TRIBUNHEALTH.COM - Penggunaan handphone, laptop, komputer secara terus menerus dapat menimbulkan keluhan pada mata.
Dokter memperhatikan lebih dulu bukan karena handphone yang dikhawatirkan salah satunya adalah timbul minus.
Penggunaan handphone dan komputer memiliki jarak yang sudah ditentukan sehingga harus diatur minimal 40cm.
Kemudian pencahayaan ruangan harus cukup dan cahaya dalam handphone atau komputer juga harus cukup.
Cahaya tersebut tidak boleh terlalu terang atau terlalu redup.
Persatuan Ikatan Dokter Indonesia, sudah memiliki ada aturan perihal jarak di depan elektronik digital.

Baca juga: Penyebab dan Pengobatan Disfungsi Orgasme, Bisa Berupa Tindakan Medis hingga Psikoterapi
Penggunaan smartphone yang terlalu sering akan menimbulkan keluhan mata lelah.
Keluhan yang akan muncul adalah mata lelah, kumpulan atau sindrom dari penggunaan komputer dan smartphone, istilahnya ialah Computer vision syndrome.
Computer vision syndrome itulah yang akan dipantau oleh dokter.
Untuk penanganan dari computer vision syndrome ialah:
- Aturan 20 menit penggunaan smartphone atau komputer
- 20 detik mengistirahatkan mata untuk melihat jarak jauh sebanyak 20 kaki atau 6 meter
Baca juga: 3 Pilihan Perawatan Vaginismus, Edukasi Seksual hingga Terapi Fisik
Dikarenakan sering menatap layar, sebaiknya sering berkedip agar tidak timbul sindrom atau mata lelah dan mata kering.
Ada fenomena penggunaan smartphone yang memancarkan sinar biru.
Pada smartphone radiasi yang digunakan ialah elektro magnetik.
Sebenarnya paparan radiasi dari smartphone tergolong kecil sekali.
Dikatakan bahwa antiradiasi berfungsi untuk menahan atau memantulkan sinar biru agar tidak tertangkap oleh mata.
Namun saat ini, hal tersebut masih kontroversi dikarenakan paparan sinar radiasi yang sangat kecil.
Baca juga: Memahami Definisi Body Shaming dari Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak, Adib Setiawan, M.Psi.
Tujuan dari kacamata antiradiasi sebenarnya memantulkan sinar biru agar tidak silau.
Sampai saat ini dari bagian dokter mata maupun dari asosiasi perhimpunan dokter spesialis mata tidak meyarankan penggunaan antiradiasi untuk mengobati atau mencegah.
Tetapi untuk anti silau cahaya yang dipancarkan oleh smartphone atau komputer, tidak menjadi masalah.
Antiradiasi bisa mengurangi resiko terjadinya mata minus atau mata lelah akibat dari sinar biru.
dr. Rani menyampaikan bahwa antiradiasi yang beredar belum di acc oleh WHO.
Baca juga: 3 Pilihan Perawatan Vaginismus, Edukasi Seksual hingga Terapi Fisik
Penggunaan antiradiasi merefleksikan tau memantulkan cahaya biru agar tidak masuk ke mata.
Namun hal tersebut belum terbukti secara klinis bisa mengurangi mata minus.
Karena mata minus terjadi akibat bola mata yang terlalu panjang atau karena kelengkukngan selaput bening mata (kornea).
Selain itu bisa saja karena kelengkungan lensa mata, bahkan indeks bias.
Indeks bias yakni terdapat cairan pada bola mata yang bisa membuat indeks bias meningkat atau menurun.
Terjadinya indeks bias akan berpengaruh pada penglihatan pasien diabetes melitus atau kencing manis.
Ini disampaikan pada channel youTube Tribun Lampung, bersama dengan dr. Rani Himayani Sp.M. Seorang dokter spesialis mata. Rabu (22/7/2020)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)