam operasional bar dan restoran serta tempat umum lainnya sudah tidak dibatasi.

Baca juga: Pencipta Vaksin AstraZeneca Ingatkan Pandemi Berikutnya Lebih Menular dan Mematikan dari Covid-19

Kondisi di Indonesia cukup berbeda karena kasus masih terkendali hingga saat ini.

Kasus positif dan kasus kematian terus menurun.

Tetapi, cakupan vaksinasi dosis lengkap di Indonesia, masih terbilang cukup rendah yaitu masih 39% dari total populasi.

Karenanya, jika melihat kondisi yang cukup mengkhawatirkan di berbagai negara lainnya, Indonesia harus meningkatkan kewaspadaan dan semaksimal mungkin mencegah potensi penularan.

ilustrasi menggunakan masker untuk mencegah penularan covid-19
ilustrasi menggunakan masker untuk mencegah penularan covid-19 (freepik.com)

Terlebih Indonesia sudah ada 8 kasus Omicron dan saat ini Indonesia menerapkan kebijakan berlapis pada pelaku perjalanan internasional serta memasifkan testing dan tracing.

Jika berkaca dari 3 negara yang dijelaskan sebelumnya, tampak jelas tidak ada solusi tunggal dalam mencegah penularan Covid-19.

Walaupun jika vaksinasi tinggi namun masyarakatnya abai dalam mematuhi prokes maka tentu saja potensi penularan akan tetap meningkat.

4 dari 4 halaman

"Vaksinasi yang tinggi jika tidak dibarengi pengaturan kegiatan masyarakat tidak akan maksimal mencegah penularan," ujarnya.

Baca juga: Tak Cukup 3, Bos Pfizer Sebut Kemungkinan Perlu 4 Dosis Vaksin untuk Ciptakan Kekebalan dari Omicron

Indonesia memiliki tugas besar untuk menjaga agar kasus di tidak meningkat.

Ada 3 tantangan yang harus dihadapi yakni kasus yang sedang stabil rendah, aktivitas masyarakat yang sudah kembali normal, serta sudah masuknya varian Omicron yang diketahui lebih cepat penularannya.

Kepada Pemerintah Daerah diminta terus memonitor perkembangan kasus.

Apabila menunjukkan kenaikan segera ditindaklanjuti.

Pengawasan protokol kesehatan penting dilakukan baik di fasilitas umum hingga di tingkat pemukiman di desa atau kelurahan melalui Satgas posko.

"Kepada masyarakat yang saat ini masih berada di Indonesia dimohon menahan diri untuk tidak bepergian keluar negeri apabila tidak ada keperluan mendesak," pungkas Wiku.

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comOmicronprokesCovid-19virus coronaWiku AdisasmitoKorea Selatan Seunghan (Ex-RIIZE)
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved