TRIBUNHEALTH.COM - Ibu hamil yang menjalani vaksinasi atau tidak sengaja mengalami infeksi alami, maka akan terbentuk antibodi.
Antibodi yang ditransfer bukanlah penyakitnya, akan tetapi antibodinya yang akan tertransfer ke bayi di dalam kandungan.
Baca juga: Berikut Ini Berbagai Gejala Asam Urat, Lebih Sering Terjadi pada Laki-laki
Ada banyak kejadian ibu-ibu yang sedang hamil kemudian mengalami infeksi COVID-19 atau mendapatkan vaksinasi COVID-19 pada saat masih dalam kandungan, maka saat bayi setelah lahir dilakukan pemeriksaan di usia 1 atau 2 hari, antibodi bayi akan sangat tinggi.
Dokter menuturkan jika antibodinya bisa sekitar 1.000 atau lebih.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi, Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A (K) yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews program Dear Doctor edisi 27 Desember 2021.
Hal ini menunjukkan apabila sang ibu memiliki antibodi, maka antibodi tersebut akan sampai pada sang anak.
Dokter ingatkan jika ibu-ibu hamil tidak lupa menjaga protokol kesehatan dengan baik.
Selain menjaga kesehatan, ibu hamil juga disarankan untuk segera melakukan vaksinasi.
Baca juga: dr. Indra Wijaya Jelaskan Penyebab Gangguan Tiroid, Bisa Akibat Faktor Hormonal dan Struktural
Hal ini bertujuan agar bayi pada saat lahir sudah memiliki imunitas.
Kini vaksin COVID-19 untuk ibu hamil yang tersedia di Indonesia yakni vaksin Sinovac dan Coronavac produksi Cina, serta vaksin AstraZeneca dari Inggris.

Vaksin tersebut terbuat dari virus yang dimatikan (inactivated virus).
Sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit COVID-19.
Vaksin yang berisikan virus yang sudah dimatikan sebenarnya sudah digunakan selama lebih dari 50 tahun pada ibu hamil hingga menyusui.
Baca juga: Stunting Bisa Pengaruhi Perkembangan Otak, Simak Tips dr. Diana Suganda untuk Lakukan Deteksi Dini
Penggunaan ini tanpa menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Maka dari itu, umumnya vaksin jenis inactivated virus sebenarnya bisa dikatakan aman untuk ibu hamil hingga ibu menyusui.

Baca juga: Seseorang yang Memiliki Penyakit Paru Diperbolehkan Mendaki? Simak Penjelasan dr. Eka Ginanjar
Penjelasan Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi, Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A (K) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews program Dear Doctor edisi 27 Desember 2021.
(Tribunhealth.com/Dhianti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.