TRIBUNHEALTH.COM - Olahraga tidak menjamin seseorang terhindar dari serangan jantung.
Umumnya serangan jantung terjadi pada usia desawa ataupun lanjut usia.
Tetapi serangan jantung juga bisa dialami oleh usia muda.
Serangan jantung yaitu gangguan jantung serius saat otot jantung tidak mendapat aliran darah.
Pada kondisi ini akan mengganggu fungsi kerja jantung dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
Serangan jantung dapat terjadi akibat terhambatnya aliran darah ke otot jantung.

Baca juga: Waspada, HIV/AIDS Penyakit Menular Seksual yang Kurang Disadari Masyarakat
Padahal jantung membutuhkan pasokan aliran darah konstan yang mengandung oksigen.
Jika jantung tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup, maka otot-otot jantung mengalami kerusakan.
Gangguan aliran darah menuju ke jantung dapat merusak atau menghancurkan otot jantung.
Tidak hanya itu saja, bahkan bisa berakibat fatal, penyakit jantung dapat disebabkan oleh multi faktorial.
Serangan jantung yang dialami, bisa berhubungan dengan olahraga dan bisa saja tidak berhubungan dengan olahraga.
Berbicara diluar dari faktor olahraga, dilihat dari pola hidup seseorang.
Baca juga: Wajarkah Ketika Menstruasi Merasakan Nyeri pada Punggung? Berikut Ulasan Dokter
Pola hidup yang akan diawasi mulai dari pola makan gizi seimbang, pola istirahat apakah tidur dengan cukup.
Karena kurang tidur menjadi faktor resiko masalah jantung.
Selain itu dilihat apakah perokok dan konsumsi alkohol, dan sebagainya.
Bahkan termasuk juga dikarenakan faktor genetik,
Ada seseorang yang tidak menjalankan pola hidup tidak sehat, dan cukup istirahat tetapi memiliki faktor genetik, dimana jantung memiliki kelainan.
Dari faktor olah raga sendiri tentu harus dilihat terlebih dahulu, apakah memang benar olah raga yang dilakukan sudah sesuai dengan badan.
Baca juga: drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Sebut Jika Harga Invisalign Jauh Lebih Mahal Dibanding Kawat Gigi
Jangan sampai olahraga yang dilakukan terlalu berat atau tidak sesuai dengan kondisi tubuh karena akan berbahaya.
Untuk orang-orang dengan kondisi medis tertentu, perlu dilakukan monitoring ketat.
Dinilai dari orang tersebut apakah memiliki batasan, yang memang jika melewati batasan tersebut akan membuat sebuah koalisi yang berbahaya.
Artinya harus melakukan serangkain tes terlebih dahulu seperti medical check lab untuk mengetahui batasan kemampuan saat berolahraga.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV, bersama dengan dr. Andhika Raspati, Sp.KO. Seorang dokter spesialis kedokteran olahraga. Kamis (20/2/2020)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)